Part-01

93.3K 1.4K 27
                                    

Clarissa POV

Namaku Clarissa Shaffira, saat ini aku sedang berada di Kafe bersama dengan teman-temanku untuk merayakan kelulusan SMP kami sekaligus merayakan diterimanya kami di SMA yang sama. Aku sudah berteman cukup lama dengan Christian, Lala dan Ares. Lebih tepatnya kami sudah bersahabat sejak kami masih duduk dibangku SD.

Saat ini kami sedang memainkan sebuah permainan truth or dare. Kebetulan Christian sudah mendapatkan truth dengan mengakui hal paling memalukan yang dia rahasiakan yaitu tentang celana boxer kesayangannya yang berwarna pink bergambar hello kitty yang masih dia pakai sampai saat ini.

Sedangkan Lala dan Ares sudah mendapatkan dare mereka yang menurutku lumayan keterlaluan. Ares harus membuat seorang gadis yang terkenal cupu bernama Rayanna agar jatuh cinta padanya. Sementara Lala harus mengaku hamil pada pria pertama yang masuk kedalam Kafe. Menurutku tindakan Lala saat berdrama tadi cukup keterlaluan, dia bisa-bisanya begitu percaya diri mengaku hamil dari lelaki bernama Andra tadi.

Kini hanya tersisa giliranku, mereka sengaja membuatku tidak bisa memilih dan langsung memberikan dare padaku karena aku jadi yang terakhir. Aku sungguh cemas karena takut mereka akan memberikan tantangan yang sulit dan tidak masuk akal.

"Rissa, dare buat lo adalah ngaku jadi pacar siapapun cowok yang nanti masuk lewat pintu itu. Mau itu bapak-bapak kek, om-om kek, atau bahkan kakek-kakek sekalipun." Lala tak mau kalah karena tadi dia diberikan dare yang berat oleh teman-temannya. Nyebelin banget Lala ngasih dare nya, mau bales dendam apa gimana? Padahal tadi yang ngasih dare ke Lala kan bukan aku.

"Loh, kok gitu sih, La? Kalian gila! Gimana kalo nanti beneran yang masuk bapak-bapak? Nanti istrinya bisa salah paham, bisa-bisa aku digampar atau parahnya lagi dikatain pelakor. Terus kalau yang masuk om-om mesum nasib aku gimana? Nanti bisa-bisa aku dijadiin simpanan lagi! Atau parahnya lagi kalo kakek-kakek yang dateng." Aku mulai panik dengan segala imajinasi yang ada sementara teman-temanku malah tertawa mendengarnya.

"Haha imajinasi loe liar banget deh, tapi bukannya malah seru yah?" Lala malah tertawa terbahak-bahak mendengar kekhawatiranku.

"Iya-iya, betul tuh. Tapi kalo beneran kaya gitu, bukannya malah makin ngakak gak sih?" Ares dan Chris juga ikut tertawa membuatku kesal.

Kami terus memandang kearah pintu Kafe, sembari aku berdoa didalam hati tentang keselamatanku, aku merapalkan segala doa yang aku bisa. Kuharap semua bayanganku tidak benar, semoga bukan bapak-bapak atau om-om mesum juga bukan kakek-kakek tua yang menjadi sasaran dareku.

Lalu masuklah seorang pemuda tampan yang kurasa masih seumuran anak SMA, dia sangat dingin dan auranya menakutkan. Baru melihatnya saja sudah membuat bulu kudukku merinding, terus gimana aku mau ngelakuin dare coba? Tapi Lala mulai menyikut lenganku supaya aku memulai aksiku.

Aku akhirnya memberanikan diriku berjalan menghampiri nya dan mulai merapalkan semua doa yang aku bisa. Kalian tau? Aku sangat takut sekarang, aura lelaki itu sangat menyeramkan bahkan dia begitu mengintimidasi sekitarnya.

"Sayang, kamu kemana aja? Aku kangen!"

Aku memulai aksiku dengan gugup, sementara dia hanya diam saja sambil menatapku dengan tatapan tajam sambil mengernyitkan alisnya bingung.

"Kamu kok gak ada kabar? Padahal aku kangen tau!" kini mulai terbiasa dengan drama gila yang tidak masuk akal ini.

"Siapa?" lelaki itu bertanya padaku dengan nada dan ekspresi yang datar.

"Kamu lupa sama aku, Bebs? Kita pacaran sudah dua tahun lebih dan kamu lupain aku gitu aja? Jahat kamu, Mas!" Aku mulai mendramatisir kata-kataku, tapi setelah mengatakannya aku mulai merutuki kebodohanku sendiri yang sudah mulai gila seperti Lala. Lalu apa bedanya aku dengan Lala tadi yang dengan percaya dirinya mengaku hamil anak dari pria yang menjadi sasaran darenya? Kalau sekarang saja aku sudah sama gilanya seperti Lala.

LOVE GAME (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang