Axcel POV
Hatiku terasa sangat sakit mengetahui gadis yang sangat aku cintai pergi begitu saja tanpa pamit. Dia bahkan pergi tanpa mendengarkan penjelasan dariku terlebih dahulu. Akhirnya aku berjalan gontai keluar bandara lalu melajukan mobilku menuju rumah orangtuaku.
"Indira, kenapa kamu ninggalin aku? Kenapa kamu gak percaya padaku? Kamu bahkan gak mau mendengarkan penjelasanku terlebih dulu." Kini aku duduk di ranjang king size miliku sambil memegang fotoku yang sedang bersama dengan Indira.
Aku tak menyangka kisahku dan Indira yang sangat sempurna akan hancur seperti ini. Kami berpacaran selama kurang lebih empat tahun tapi harus kandas hanya karena kesalahpahaman. Padahal aku dan Indira yang digadang-gadang oleh banyak orang sebagai pasangan paling romantis, serasi, bahkan diharapkan sampai ke pelaminan ternyata harus kandas seperti ini.
"Ini semua gara-gara gadis gila itu, awas saja aku kalau bertemu kami bertemu lagi! Aku akan pastikan bahwa aku akan membalas semuanya, semua kekacauan yang dia sebabkan!" geramku kesal.
Tiba-tiba ponselku berdering, ternyata kak Andra meneleponku. Dia mengajakku bertemu, dia akan datang ke rumahku dan menginap di sini karena kebetulan papa Alex dan mama Andin sedang pergi ke rumah kakek dan nenek.
"Kak Andra, sini masuk. Aku mau cerita sesuatu sama Kakak," ucapku dengan muka sedih saat dia baru sampai di kediamanku.
"Kakak juga mau cerita sama kamu," jawabnya datar.
Kak Andra memang sejak dulu dingin dan datar, karena itu memang sifatnya. Tapi kalau dengan keluarganya tak jarang juga dia berlaku hangat. Selisih umurku dan Kak Andra adalah 6-7 tahunan, usiaku saat ini menginjak 17 tahun dan dirinya 24 tahun. Oh iya, kak Andra ini punya adik namanya Rayanna yang umurnya sekitar 15 tahun, dia baru masuk SMA. Aku sangat menyayangi sepupu-sepupuku ini karena aku anak tunggal dan tidak memiliki kakak atau adik kandung. Makanya aku selalu menganggap kak Andra dan Rayanna seperti kakak dan adikku sendiri.
Tapi diantara keluarga kami, hanya Anna yang sedikit berbeda. Memang sih keturunan keluarga kami semuanya tampan dan cantik, hanya saja Anna berpenampilan sedikit, nerd? Dia memakai kacamata tebal, gayanya juga cupu, makanya sejak dulu dia sering dibully oleh teman-temannya. Tapi aku dan kak Andra selalu berusaha keras melindunginya. Kami menerima Anna apa adanya, terlepas penampilannya yang tidak sekeren kami.
"Kak, aku putus sama Indira," ujarku mencurahkan masalahku.
"Loh, kenapa?" Kak Andra merasa heran pasalnya dia tau kalau aku dan Indira sudah berpacaran sejak lama. Hubungan kami bisa dibilang romantis dan selalu harmonis, dia juga paling tau kalau aku sangat mencintai Indira.
"Dia salah paham gara-gara tadi di Kafe ada gadis gila yang mengaku sebagai pacarku. Lalu Indira tidak sengaja mendengarnya kemudian salahpaham. Dia langsung meninggalkanku, bahkan dia tidak mau mendengar penjelasanku terlebih dulu. Dan yang lebih parahnya lagi, dia pergi ke London untuk melanjutkan sekolah disana karena orangtuanya memang pindah kesana." Kini aku menjelaskan semuanya pada kak Andra tentang kisahku dan Indira.
"Astaga Axcel, malang sekali nasibmu, tapi kamu tidak jauh beda denganku, kenapa cerita kita mirip sih?" Kak Andra merasa iba padaku, tapi perkataan terakhirnya membuatku bingung.
"Kakak kenapa?" tanyaku penasaran
"Ini semua gara-gara gadis gila itu!" ujar Kak Andra geram.
"Gadis gila? Wah, ada berapa banyak gadis gila yang merusak kebahagiaan orang lain di dunia ini? Sungguh menjengkelkan!" ujarku tak habis pikir.
"Kau tau Axcel, aku dan Kinan sudah berteman sejak lama. Aku sudah memendam rasa padanya sejak saat kami masih kecil, tapi dia hanya menganggapku sahabat. Makanya aku tidak pernah berpacaran selama ini, aku selalu menunggu saat yang tepat untuk menyatakan perasaanku pada Kinan." Kak Andra memulai ceritanya tentang masalah yang tengah dia hadapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE GAME (Repost)
Romance[Wajib follow dulu sebelum baca!] Sebuah permainan truth or dare berujung petaka, atau mungkin cinta? Kala itu Clarissa dan teman-temannya sedang bermain sebuah game yang ternyata mengubah seluruh kehidupan mereka semua yang merupakan para pemain-p...