👉 Bagian Pertama; Bodoh (COMPLETED)

289 15 0
                                    

Seikat lamunan tentang prihal yang dipersembahkan kepada isi kepala yang sedang menunduk di sudut kafe nembuat ia sendiri dalam keramaian. Hanya sendiri, tidak ada suara yang ditangkap walaupun terdengar. Tak ada wajah yang ia rekam walaupun terlihat, saat itu hanya ada dia dan segumpul lamunan-lamunan usang. Usang menurut orang lain, namun tidak bagi dirinya.

Ia menatap kepada dua muda mudi yang baru datang, memesan seraya tertawa riang seakan kebahagiaan di hidup ini telah mereka habiskan berdua dan tak tersisa lagi untuk orang yang sedang melamun sendiri seperti dirinya. "seperti itulah kenikmatan bermadu kasih," demikian pikiran di sela sela lamunan.

Dua muda mudi itu hanyut dalam obrolan kemesraan. Tak ada yang istimewa, sebagaimana yang biasa dilakukan seseorang bersama kekasihnya. Ia sedikit sunggingkan senyum tak jelas, seakan tak berniat untuk tersenyum lalu meneguk kembali kopi di depannya.

Mungkin akan terasa aneh, pada seumuran dia, di usia ke 24 menikmati kopi sendiri di kafe yang dipenuhi sepasang kekasih dan perkawanan lawan jenis. Mungkin jika sebuah persangkaan dapat bertutur kata dan berkomentar tentang dirinya pasti akan mengatakan demikian; "Dia baru saja putus dengan kekasihnya sehingga dia risau sendiri di kafe ini." terkaan yang sama dengan perasaannya sendiri.

Ia sedikit tertawa dan menggelengkan kepala. Dengan sedikit mengambil nafas. "Aku baru saja dihajar ejekan karena aku tidak memiliki kekasih seperti sejawatku katanya aku ini bodoh." lanjut perkataannya yang hanya di dengar sendiri.

Merenung sendiri disebuah kafe atau dimanapun tempat adalah kebiasaannya sendiri dulu, ia pasti mempunyai waktu untuk sendiri. Namun sebelum ke kafe dengan melamun ia datang dengan sebuah kejadian yang baru saja diceritakan oleh perasaannya.

Di kampus, ia mendengar Ezra sedang menceritakan kekasihnya, tentang suka dan duka yang dialaminya bersama selama ini. Dari awal mengenal hingga menjalin sebuah hubungan, Ezra cerita semua.

"kuharap dosen tidak terlalu lama memberikan materi.." harap Ezra. Wajahnya mengembang dengan senyum. "sekalian, tugaspun tidak perlu. Seperti anak SD saja masih dikasih PR."Harapan berubah menjadi gerutu.

Tak ada ekspresi mendengar gerutu Ezra. Ia hanya mengajukan satu pertanyaan. "Apa ini semua berkaitan dengan cintamu tadi? "

"Jelaslah, Tiroz.. Habis ini aku ada janji dengan pujaan hatiku, jika dosen materinya seperti sebelum-sebelumnya, mati aku dikoyak rindu."

"Semoga pujaan hatimu itu juga dapat memberi materi seperti pak dosen.. hahaha" Tiroz teepingkal.

Ezra merasa diledek oleh Tiroz. ia ingin membalas jika memang itu ledekan.
"Tiroz.. apa kamu pernah jatuh cinta? "
"Tentunya, dan bagiku itu adalah musibah besar sepanjang hidupku..! Tiroz menjawab simpel.

Mimik wajah Ezra terasa asam mendengar Tiroz mengatakan bahwa jatuh cinta adalah musibah terbesar dalam hidupnya. Menurutnya Tiroz sangatlah aneh. Siapapun akan bahagia ketika jatuh cinta, namun hal itu tdak pada Tiroz, baginya cinta adalah musibah terbesar. Entah memamg musibah baginya atau hanya sebagai bumbu kata agar terasa saat didengar. Semua hanya Tiroz yang tahu.
"Kenapa cinta bagimu itu menjadi musibah?"
"Aku rasa tidak hanya bagiku, bagi siapapun cinta adalah musibah."
"Termasuk diriku Tiroz..?"

Tiroz tdak langsung menjawab. Ia membiarkan tiga mahasiswa yang berjalan kearahnya lewat didepannya terlebih dahulu sebelum memulai perbincangan. Ia menoleh ke arah kanan, menatap dalam dalam mata Ezra.
"Iya, termasuk dirimu... "
"Ah Tiroz, kau terlalu munafik, baiklah jika prernah patah hati, pernah tidak sukses dalam kisah percintaanmu, bukan berarti hal itu musibah, itu hanya untukmu saja tidak untukku atau orang-orang yang sedang dimabuk asmara.

Ezra mulai tidak terima jika dirinya dikatakan sedang dilanda musibah. Tak mungkin bidadari yang menjelma kekasihnya adalah malapetaka. Secara tidak langsung Tiroz mengumpat dan menyumpah serapah dengan kata-kata yang sangat halus.

Yang Kau Sebut Cinta Itu Bukan Cinta (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang