Bab 2

13 7 1
                                    

Kita memanglah benar saling menjauh. Kita memanglah benar tak saling tegur sapa. Namun, tidak lah benar bila kita tidak pernah saling mengenal.
Kita hanya butuh waktu.
~ Dario Majarta ~
_____________________________________

Setelah acara perpisahan usai, ada 251 surat yang aku terima. Saangaattt banyak. Tapi aku menerapkan prinsip bebas pilih. Yaitu prinsip pengambilan 12 Surat secara acak. Kenapa aku ambil 12 surat? Itu karena aku menyukai angka 12. Ntah kenapa, hanya suka aja.

Dari surat pertama sampai surat ke 11, rata-rata berisi pernyataan cintanya dan pernyataan ingin memiliki pacar sepertiku. Aku hanya membacanya sembari tersenyum. Mereka sangatlah lucu.

Ketika aku ingin menarik surat ke 12, dengan sambil mengadukkan-adukkan surat, aku tak sengaja menatap surat segitiga yang berada diantara kertas dan kertas. Dan anehnya lagi warnanya berbeda. Dengan rasa penasaran, ya sudah aku ambil.

Hei kak Rio.
Selamat ya atas kelulusannya.
Aku sangat bangga kakak bisa lulus dengan predikat yang sangat ingin kukejar.
Terima kasih ya kak atas ilmunya.
Saya yakin kakak pasti kenal aku.
Kakak yang sering menyuguhkanku pelajaran tentang alam semesta, galaxy, dan matahari dikala hari sabtu tiba.
Aku kagum dengan kakak.
Aku ingin seperti kak Rio yang memiliki kepintaran yang bisa di bilang luar biasa.

Kak aku mau kasih sesuatu. Tapi nanti ya saat kita ketemu lagi.
Aku tak tau kapan waktu itu akan menghampiri.
Oh iya kak, aku sayang kak. Sayang aja kok, belum cinta. Hhee.
Tapi, pria seperti kak Rio apakah bisa aku miliki?Hmm Cukup meragukan ya. :D

Udah. Sampai di sini aja ya kak.
Takut kakak tak sanggup membacanya.
Semoga kakak makin sukses ya.
Kakak tunggu aku.
Kalau mampu :).

Salam Alhena Edee.
.
.
.

Itulah surat yang terselip di buku yang tertutup oleh tasku 3 tahun yang lalu. Amplop itu berwarna pink muda dengan fotoku yang tertempel di atasnya, ntah dari mana foto itu di dapatnya. Yang aku perhatikan foto itu sepertinya diambil saat aku bermain basket. Lalu di sebelah foto tersebut dipasang inisial huruf " A " dan sebelumnya dikasih emoticon love. Hemm terlihat aneh memang.

Karena keanehan ini aku penasaran dan berakhir dengan membukanya.
Dan hingga saat ini aku masih mengingat nama itu. Alhena Edee orang yang pernah kukenali tetapi tidak dengan mendekatinya.

-----------------------------------------------------------
" Kemarin, di depan temannya aku menembak Alhena Edee. Uuhh sensasinya........"

Alhena Edee? Apakah ia orang yang mengirimkan surat kepadaku? Apa dia ada di universitas ini? Mengapa orang tersebut membicarakannya. Dia berada di jurusan apa?

Pertanyaan-pertanyaan itu semuanya berterbangan di otakku. Seharusnya aku bisa fokus dengan kekasihku ini yang sedang berada disampingku. Ia adalah orang yang setia, tidak pernah menduakan ku. Tetapi sekarang aku memikirkan wanita lain yang belum aku ketahui banyak identitasnya.

" Sayang, kamu kenapa? "
" Sayang, hai Sayang, kamu sakit?"
" Rio, kamu ga kenapa-kenapakan, kok melamun?". Sibuk Vina melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku membuat diri ini tersadar.

"Eh, Nggak ada Vin. Yuk lanjut jalan." berusaha menutupi rahasia pikiran ini kepadanya. Jika dia tau perihal itu, ia bisa menjadi wanita yang sangat protective.

Sirius (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang