12.MAAF

106 13 4
                                    

Helaan napas panjang yang menandakan rasa lelah luar biasa di dalam dirinya, terdengar jelas dari bibir mungil milik alysa. Sudah setengah jam berkutat ditepi sungai, tapi tak kunjung menemukan dimana keberadaan bendera itu. Apalagi ia harus mencarinya hanya berdua saja dengan arin.

tidak dengan nessa yang sekarang sedang tertawa lepas bersama dengan kedua makhluk didepannya itu. Sesekali ia juga meneguk air mineralnya, memperhatikan alysa dan temannya dari kejauhan agar mereka tidak kabur dalam bertugas.

memilih untuk duduk adalah pilihan yang tepat bagi nessa. Mengajak kedua temannya ikut duduk juga disamping kanan dan kirinya yang terlihat kosong.

terlihat sibuk membuka semak-semak kali saja bertemu apa yang ia cari dari tadi. Namun nyatanya, tetap saja nihil. "alysa cape rin, gak kuat lagi".

"gak lo doang, gue juga" jawab arin yang kali ini ikut kelelahan juga. Pasalnya dari awal mencari bendera mereka memang berdua saja.'dasar wanita iblis' batin arin pada nessa dan kedua temannya.

"alysa tinggal ambil minum dulu ya ke tenda?" Tanyanya tidak enak kala meninggalkan arin seorang diri.

pertanyaan yang hanya dijawab dengan anggukan kepala saja. Membuat alysa segera pergi beranjak menuju tendanya. Saat satu sambaran suara sudah lebih dulu menyapanya " mau kabur lo ya!"Tebak nana asal. "gak usah coba-coba kabur" Sambar rere. "lo kabur? Temen lo gue buat gak bisa jalan" Timbrung nessa mengancam.

cukup terkejut atas tuduhan yang di dapat dari teman-temannya. Pasalnya tuduhan itu salah, ia hanya berniat untuk mengambil minum saja ke tendanya. Belum sempat membela dirinya, suara lantang dari seseorang sudah lebih dulu menjawabnya. "gak usah lebay, dia cuma mau ambil minum doang"

ketiganya melirik dimana suara itu berasal, mendapati pria berwajah manis yang sekarang sedang memandang ketiganya datar.

"baru liat gue. Siapa dia?" Beo nana.

rere memutar bola matanya malas, sangat malas untuk berurusan dengan si pahlawan kesiangan ini yang bisa-bisa hanya memperburuk mood-nya saja di pagi ini. Tidak seperti nessa yang terlihat menghampiri pria itu yang sekarang tepat berada didepannya. Tak lupa dengan kunyahan permen karet yang sedari tadi dimulutnya yang mulai terasa pahit ia buang nyaris disamping pria itu. "gak ada kerjaan lain lo?"

"maksud lo?"

"Lo gak ada kerjaan lain sampe harus ikut campur urusan orang?" Mulai tertawa meremehkan orang di depan-nya ini.

"lo gak ada kerjaan lain sampe harus bully orang terus?" Pria itu terlihat membalikkan kata-kata yang baru saja keluar dari mulut nessa.

hendak ingin melayangkan sebuah bogeman kepada orang di didepan-nya ini tetapi sebuah tangan menahannya. "Maafin temen gue" ucap arin yang segera menurunkan tangan nessa. "sya cepet sana ambil minum!" Lanjutnya.
---
tinggal menghitung beberapa langkah lagi ia akan sampai ke tendanya untuk mengambil botol minumnya dan kembali lagi ke tepi sungai.

Samar-samar mendengar suara rintihan yang tak kunjung berhenti.
Alysa mulai mempercepat langkahnya, dari kejauhan ia dapat melihat seorang pria yang sedang duduk seraya memegangi kepalanya terus-menerus.

alysa menghampirinya tepat berada di depan pria itu persis, yang segera di susul duduk di hadapan-nya. Memilih untuk Mendongakan wajah pria di depan-nya itu agar bisa melihat wajahnya dengan jelas.

terkejut? Tentu. Karena setelah mendongakkan wajah tersebut yang di dapat-nya adalah wajah layu putra. Matanya memerah, bibirnya pucat, tapi tenang ia tetap tampan hahaha. Hampir takjub dengan ketampanan-nya yang ia lihat, sebuah tangkisan lebih dulu menepis tangan alysa. "gak usah sentuh gue"Marahnya.

~ALTRA~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang