👉 Bagian Ketiga Belas; Membunuh Cinta (COMPLETED)

58 3 0
                                    

*****

Fairuz dan Dhafa telah resmi menikah. Tinggal menghitung hari mereka berdua akan segera terbang ke Negeri Piramid. "Kak.. maafkan Dhafa... diwisuda kakak Dhafa tak bisa hadir." Kata Dhafa sebelum akad nikah. Tiroz tersenyum mengiyakan sekalipun bercak basah di matanya tak bisa ia tutupi, air mata bahagia. Tak lama ia dirumah karena harus menyelesaikan kuliahnya dan akan kembali ke pesantren.

Sudah setengah hari ia sudah kembali lagi di Jogja. Seperti biasanya ia selalu senang sendiri, menatap lembaran hijau daun mangga yang masih sangat segar. Pohon-pohon mangga di depan kafe itu melambai-lambai dengan sentuhan lembut angin. Tanpa awan gelap belaian itu cukup mengusap keringat penat disiang menjelang sore.

Ia pasang earphone di dua lubang telinganya. Melihat-lihat judul lagu di folder musik lalu memilih Elegi esok pagi nya-Ebith G Ade. Ia tersenyum sendiri. "Tanpa sastra manusia hanyalah binatang yang pandai, benar kata Pram. Indah..!"
Bisik hatinya pelan. Matanya terpejam menikmati musik yang mengisi telinganya.

Tak perlu kau lukiskan derita
Seperti apa ia menjelma kata
Dan pahit menjadi cerita,
Cukuplah baca air mata
Bisikku pelan;
Lilin untuk malam ini masih panjang
Bagainana ia memberitahuku
Tentang rambutmu tang terurai lembut dipinggiran ranjang
Tak bisa aku nyatakan itu malam ataukah petang
Sedangkan pagi, ia tersimpan rapu
Panas dalam diri nyala api

Kata-kata yang tersusun sendiri dalam pikirannya. Tiroz membuka mata dan Raka di depannya tersenyum keheranan, seperti ia tahu apa yang sedang ada di pikirannya. "Kopi saja kau cuekin, Tiroz. Apalagi wanita. Mending aku yang minum." Ia duduk dan menyeruput kopi Tiroz.

"Sudah siap sidang..?" lanjutnya bertanya.

"Entahlah, masih di koreksi pak mubarok.. aku tidak tahu hasilnya." Tiroz menyumat rokok. "Apa kau sudah siap..?"

Raka hanya tersenyum. Dari jawabannya ia telah menyelesaikan semua, hanya waktu sidang yang akan ia lewati selanjutnya. "Selesai juga akhirnya..!" Susul katanya.

"Dapat undangan Nizhama..?"

Tiroz menggeleng lalu mengembalikan pertanyaan itu ke Raka dengan isyarat bulu alisnya.

"Iya, katanya Nizhama akan membunuh cintanya padamu dan cinta Faris padanya. Tapi nyatanya mereka akan tetap menikah."

"Tebakanku, jika kau di undang dan kau hadir, dia tak jadi membunuh cintanya."

"Tak jadi apa tak bisa..?" Tanya Tiroz dengan senyuman menyebalkan disusul tawa Raka. "Kau sangat kejam, tidak hanya pada cinta tapi kepada orang yang sedang jatuh cinta..." Raka masih saja tertawa.

"Ada kabar tentang Arella dan Ezra..?" Tanya Tiroz "Aku ingin tau kabar Romeo dan Juliet kampus kita. Apa kabar cinta mereka setelah menghilang dari kampus..?"

"Buram, tidak jelas. Manusia mati belum tentu cintanya akan mati."

"Maksudmu..? Ini bukan tentang konspirasi Nizhama dimana kalian adalah korbannya, kan..?"

Ketidakpastian dan hasrat membuat Ezra dan Arella lebur menjadi satu. Siapa sangka, Ezra akan menjadi ayah dan Arella, calon ibu. Bayi yang ada di dalam rahimnya terus membesar dan tumbuh subur. Ayah Arella tidak mau cucunya tanpa ayah namun yang dikehendaki juga bukanlah seorang Ezra.

Yang Kau Sebut Cinta Itu Bukan Cinta (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang