ASTEROID

ALAM SEMESTA

(*) Alam semesta disebut juga jagat raya atau universum adalah seluruh ruang waktu kontinu tempat kita berada, dengan energy dan materi yang dimilikinya. Usaha untuk memahami pengertian alam semesta dalam lingkup ini pada skala terbesar yang memungkinkan, ada pada kosmologi, ilmu pengetahuan yang berkembang dari fisika dan astronomi. Alam semesta juga didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu dan segala bentuk materi serta energy.

Ruang angkasa tempat berbagai benda semesta hitam pekat, di mana pekat itu mereyap kepada Asteroid dan Bumi. Pijakan mereka goyah, lebur pertahanan yang selama ini diusahakan untuk tidak saling menyakiti.

Asteroid mengendarai mobil dengan mata berlinang, tangis yang tidak bisa dirinya bendung lagi. Fokusnya mengelana entah ke mana, tapi dirinya harus kembali. Mampu kuat untuk sampai ke rumahnya lalu merutuki dirinya sendiri.

Alberto mengikuti mobil Aster, takut orang yang dikasihi sahabatnya kenapa-kenapa. Setelah dirasa Asteroid aman sampai ke rumahnya. Dirinya pun berlalu, melajukan mobilnya untuk membuat penyelesaian perihal semua keadaan ini.

Asteroid masuk ke kamarnya, menguncinya rapat. Setelah itu dia menguras air matanya untuk menyembuhkan sedikit saja luka yang ada di hatinya.

Bumi, berdiri tegak menatap Melody yang tersenyum ke arahnya.

"Aku tidak terlalu kaget, perempuan seperti dia bermain di belakang," ujarnya.

Melody melihat lukisan yang belum selesai dengan tatapan menyebalkannya.

"Apa yang kalian habiskan? bermesraan? kamu memandangku saja jengah, kepadanya kamu bisa melakukannya?" tanyanya.

"Aku mencintainya, lebih dari yang aku pun sadari," jawab Bumi.

Dia mengambil kanvas itu, menjauhkan dari pandangan Melody.

"Hatiku memiliki hak mengasihi siapa pun. Tubuhku, silahkan miliki sesukamu," ujar Bumi.

"Baik kalau begitu, lalu lakukanlah apa pun untuk tubuhku," ujar Melody mendekat kepada Bumi.

"Di saat hati seseorang sudah diisi, tubuhnya pun akan mengikuti apa pun yang dia ingini. Lantas apakah kamu masih bisa bertindak semauamu kepada hidupku? silahkan saja tapi tidak untuk prinsipku."

Bumi menatap Melody dengan wajah penuh permusuhannya.

"Pergi dari ruangan ini!" pekiknya.

Melody diam, mengepalkan tangannya kuat. Dia merasakan rasa sakit teramat sangat saat penolakan dari Bumi lagi-lagi yang dirinya dapat setelah apa yang dia usahakan selama ini. Melody meninggalkan apartemen itu dengan menahan tangisnya kuat.

Bumi menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa. Handponenya berdering.

"Aku sudah berikan berkas-berkas itu ke pihak yang berwajib," ujar Alberto di seberang sana.

"Bagaimana keadaannya?" lirih Bumi.

"Dia pulang dengan aman."

Bumi tertegun, dia siap kehilangan apa pun tapi tidak dengan Asteroid.

"Sudah menemukan Bagus?" tanya Bumi.

"Belum, tidak ada jejak ke mana hilangnya dia."

"Hmmm, aku akan bersiap untuk menemui Rawindra. Jaga dirimu Albert," ujar Bumi memutus telponnya sepihak.

Alberto mencengkram kemudi, semoga tidak ada hal yang tidak enak terjadi kepada orang yang sangat dia hormati itu.

***

Perusahaan Gautama berdiri dengan kokohnya. Bumi melangkahkan kakinya dengan yakin. Dirinya harus menyelesaikan semua ini. Semua orang tertuju padanya, perihal rencana pernikahan yang akan dilaksanakan pekan ini. Bumi masuk ke ruangan temaram Kakeknya di mana puncak kepemimpinan berada.