Part 4

187 19 0
                                    

“Ah, andai saja bisa setiap hari begini.”

Miyeon meregangkan tangannya sambil berjalan keluar lift menuju apartemennya. Tidak seperti biasanya, hari ini ia bisa benar-benar keluar kantor pukul 5 sore. Setelah seminggu sibuk di kantor hingga larut, tidak ada yang lebih menyenangkan selain menghabiskan malam di rumah, menonton drama, dan bukannya duduk di belakang meja untuk memeriksa manuscript.

Heels hitam Miyeon menimbulkan suara yang cukup nyaring di koridor yang sepi. Semakin mendekati pintu apartemennya, langkahnya makin cepat. Ia sudah tidak sabar untuk melemparkan diri ke atas ranjang.

Namun, kakinya langsung terhenti begitu matanya menangkap keberadaan sosok yang sangat familiar baginya tepat di depan pintu. Jantung Miyeon seakan-akan berhenti berdetak. Matanya melebar kaget. Tanpa sadar, genggaman tangannya pada tali tasnya menguat.

Berdiri di depan pintu apartemennya dengan tangan tersembunyi di saku celana, Joshua menegakkan tubuhnya begitu dilihatnya Miyeon berhenti hanya beberapa meter di depannya. Ia bisa melihat bagaimana wanita itu menegang. Mata mereka bertemu dan Joshua dapat melihat dengan jelas berbagai emosi yang berkecamuk di sana. Kemarahan, kesedihan, dan luka yang dalam. Luka yang disebabkan olehnya.

“Cho Miyeon,” tanpa sadar, bibir Joshua melantunkan namanya dengan lirih, nyaris seperti bisikan.

Miyeon menggigit bibir bawahnya, berusaha sekuat tenaga agar air matanya tidak jatuh. Saat ia mendengar namanya terucap oleh bibir itu, yang ingin ia lakukan hanyalah berlari ke arah Joshua dan memeluknya erat, merasakan kehangatan yang hanya bisa diberikan oleh Joshua. Namun ia tidak akan melakukannya. Tidak setelah lebih dari 2 bulan berusaha mati-matian melenyapkan Joshua Hong dari ingatannya. Usahanya tidak akan hancur dalam sekejap hanya karena satu kata, Miyeon meyakinkan diri sendiri.

Setelah menenangkan diri, Miyeon menatap Joshua dengan pandangan yang ia harap cukup mengintimidasi. Ia harus terlihat kuat.

Wanita itu berusaha keras untuk terlihat kuat namun tampak seperti ia juga akan hancur dan rapuh saat itu juga. Joshua memandang Miyeon sedih. Rasa bersalah kembali menyergapnya.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Miyeon dingin.

Masih memandang Miyeon, hati Joshua kembali mencelos ketika ia melihat betapa terlihat kurus Miyeon sekarang. Miyeon memang dari dulu bukan tipe wanita yang mudah menaikkan berat badan, tetapi ia tidak pernah sekurus ini sebelumnya. Walaupun Miyeon masih terlihat menakjubkan seperti biasa, bagi Joshua.

“Berapa kali kau makan dalam sehari, Miyeon-ah?” bukannya menjawab pertanyaan Miyeon, Joshua malah balik bertanya.

Rahang Miyeon mengeras mendengar pertanyaan Jeonghan. Ingin sekali ia berteriak tepat di depan wajah pria yang pernah menjadi tunangannya itu. Jangan berpura-pura peduli padaku kalau pada akhirnya kau tetap meninggalkanku! batin Miyeon berteriak kesakitan.

“Bukan urusanmu. Kutanya sekali lagi, ada urusan apa kau ke sini?”

Tahu bahwa ia harus segera menyampaikan maksud kedatangannya sebelum Miyeon mengusirnya, Joshua menghela napas panjang. “Aku ingin menjelaskan semuanya.”

Here we go. “Apa lagi yang perlu kau jelaskan? Kurasa semuanya sudah jelas. Kau tidak mencintaiku lagi dan pernikahan kita batal.”

Since I Found You [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang