Bab 6 Tidak Yakin (Dario)

3 2 0
                                    

Kita berbagi kasih dengan satu hati. Aku tak mau. Kita harus bertarung memperolehnya.
~ Elan Reagan ~
______________________________________

"Aku tak mau. Alhena hanya milikku. Bukan bersama. Aku mencintainya sebelum kamu mengenalnya" kata-kata yang sebelumnya tidak jadi bercerita akhirnya aku ungkap juga ketika perjalanan menuju parkiran.

###

"Kekasihmu jurusan apa?"

"Teknik Fisika"

"Namanya siapa?"

"Alhena"

"Alhena Edee?" tanyaku meyakinkan nya.

"Iya, bagaimana kau tau? Kok tiba-tiba aku seperti diintrogasi?" tiba-tiba ia memandang ku dengan mata sipit dan seakan-akan ingin mencekikku. Yang tadi nya aku merangkul akhirnya rangkulanku terlepas.

"Boleh dia untukku?" menambah keganasan matanya itu.

"Shit! Playboy. Begoknya sampai ubun-ubun" gila! Umpatan apa itu.

"Aku anggap boleh."

"Jangan macem-macem kau ya Dar. Aneh-aneh aja lagi"

"Apa bagi dua aja hatinya?" kekeh kecil hatiku bercanda tapi serius.

###

"Tidak! Alhena jauh mencintaiku sebelum kamu mengenalnya. Dia satu SMA denganku."

"Satu SMA bukan berarti saling mengetahui"

"Dia mengirimiku surat cinta"

Hatiku gemetar saat mengetahuinya. Tetapi Alhena selama ini baik-baik saja. Dia tidak pernah memperlihatkan bahwa ia menyukai seseorang selain aku.

BOHONG !!!

Hanya itu batinku yang 100% Dario pasti berbohong.

"Oke aku anggap semua itu benar. Sayangnya, bagaimanapun Alhena milikku. Kan kau tau kalau dirimu sudah ada Vina. Kenapa harus ingin yang lain?" tanyaku gemas dan menahan perih di hati.

"Aku mencintai Vina sebelum aku mengenal Alhena. Namun sekarang, aku mencintai Alhena setelah ku tau Vina bukan mengharapkan ku. Ia hanya ingin prioritas di Fakultas ini. Aku tak tau kesalahan apalagi yang ia perbuat"

"Bagaimanapun cinta harus saling memahami Dario. Kau kan tau bukan Vina cinta pertamamu. Kenapa kau seperti baru kenal pertama kali cinta"

"Ays dah lah. Kok tiba-tiba akur sih."

Flashback on

"Waw Vin, Ratingmu meningkat setahun ini karena pria itu!" Dela temannya memberi tahu tentang update peringkat wanita tertinggi. Rating wanita ini berpengaruh dengan kepopulerannya selama menjadi mahasiswa. Tidak ada yang unik, tetapi ada yang lebih membahagiakan. Wanita yang memiliki rating tertinggi dengan mudah mencari apa yang ia mau. Mulai dari dosen yang mudah tergoda dan akhirnya nilai yang diperoleh tinggi, ataupun kekasih baru yang engkau mau. Permainan itu hanya kesenangan saja. Tidak akan berpengaruh kepada kelulusan.

"Jadi sekarang aku peringkat berapa?" tanya Vina penasaran sambil memegang cermin dikepalan tangannya.

"Satu" "What? You serius?" sambil berdiri tak percaya. "Yes, I'm Serious" meyakinkan Vina.

"Hemm baguslah tak sia-sia aku berpacaran dengan Dario. Gadis modern seperti ini yang diidamkan banyak orang kan?" aku dibalik pintu mendengar itu semua. Hal gila seperti itu diincar-incar buat apa?. Aku sih masa bodoh. Cuma sebangga itukah menjadi wanita populer? Dipikir-pikir mirip wanita murahan ya.

Setelah menarik napas sekali dan melepasnya aku pergi dari kelas itu dan tidak tau pembicaraan mereka lagi. Tetapi tetap aja melihat tingkah wanita yang seperti kekanak-kanakan aku tidak suka. Sudahlah ya.

Flashback off

"Ya Tuhanku. Dengar ya Dario, hal semacam itu membuatmu berpikir sesetres ini? Ga capek apa itu otak?" ungkap Elan sambil terbahak mendengar cerita tak berbobot itu.

"Apa kita perlu kepopuleran juga?"

"Buat apa?" menepuk punggungku

"Gak lah, jijik sumpah." haduh, aku yang bertanya, aku yang merasa jijik sendiri. Lelucon apa ini.

###

Aku tak ingin bertanya lebih lagi. Aku berada pada misiku saja. Sebelum ada yang membuat masalah, maka tidak akan ada pertengkaran. Hubunganku dengan Davina masih tergolong aman.

"Hei Dario!" terdengar ucapan dari jarak jauh sana seperti ingin pamit pulang. Itu Elan.

"Mau pulang?"

"Duluan saja, ada janji."

"Oke"

Tak lama kemudian si Vina keluar dari kelas melangkah mendekatiku.

"Sayang, foto dulu yuk." ajaknya tak segan-segan.

"Buat apa?"

"Mau aku kasih tau bahwa kekasihku romantis" ia mencubit pipiku. Aku bingung kok jadinya lebih kekanak-kanakan ya dia ini.

"Ays, dah lah. Setiap hari juga pasti romantis. Buat apa yang kayak ginian? Cari kepopuleran?" tanyaku biar dia membahas masalah wanita populer itu.

"Hmm, kamu ngikutin wanita populer Fakultas ini yaaa?" menyipitkan matanya sambil tunjuk-tunjuk wajahku. Ya kayak goda gitu.

"Ya ga lah, kan kamu sendiri yang ngomong 2 hari yang lalu."

"2 hari yang lalu? Kapan?" tanyanya sambil mengingat kejadiannya.

"Ohhh, itu bukan aku yang populer. Tapi kita. Jadi ada ajang jodoh romantis. Hadiahnya dapat baju couple. Mau lihat?" ucapnya seperti meyakinkan sekali. Aku melihatnya seperti dibuat-buat. Kan satu Fakultas bagaimana aku tidak tau berita itu. Kontes wanita populer juga tidak tau. Pura-pura paham saja lah.

"Ya ya ya" aku menjawab sekenanya biar masalah tak panjang lebar.

"Gimana? Boleh foto?!" kembali ke percakapan awalnya.

"Ga." aku berdiri dan pergi meninggalkan nya. Ya walaupun dia akhirnya nyusul.

Sirius (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang