Lebih baik aku berjalan di lintas berduri namun sedikit dilalui orang dari pada aku berjalan di lintas licin yang orang ramai melewatinya. Risih.
~ Davina Ivory ~
_____________________________________"Hoohhh, ini gedung Fakultas teknik toh" sahut Dara temanku yang bercerita tentang Elan sebelumnya. Ya kami sekarang ada di gedung wanita itu. Gedung ini lebih besar dari gedung fakultas kami. Terlihat mahasiswa-mahasiswa yang bermondar-mandir diruangan ini. Ini lantai ketiga yang sudah kami tempuh. Lantai pertama, Aula. Lantai kedua, administrasi. Lantai ketiga, perkuliahan. Namun, disini tertera Lantai Program Studi Teknik Informatika. Aku tak tau harus kemana. Pasalnya aku tak tau ia di program studi apa.
Pertemuan ini diluar perencanaan kami. Sebelumnya kami merencanakannya setelah mendapatkan informasi dari Dara. Tetapi na'as kami bisa berjanjian lima hari kedepan. Mana situasinya sudah berubah. Aku tidak menjalin kasih dengan Dario kesayanganku. Ia minta pisah. Karena inilah aku punya dendam tersendiri.
Program Studi Teknik Informatika.
"Ini sudah dilantai tiga. Teknik Informatika. Kita mau kemana?" Dara menyelipi pembicaraan yang sedari tadi menghantuiku.
"Ya mana aku tau. Bukannya kamu ya yang bilang dia ada di Fakultas Teknik."
"Laa iyaa, tapi kan aku dah kasih tau aku ga tau dia prodi apa."
"Hmmm terus gimana?" aku dan Dara bengong mau ngapain.
"Haaaa, bagaimana kalau kita tanya saja" ide cemerlang ku menghampiri. Kenapa ya tidak dari tadi aja sih pikiran ni datang.
"Hmmm, kau telat. Cerdas mu di belakang ternyata. Cuma pintar doang. Noh liat si Riyas" aku lihat Riyas teman ku satu lagi sudah menghampiri pria dengan perawakan tinggi, berkaca mata dan berkemeja hitam. Dia seperti menanyakan sesuatu, tetapi sepertinya dia tidak tau. Selepas ia bertanya, dia kembali ke aku dan Dara.
"Katanya Tidak ada. Mungkin di Prodi lain"
"Oke kita ke lantai selanjutnya"
"Tetapi ya gaess, btw laki-laki di sini tampan-tampan ya. Uuhh lama-lama aja nyarinya. Aku ikhlas" Dara dan aku hanya menggeleng kepala mendengar pernyataan dari mulutnya itu.
Program Studi Teknik Industri.
"Siapa yang mau tanya?" tidak terasa kita sudah sampai di lantai 4. Prodi Teknik Industri."Biar aku yang tanya. Tunggu di sini."
Aku menghampiri pria yang tengah duduk di kursi samping papan pengumuman. Di sana ia terlihat serius baca buku. Daripada mengganggu aku beralih kepada pria yang sedang memegang HP sepertinya dia sedang bermain game. Tetapi ku lihat dia ingin memasukkan HP nya dan berdiri."Permisi, apa saya mengganggu?" tanyaku sesopan mungkin.
"Tidak, ada apa?" jutek sekali ternyata laki-laki di sini.
"Apa kau mengenal wanita bernama Alhena Edee?" tanyaku kembali
"Tidak. Seperti nya dia berada di prodi lain. Aku buru-buru. Permisi." waww langsung ditutup begitu saja. Sakit sekali rasanya. Untung pacarku bukan dari sini. Setelah ia cukup menjauh, aku kembali ke tempat.
"Tidak ada"
"Hemm susah juga ya mencari satu wanita dari ribuan ini" betul sih kata Dara.
"Kenapa ga liat di Instagram aja sih." ide yang keluar dari mulut Riyas
"Oh iya. Kok bisa bloon gini sih aku" umpat kepada diri sendiri hmmm.
"Eh ga ada. Nih. Kayaknya dia pakai akun stalker deh" Riyas memperlihatkan Instagram nya dan Alhasil mendapat balasan 'Pencarian anda tidak ditemukan'
"Merepotkan!" aku mulai kesal.
"Ya udah kita kelantai selanjutnya"
Program Studi Teknik Elektro.
"Dara. Tanya!" perintahku kepadanya. Karena dia yang belum bertanya.
"Oke. Tunggu"
Kami menunggu Dara yang menghampiri pria berjas hijau army. Wah keren intinya. Kami lihat perbincangan itu sangat panjang. Namun, ada yang aneh. Loh, kenapa dia seperti menulis sesuatu di HP pria itu?. Apa dia bertanya hal lain?.
"Ayo, aku tau dia di Prodi apa." katanya saat kembali ke kami dan itu membuat senyum sumringah ku keluar.
"Kita kelantai 6" sambungnya.
"Oke. Oh ya. Kau kenapa seperti mengetext sesuatu di HP nya?"
"Ooo, dia minta no HP ku. Ya aku kasih lah. Lumayan nambah katalog" kerasnya hidup temanku ini. Cita-cita jadi playgirl. The best!.
Program Studi Teknik Fisika.
"Teknik Fisika?" ingin meyakinkan jawaban Dara.
"Iya."
"Terus kita kemana?" Riyas bertanya.
Entah apa yang Tuhan rencanakan. Tetapi ini sebuah keberuntungan.
"Alhena, jangan lupa ke ruang 3A ya! Kita tunggu di sana"
"Oke."
Teriakan itu sangat keras. Tidak mungkin orang sekitarnya tidak mendengarnya.
Itu Alhena Edee. Rupanya sangat mirip dengan yang kulihat beberapa hari lalu.
Sebelumnya aku pernah bertemu dengannya bersama Elan Reagan di Aula utama.
Kami masih mengikuti langkah wanita itu yang ternyata menuju ke sebuah toilet. Di saat itulah perasaanku tidak karuan dan tidak sabar ingin menghujatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius (On Going)
Romance_______________________________________ Dua mahasiswa yang memiliki kisah hidup yang sempat berpisah karena salah satunya berhasil melepas masa SMAnya. Kesepiannya orang yang ditinggalkan membuatnya makin merindukan apa yang diajarkan orang itu sebe...