GRAVITASI BUMI

2.7K 450 10
                                    

Bumi menampakkan keindahannya yang tidak dia perlihatkan kepada siapa pun selama ini. Senyumannya senantiasa terukir lebar diwajahnya, hanya saat Asteroid berada di sekitarnya.

Bumi tidak mengerti gravitasi apa yang bersemayam dalam gerak rotasinya, yang dengan sengaja menarik Asteroid untuk tidak pernah jauh dari dirinya.

Pagi ini di parkiran sekolah, Bumi menunggu Asteroid datang. Hatinya hanya menginginkan dirinya bertindak seperti itu.

Mobil yang mengantarkan Asteroid memasuki halaman parkir dengan seorang lelaki paruh baya yang masih terlihat tampan ikut turun dari sana.

“Pagi Om.” Sapa Bumi dengan senyum manis diwajahnya.

“Pagi, Ini Bumi?” Tanya Senja.

“Iya Om.”

Bumi menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sedangkan Asteroid salah tingkah ditempatnya. Senja melihat itu dengan senyum kecil diwajahnya.

“Yasudah sana pada masuk kelas, Papa langsung ke kantor ya. Om pamit Bumi.”

Mereka berdua mengangguk, Senja mengusap bahu putrinya sebelum pergi.

“Ada apa? Tumbenan-tumbenan nunggu seperti tadi.” Tanya Aster.

“Hanya mau saja. Akhir bulan ini, menurut NASA Asteroid berada dijarak paling dekat dengan bumi.”

“Benarkah?”

“Benar, aku menonton berita tadi pagi.”

“Bukankah Asteroid itu sendiri ancaman, ya?”

“Menurut bumi tidak, tapi bagi segala isi di dalamnya aku pikir, iya.”

“Huft, Asteroid yang malang.”
Lemah Aster menanggapinya.

“Aku pikir tidak begitu.”

Sanggah Bumi menatap Aster yang berjalan beriringan di sisinya.

Aster tersenyum menanggapinya. Dua remaja itu masuk ke dalam sekolah dengan gerak-gerik yang begitu akrab. Saat memasuki kelas teman-temannya memandang mereka, dikarenakan tidak seperti biasa masuk kelas bersama.

“Ada apa sih?” Tanya Freya saat melihat Bumi dan Asteroid saling lirik sebelum duduk dibangkunya masing-masing.

“Tidak apa-apa.” Jawab Aster.

Freya menatap Bumi lalu Asteroid. Dia seperti memikirkan ada apa gerangan yang terjadi diantara mereka.
Kenzo dibangkunya, terlihat tak peduli perihal keakraban mereka tapi sepertinya cukup mengganggu dirinya juga.

“Aster, aku cemburu.” Ujar Kenzo, suaranya cukup terdengar di dalam kelas.

“Ken, kenapa lagi?” Tanya Aster.

Bumi tidak nyaman duduk dibangkunya mendengar pengakuan Kenzo.

“Aku tidak tahu, Mungkin ada yang bisa menjelaskan perasaan ini sekarang bagaimana.”

“Ken, Ayolah. Sebentar lagi jam masuk kelas berbunyi.”
Aster memegang satu lengan Kenzo yang berdiri di sisinya.

“Ini tidak apa-apa, kenapa kamu harus begini?” Tanya Aster lembut sekali.

Kenzo menghela nafas, membuangnya perlahan.

“Kita sekarang sekolah, belajar. Tidak harus ada ikatan apapun antara lelaki dan perempuan. Kamu selalu mengatakan itu.”

“Memangnya ada apa? Tidak ada apa-apa.”

“Oke, aku mempercayaimu dan aku harap kamu tidak mengkhinati kepercayaanku.”

ASTEROIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang