[Completed]
⚠️ Sedikit adult story
⚠️ Real Hasil Pemikiran Sendiri!
"Gue bener-bener belum siap jadi ayah. Mungkin emang ini kesalahan gue kenapa harus nanem kecambah di perut Elo,"
Winwin memasukan barang-barang Febi ke dalam mobil taxy. Matanya m...
AKU BAPER [Winwin WayV] FF Written by @dexmouul23 The One Project For My Friends ∆ ∆ ∆ Semoga suka sama ceritanya 😊 . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah menceritakan kepada mamanya bahwa ia tengah mengandung seorang cucu, mamanya tak henti-hentinya memberi gerojokan rohani seputar kehamilan.
Mamanya juga tak berhenti menanyakan menantu kesayangan yang tak lain dan tak bukan adalah Winwin, kenapa suaminya itu tidak ikut mengunjungi kediaman sang mama. Febi hanya mendengus jengkel. Mana mungkin Febi akan mengajak Winwin jika ia sendiri yang ingin menjauhi cowok itu.
Febi berkali-kali membenturkan kepalanya ke atas meja makan dengan pelan. Migren-nya kambuh lagi. Otaknya terasa nyut-nyutan dan matanya juga masih pedih. Sedangkan mulut seorang wanita paruh baya di hadapannya saat ini tak henti memberondonginya dengan berbagai macam pertanyaan yang menambah sakit kepala Febi hingga ingin meletus kencang rasanya.
"Kenapa kamu malah pulang? Pas nikah kemarin kamu bilang nggak mau ketemu mama lagi? Katamu mama jahat, jodoh-jodohin kalian?" Sasa, selaku mama Febi mengetuk-etukkan jari telunjuknya ke atas meja.
"Terus kenapa sekarang ke sini? Nanti suami kamu siapa yang masakin? Kalau lagi ada masalah diselesaikan secara baik-baik, bukan malah kabur kaya gini. Wanita hamil itu biasanya malah demennya deket-deket suami lho, lha kamu? Itu janin kamu juga baru gumpalan darah, kamu nggak boleh marah-marah, rentan."
"Mama please, udah. Kepala Febi sakit... Febi ke atas, istirahat."
Dengan malas Febi meninggalkan mamanya yang masih mendumel tak rela diacuhkan.
"Dasar suami-istri jaman sekarang, marahan sedikit sudah main pulang-pulangan ckckck." Mama Febi menggelengkan kepala heran. Tangannya mengayun kursi roda meninggalkan meja makan yang kembali sepi seperti semula.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Deretan polaroid terlihat melingkari kamar bernuansa putih itu. Gantungan penangkal mimpi berwarna merah muda yang bergoyang tatkala tertiup angin juga warnanya tampak mulai memudar. Boneka-boneka yang dingin pertanda tak pernah tersentuh tangan ikut diam di sekeliling tempat tidur. Buku-buku yang tersusun rapi di rak pojok kamar masih seperti setengah tahun lalu, terakhir kali Febi menempati kamar ini.