“Song Yuqi, tolong beritahu pihak acara Victoria’s Late Night Show bahwa Kim Taeyeon bersedia hadir di acara itu. Tolong ingatkan pihak acara untuk tidak mengulur-ulur waktu karena jadwal Kim Taeyeon sangat padat.”
“Baik,” wanita bernama Song Yuqi itu hanya mengangguk ketika Miyeon mampir ke kubikelnya dan memberi instruksi secepat kilat layaknya kereta shinkansen. Miyeon mengangguk puas, lalu dengan langkah tergesa menghampiri kubikel anak buahnya yang lain.
“Boo Seungkwan,” sapa Miyeon pada seorang pria yang tengah mengunyah croissant dengan lahap sambil menatap layar komputernya dengan serius. Yang dipanggil menoleh dan mengerutkan kening ketika Miyeon menatapnya gusar.
“Sampai kapan Park Sooyoung akan kabur dari deadline? Kita sudah menjanjikan pada publik bahwa kelanjutan novelnya akan terbit bulan depan. Apakah dia kira kita bisa menyelesaiakan semua persiapan penerbitan hanya dalam waktu satu bulan? Kejar dia, kau editornya. Jangan menemuiku jika kau belum membawakan naskah lanjutan My Sister’s Wedding.” Miyeon meletakkan kedua tangan di pinggang, menatap pria bernama Boo Seungkwan dengan galak. Beginilah rasanya bekerja sebagai editor. Hampir setiap hari dilanda kegusaran ketika si penulis melenceng dari deadline dan memilih 'kabur'.
Seungkwan berdiri dan membungkukkan badan. “Aku akan meneleponnya.”
“Good.”
Stiletto hitam dengan heels setinggi sembilan senti milik Miyeon mengetuk-ngetuk lantai dengan heboh ketika sang pemiliknya berjalan tergesa mengitari kantor untuk memastikan segala sesuatunya sempurna. Ia seperti diburu waktu, sampai tidak sempat mengucapkan terima kasih setelah memberi instruksi pada anak buahnya seperti biasa. Miyeon melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya dan mengerang. Seharusnya ia sudah dalam perjalanan menuju bandara sekarang. Namun apa daya, sepertinya semesta belum mengizinkannya. Meeting mendadak dengan pemimpin redaksi, revisi buku baru yang memakan waktu hampir dua jam, belum lagi pekerjaan-pekerjaan anak buahnya yang harus ia periksa yang entah mengapa jumlahnya menjadi dua kali lipat lebih banyak dari biasanya.
“Apakah pesawat Korea Utara baru saja menjatuhkan bom? Kenapa grasak-grusuk sekali?” Jungkook tiba-tiba sudah berada di sisinya, menyamai langkahnya.
Miyeon memutar bola matanya, tidak berniat untuk meladeni rekan kerjanya yang satu itu. “Tidak lucu, Jeon Jungkook,” katanya sinis.
Jungkook hanya tertawa. Ia lalu menyerahkan ponsel Miyeon yang tidak sengaja tertinggal di ruang kerjanya. “Jisoo noona baru saja menelepon. Kedengarannya penting.”
Miyeon tersenyum tipis. Ia mengucapkan terima kasih sekilas sebelum melesat menuju lift. Belum sempat ia menelepon balik pada Jisoo, kakaknya itu sudah lebih dulu meneleponnya.
“Eonnie, aku sedang terburu-buru, bisakah kau meneleponku lagi nanti?”
Miyeon bisa membayangkan kakaknya sedang mengerutkan dahi di seberang sana. “Jangan bilang… Kau masih di kantor?” Jisoo nyaris memekik di kalimat terakhir, membuat Miyeon harus menjauhkan ponsel dari telinganya.
“Ya, apapun yang ingin kau katakan padaku, katakan saja nanti.”
“Tidak, tidak! Aku harus mengatakan padamu sekarang!” cegah Jisoo cepat sebelum Miyeon memutuskan sambungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Since I Found You [✔]
FanficTitle: Since I Found You Main Cast: Lee Seokmin/Dokyeom as Lee Dokyeom Cho Miyeon as Cho Miyeon Supporting Cast: Kim Jisoo as Cho Jisoo Tzuyu as Cho Tzuyu Park Jinyoung as Park Jinyoung Kim Mingyu as Kim Mingyu Yoon Jeonghan as Yoon Jeonghan Jeon W...