Bab 9 Putus (Davina)

3 2 0
                                    

Aku marah ketika kau memperhatikan orang yang tak pernah disampingmu. Aku lebih marah ketika kau berkata aku ingin pisah.
~ Davina Ivory ~
______________________________________

[Perjalanan Putusnya hubungan mereka]

Sikap Dario 4 hari ini sungguh aneh. Aku belum tau penyebabnya. Apa aku melakukan kesalahan?

Pulang sekolah kita berpisah. Tidak ada sapaan sedikitpun yang ia utarakan untukku.

"Dario! Jangan diamin aku! Ngomong kalau aku punya salah!" itulah hal kecil yang berani aku ungkap.

"Aku mau putus!" satu jawaban yang oasti dan mungkin aku salah dengar.

"Apa?" aku ingin ia mengulanginya.

"Kita putus Vina!" kekagetanku bertambah ketika ia memperhalus ucapannya.

"Kenapa? Why? Kenapa Rio? Apa aku buat salah?" air mata ku tak tahan lagi untuk bersarang. Ia mengalir halus dipipi. Tidak deras. Tetapi terlihat bahwa aku sedang bersedih.

"Aku tak lagi mencintaimu!"

"Tidak mungkin!. Kau bohong"

"Pasti ada wanita lain kan?"

"Jangan mengada-ada Vina"

"Lantas?"

"Aku tidak mencintaimu lagi! Jelas?" alasan ini tidak cukup kuat aku percaya. Aku tetap menyudutkan dia untuk menjawab.

"Mengapa kau mencari informasi mengenai Alhena Edee?"

"Apakah karena dia kau putus denganku?" aku berusaha bermanja-manja dengannya. Aku pegang dada nya yang bidang. Aku elus pipinya yang terawat. Dan ingin sekali aku mengecupnya. Teramat lama aku tak mendapatkannya. Aku ingin mencobanya.

"Apa kau cemburu?" dengan nada manja tangan ku bergerilya ke rupanya yang tampan dan membuat candu itu. Ia hanya diam merespon. Aku kesal. Tetapi aku berusaha memancing lagi. Kali ini aku benar-benar akan mengecupnya. Ketika bibir ini hampir menyentuh bibirnya dan jarak kami hanya 2cm kurang lagi, sangat dekat, ia dengan tenang menepisnya. Pundakku dipegang dengan kedua tangan halus yang selalu aku sentuh.

"Tidak Vin, kita tidak punya status lagi" ungkapnya mengiris sedikit lukaku yang semakin besar.

"Kita berhubungan tanpa status bagaimana?" pintaku memohon.

"Tidak Vin. Jangan." ia tetap menolak dan terus menghindar.

"Aku tidak mau kamu lepas dari kehidupanku Rio. Aku tidak mau!" ucapanku seirama dengan nada air mata yang turun. Aku tetap memegang tangannya. Tak mau ia pergi. Aku memeluknya erat. Hanya beberapa detik ia langsung membuka pelukanku lagi.

"Lepaskan Vin. Jangan begini. Sudah!Aku mau pulang. Dengar, aku tidak mencintai orang yang berbagi kasih denganku." ia melepas paksa pergelanganku yang menahan tangannya tadi agar tidak pulang. Aku melihat itu semakin jelas siapa penyebabnya. Dari ia mencari informasi Alhena hingga ia sembunyi-sembunyi memperhatikan wanita itu, aku tahu semuanya.

"Aku tak mengerti"

"Sudahlah. Kau akan memahaminya. aku buru-buru"

"Oke fine. Kita putus. Tetapi jangan berharap kau bisa bahagia seperti hubungan kita dulu Dario! Camkan itu!" aku berteriak dengannya yang kian menjauh dengan mobil yang ia gunakan.

Ahhh, habis sudah popularitasku di fakultas ini. Aku tak mau itu terjadi.

Sebaiknya aku tanyakan lagi nanti malam. Mungkin tadi suasananya hanya buruk. Ya itu lebih baik untuk memastikan.

Aku hapus air mata lemah ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sirius (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang