Baca selengkapnya sampai tamat di Karya Karsa, cari saja Wihelmina Miladi lalu masuk ke bagian seri
.
.
.Hari ini sudah lebih dari seminggu sejak Axcel dan Clarissa resmi berpacaran, mereka semakin tampak mesra bersama, kemanapun selalu bersama bagaikan sepasang sepatu. Axcel selalu memberikan hal-hal romantis seperti dicerita novel yang dibaca Clarissa. Membuat perempuan itu merasa menjadi perempuan yang sangat beruntung di dunia.
Saat ini Axcel dan Clarissa sedang berada di Kafe yang biasa mereka kunjungi. Axcel selalu nampak menawan mau apapun yang di pakainya, bahkan walau saat ini dia hanya mengenakan kaos berwarna hitam bergambar tengkorak dibalut hodie berwarna navy dan celana jeans. Namun tetap saja dia terlihat mencolok karena wajah tampannya.
"Sayang, kamu yakin mau nongkrong sama temen-temen kamu? Kan kamu sebentar lagi mau ujian, mending belajar aja yah." Clarissa mencoba membujuk Axcel dengan lembut dan penuh cinta, dia hanya tidak mau kalau sampai Axcel tidak mempersiapkan ujian dengan baik. Seperti kata pepatah kalau kita mengingatkan itu tandanya kita peduli, begitu pula dengan Clarissa yang sangat peduli pada Axcel.
"Hmm, tapi aku cuma bentar doang kok nongkrong nya, Sayang," ujar Axcel.
"Hmm, ya udah. Tapi janji yah sebentar doang." Clarissa akhirnya mencoba mengerti, Axcel mengangguk sambil tersenyum setelah mendengar jawaban dari pacarnya.
Ponsel Axcel berbunyi, ada notifikasi pesan masuk kedalam ponselnya. Axcel segera membaca pesan tersebut, yang ternyata dari teman-temannya yang mengajaknya untuk pergi saat ini juga.
"Sayang, temen aku udah pada di basecame nih. Maaf ya, aku gak bisa anter kamu pulang," sesal Axcel.
"Iya gapapa, lagian nanti Lala mau dateng kesini kok," ujar Clarissa.
Axcel memanggil pelayan untuk meminta tagihan makan mereka, kemudian dia mengeluarkan uang dari dompet mahalnya. Padahal Clarissa merasa tidak enak hati karena selalu saja Axcel yang bayar. Dia sudah bilang kalau sesekali gantian saja, tapi Axcel tidak mau. Dia bilang kalau itu sudah merupakan tugasnya sebagai kekasih Clarissa. Namun bagi Clarissa, sebenarnya kalau statusnya masih kekasih tidak ada hak dan kewajiban yang mengharuskan bahwa si pria yang harus membayar segalanya.
Bagi Clarissa pacar itu tidak ada kewajiban membayar atau membelikan barang-barang untuk pacarnya. Kecuali mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri, barulah sang pria yang sudah resmi menjadi seorang suami memiliki kewajiban menafkahi istri.
"Sayang, maaf banget ya. Aku harus pergi sekarang, kamu gapapa kan nunggu Lala sendiri?" tanya Axcel
"Iya gapapa, have fun ya!" ujar Clarissa.
Setelah itu Axcel pergi dari Kafe untuk menuju tempat tongkrongan nya bersama dengan teman-temannya. Sudah lama dia tidak menghabiskan waktu bersama dengan teman-temannya karena sibuk berpacaran dengan Clarissa.
Setelah kepergian Axcel, Clarissa menghubungi Lala untuk menanyakan keberadaannya. Kebetulan Lala bilang kalau dia sudah dekat dengan Kafe ini, membuat Clarissa lega. Tiba-tiba ada seorang gadis dengan dandanan agak centil menghampirinya.
"Oh, jadi ini pacar barunya kak Axcel, ternyata masih kalah jauh sama kak Indira. Masih mendingan kak Indira kemana-mana lah, bisa-bisa nya kak Axcel nyelingkuhin kak Indira demi perempuan seperti ini!" ujar gadis itu dengan nada mengejek, dia memandang Clarissa dengan tatapan menghina.
"Maksud kamu apa yah? Saya tidak mengerti." tanya Clarissa berusaha sabar
"Halah, gak usah pura-pura bego deh lo! Dasar pelakor gak tau diri." Gadis itu menghinanya lagi membuat Clarissa membelalakan matanya kaget saat dia di katai pelakor. Bahkan Clarissa saja tidak mengenal gadis di depannya itu, tapi gadis itu tiba-tiba datang dan menghinanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE GAME (Repost)
Romansa[Wajib follow dulu sebelum baca!] Sebuah permainan truth or dare berujung petaka, atau mungkin cinta? Kala itu Clarissa dan teman-temannya sedang bermain sebuah game yang ternyata mengubah seluruh kehidupan mereka semua yang merupakan para pemain-p...