Sebuah Alasan

5.4K 653 52
                                    

Seulgi POV

Lagu di telingaku mengalun cukup kencang. The Boys dari grup legendaris SNSD. Rindu ini memuncak, kapan ya tante-tante luar biasa itu comeback? Aku ingin bersorak ketika menonton comeback stage mereka.

Ketika asyik mengetukan jari mengikuti irama, punggungku disentuh orang. Aku melirik jemarinya yang lembut. Original visual, bahkan hingga jarinya saja cantik. Aku tak habis pikir kenapa dia tercipta sebagai manusia.

"Seul, aku pengen jalan-jalan nih. Rasanya bosen banget belajar buat SBMPTN terus," rengeknya sambil memasang raut cemberut.

Irene menutup bukunya lalu mengemasi alat tulisnya dalam tas kecil. Aku tertawa melihat wajah frustasinya, rambutnya acak-acakan karena berkali-kali diremas ketika tak kunjung menemukan jawaban. Lucu banget pacar, eh maksudnya (calon) pacarku.

"Mau kemana?"

"Kamu dong gantian mikir. Otakku udah penuh banget nih sama materi, nggak bisa mikir lainnya lagi," racaunya tak jelas.

"Sama dong. Otakku juga udah penuh banget nih sama kamu, nggak bisa mikir lain," balasku yang dihadiahi pukulan bahu oleh Irene.

"Serius ih Seul, kamu ya gombal terus. Ada yang Rayu tapi bukan Marion Jola."

"Dasar Kahitna!"

"Ih kok Kahitna sih?"

"Cantik."

Irene tertawa lepas, dia memang receh banget anaknya. Padahal gurauan itu 1/10 alias tak ada lucu-lucunya. Mungkin efek mabuk belajar, Irene jadi seperti ini.

Irene akhirnya setuju ketika kuajak ke klub dance tempatku biasa berlatih. Awalnya tentu saja dia 'sedikit cemburu'. Dia menudingku ingin bertemu Sunmi atau Krystal. Mantan-mantanku memang anak dance semua, jadi ya sepertinya tempat latihan adalah tempat yang semestinya tidak kudatangi. Namun setelah kuiming-imingi untuk melatihnya, dia luluh juga. Padahal kan menghafal gerakan merupakan aktivitas berpikir ya? Mau saja otaknya tambah pekerjaan.

Tempat ini tidak terlalu luas. Sore ini cukup lengang, hanya ada empat orang berlatih dan satu sedang bermain ponsel di ujung ruang. Moonbyul salah satu diantara semua orang itu. Aku menyapa mereka, Yoaa, Ryujin, Yuna dan Chungha. Sepertinya mereka akan ikut kompetisi dance cover, karena mereka top member disini.

"Akhirnya kelihatan juga kakak Seulgi yang tampan. Lihat tuh, ganti lagi ceweknya!" Ryujin tertawa membalas sapaanku. Raut Irene berubah masam, aku segera menjitak kepala Ryujin asal.

"Sembarangan aja kamu tuh. Emangnya aku Moonbyul, ceweknya banyak."

"Lempar batu sembunyi tangan. Mana ada Moonbyul banyak cewek? Oh iya, selamat datang di ruangan kecil kami ya Rene." Moonbyul tersenyum tengil.

"Ini memang sepi gini ya?"

"Biasanya agak rame, tapi ya satu jam lagi. Ini mereka latihan buat kompetisi, makanya rajin banget."

"Nanti ada Sunmi?" Irene bertanya lagi.

"Adaa, dia rajin juga. Kalau Krystal biasanya datang kalau bareng sama Seulgi aja."

Sialan. Mata Irene menyalak melihatku. Ketahuan deh, aku sering kesini bareng Krystal.

"Iya tapi dulu banget ya Byul ya? Waktu aku masih pacaran sama dia," timpalku sambil mengode Moonbyul untuk tidak membuka mulut lagi.

"Awas aja kalau kamu bohong!"

Irene POV

Satu dua gerakan diajarkan Seulgi padaku. Beberapa kali diulang, lalu Seulgi membenarkan postur badanku. Astaga, kenapa jantungku makin berdegup ketika dia menyentuh disana sini?

BreathtakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang