Part 5

204 16 0
                                    

Alarm berbunyi nyaring tepat ketika Dokyeom menarik selimutnya lebih tinggi. Sekuat tenaga ia memejamkan matanya kembali, meneruskan tidurnya. Tidak dipedulikannya alarm yang terus berbunyi nyaring di nakas tempat tidurnya. Baru ketika ia mendengar suara ketukan pintu, ia bergerak sedikit tetapi masih berada dalam lindungan selimut. Suara ketukan itu makin keras. Dokyeom mengerang. Mengapa banyak sekali yang menganggu tidurnya?

“Lee Dokyeom!” Samar-samar Dokyeom mendengar seseorang memanggil namanya. Dengan mata masih terpejam, Dokyeom bergumam menjawab seruan itu.

“Dokyeom-ah! Buka pintunya atau aku akan menggores mobil mulusmu itu dengan uang logam!”

Mata Dokyeom langsung terbuka. Uh oh, it’s not a good sign. Dokyeom segara bangkit dari tempat tidurnya dan dengan terhuyung ia berjalan ke arah pintu. Ketika pintu itu terbuka, Dokyeom mendapati sepupunya, Lee Jieun, berdiri di sana dengan mata menyipit galak.

Noona, ada apa denganmu? Mengapa kau kesini sepagi ini?” tanya Dokyeom sambil menggaruk matanya, berusaha menghilangkan kantuk yang masih tersisa.

“Kau tidak tahu aku sudah mengetuk pintumu berkali-kali?!” bentak Jieun. Melihat ekspresi Dokyeom yang kebingungan, Jieun tahu pria itu benar-benar tidak mendengarnya.

Memutuskan untuk menyimpan omelannya untuk nanti, Jieun mengembuskan napas panjang. “Tolong temani Donghwa untuk dua hari ini. Aku dan Seojun oppa ada acara penting di Incheon dan aku tidak bisa membawanya.”

Mendengar nama keponakannya disebut, Dokyeom menurunkan pandangannya. Donghwa melambai ke arahnya, senyum cerianya terkembang sempurna. Kantuk Dokyeom seketika hilang melihat wajah manis keponakannya.

“Donghwa-ya!” Dokyeom membuka kedua lengannya. Tampa ragu, Donghwa langsung melompat dalam pelukannya sambil berseru riang. “Samchon!”

Dokyeom tertawa melihat antusiasme keponakannya itu. Pantas saja, mereka sudah lama tidak bertemu. Dokyeom selalu saja terlalu sibuk untuk menyempatkan diri mampir ke rumah sepupunya.

“Donghwa-ya, eomma pergi dulu, oke? Jadilah anak baik bersama samchon,” pesan Jieun sambil mengusap lembut kepala Donghwa. Donghwa mengiyakan dengan semangat, membuat Dokyeom tertawa sekali lagi.

Setelah mandi, Dokyeom menghampiri Donghwa yang sedang menonton televisi. Anak itu begitu terpaku pada apa yang ditontonnya sampai tidak sadar bahwa pamannya sudah rapi dan duduk di sebelahnya.

“Donghwa-ya,” kata Dokyeom akhirnya, melingkarkan tangannya pada bahu Donghwa. “Apa yang akan kita lakukan hari ini?”

Donghwa tampak berpikir keras. Ia terlihat begitu menggemaskan dengan bibir mengerucut dan satu jari di dagunya. Setelah berpikir keras cukup lama, Donghwa langsung menatap pamannya penuh harap. “Aku ingin ke akuarium. Setelah itu, aku ingin bermain di Lotte World!”

Dokyeom mengerutkan kening. Bagaimana mereka bisa menghabiskan satu hari ini di dua tempat itu? Dokyeom mau saja menghabiskan harinya bersama Donghwa, tetapi anak yang belum genap berusia 5 tahun itu kadang masih merepotkan. Dokyeom jelas tidak tahu bagaimana cara menyuapinya makan. Selama ini ia hanya menemani Jieun, tidak pernah benar-benar mengurus Donghwa sendiri. Sepertinya ia butuh bantuan.

Dihubunginya satu-persatu sahabatnya. Namun, tidak ada satupun dari mereka yang bisa membantunya. Yugyeom sedang dalam perjalanan bisnis ke Thailand, Mingyu dan Wonwoo masing-masing sedang menghabiskan akhir minggu dengan keluarganya. Dokyeom cukup pintar untuk tidak meminta tolong Jeonghan. Bisa-bisa ia seperti mengurus dua balita jika ia harus mengajak Jeonghan.

Since I Found You [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang