BUMI TANPA ASTEROID

3K 494 13
                                    

Bumi menandakan adanya sebuah kehidupan, teratur sifatnya dikarenakan begitu banyaknya harapan yang disandarkan kepadanya.

Mobil mewah itu kini terparkir dihalaman café bintang senja. Sopir keluarga Gautama masuk ke dalam Café untuk memberitahukan Aster ada bersama mereka dalam keadaan tidak baik.

Aster tetap nyenyak terlelap dibahu Bumi. Pintu mobilnya terbuka. Seorang perempuan tersenyum menatapnya.

"Asternya tidur? Maaf jadi merepotkan."

"Tidak apa-apa." Jawab Bumi sopan.

"Nak, Nak." Bintang membangunkan Aster. Aster terjaga dengan wajah begitu pucat.

"Tubuhmu, panas." Sambung Bintang lagi.

Keenan tidak berapa lama datang.

"Biar Keenan gendong Mba."

Keenan langsung mengambil alih Asteroid dalam sandaran Bumi. Membawanya keluar mobil.

Bumi keluar, melihat Aster digendong menaiki bukit di mana ada rumah yang begitu cantik di atas sana.

"Temannya Aster? Ayo mau makan atau minum dulu di dalam." Ajak Bintang.

"Tidak usah Tante, kami pamit pulang." Ujar Bumi sambil menundukkan kepalanya.

"Sebentar, Tante baru lihat kamu. Siapa namamu?"

"Bumi Tante."

"Satu sekolah dengan Aster?"

"Iya, kami satu sekolah."

Bintang tersenyum, Bagi Bumi senyum yang membuat siapa pun tahu kehangatan seorang ibu.

Bumi pamit dengan wajah datarnya yang tetap sama. Bintang langsung naik ke rumahnya saat mobil Bumi sudah keluar dari parkiran cafenya.

Di dalam kamar Keenan terlihat khawatir.

"Kamu gak bilang sama kakak kalau kamu sakit? Kalau tahu kakak gak ninggalin kamu tadi saat mengantarmu ke toko buku" Tanyanya.

"Tadi, Aster pikirnya juga gitu."

"Lalu lelaki itu siapa?"

"Teman sekelas Aster, murid baru karena satu dan lain hal handpone Aster ada padanya."

Keenan menatap tak puas Aster yang wajahnya sudah tidak sepucat tadi.

"Sudah, Keenan. Biar mba yang jaga Bintang. Kamu kembali melanjutkan pekerjaanmu."

"Iya mba."

Keenan pun kembali, Aster lega karena tidak harus menjawab segala pertanyaan lagi.

Bintang langsung meraba kening putrinya tersebut.

"Makan siang, lalu minum obat ya."

Aster mengangguk.

"Bumi sudah pulang, Ma?"

"Iya, Mama tawarin makan atau minum dulu tidak perlu katanya."

Aster diam.

"Temanmu?" Tanya Bintang.

"Ya, tapi dia tidak mau berteman dengan Aster." Jawab Aster sedih.

"Kalau tidak mau, ngapain dia repot-repot nganterin kamu ke sini."

"Setiap manusia itu punya rasa empati Ma, masa iya biarin Aster pingsan ditoko buku."

"Ya sudah, Mama ambilin makan dulu."

Bintang meninggalkan putrinya untuk sebentar membuatkan makan siang.

***

ASTEROIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang