Langkah demi langkah ia tekuni sampai kini ia tiba di hadapan bus besar yang sempat ia taiki sebelum sampai kesini. Sempat ragu melangkah ketika dirinya melihat putra menaiki bus-nya terlebih dahulu, pasalnya dapat dipastikan teman-temannya akan menatapnya heran tentunya.
"Je?masuk!nunggu apalagi" Suara teguran yang jeje dapat dari Rizky. Tak ingin mendapat teguran kedua jeje segera menaikinya tanpa aba, langkah pasti yang ia yakini akan mendapatkan beberapa semprotan pertanyaan dari teman-temannya.
Pintu bus sudah tertutup rapat-rapat, tandanya bus akan segera berjalan sekarang.
Sunyi,hening,sepi,itulah yang dapat di deskripsikan untuk suasana bus X1.1 sekarang. Tidak ada satupun murid yang berkutik, semuanya sudah lelah akibat perkemahan. Jadi sebagian murid memilih untuk tidur sejenak, dan sebagaian murid juga memilih untuk hanya sekedar memainkan ponselnya saja.
"Dangdutan enak nih" Suara lantang andra tiba-tiba saja terdengar dari kursi paling depan yang sontak menarik perhatian sebagian murid dan guru yang berada di dalam bus.
"Setuju banget gue, setuju" Ucap faiz menambahi
"Jangan dong, nanti alysa gabisa tidur" Mohon alysa tiba-tiba dengan wajah cemberutnya, supaya yang melihat wajahnya saat ini juga merasa iba padanya. Tapi tentu saja hal itu tidak mempan untuk andra dan faiz. Faiz yang berada di sebelah alysa langsung bergidik ngeri, memangnya ia pikir wajah seperti itu akan mempan bagi dirinya. Oh,tentu saja tidak.
"Lanjut gak ni?"
"lanjut lah"
"jangan,berisik"Suara serak dani terdengar bersamaan dengan suara berat putra yang sesekali melirik satu sama lain dengan mata tajamnya masing-masing.
"iya jangan,udah pada cape soalnya"Rizky bersuara
"pada gak asik"Gerutu faiz yang langsung menatap alysa sinis,karena satu bus ini rupanya membela alysa tanpa ada yang berniat membelanya.
---
"Sebelum kita turun,alangkah baiknya di cek lagi apakah ada barang yang tertinggal atau tidak. Jangan sampai ada satu barangpun yang tertinggal ya" Suara milik rizky melengking di penjuru bus, memerintahkan muridnya untuk mengecek barang-barang miliknya masing-masing.dani merapikan tas ransel miliknya kembali setelah mengeceknya dua menit yang lalu. Tak lupa ia menyampirkannya dipundak kanannya, dan segera berdiri menuju kursi alysa dengan satu tangan yang terus memegangi kursi teman-teman sekelasnya.
"Sya" Panggilnya yang kini telah sampai di kursi milik alysa sembari menepuk pundak alysa pelan.
alysa yang hendak mengikat tali sepatunya yang tadi sempat terlepas spontan mendongak dan mendapati dani yang berada di sebelahnya dengan posisi berdiri pastinya.
"eh,hai"
mendapat respon seperti itu tentunya membuat dani memiliki banyak peluang untuk mendekati alysa secara cepat. Tanpa berlama-lama ia segera menawarkan dirinya untuk membawa tas milik alysa "berat?gue bawain sini"
alysa kaget tentunya mengapa tiba-tiba dani ingin membawakan tas nya yang bisa di bilang cukup berat ini "gak usah, alysa bisa sendiri kok"Tolaknya cepat.
"bawain punya gue aja ni"Celetuk faiz asal yang segera di susul memberi tas miliknya kepada dani.
Memutar bola matanya malas adalah pilihan yang tepat untuk teman-nya yang satu ini.
Kembali lagi pada alysa yang kini sudah selesai mengikat tali sepatunya "pulang sama siapa?" Tanyanya sedikit rendah dari sebelumnya.
"Sendiri, naik ojek"
"Gak sama kemal?"Tanyanya lagi
"Kemal sama nana" Jawabnya sendu mengingat kejadian yang tadi sempat dirinya terima atas perlakuan kemal yang tiba-tiba saja menelponnya
Memang, bagi mereka yang sempat membawa motor sebelum berangkatnya ke perkemahan memang di sarankan oleh febry untuk menitipkannya di warung bu ani saja.
"Pulang sama gue aja" Tawarnya yang segera merutuki dirinya sendiri karena tanpa berpikir panjang telah berbicara kepada cewe cupu di hadapannya ini. Merasa sangat kesal dengan mulutnya yang tiba-tiba saja berbicara seperti itu.
Tidak ingin di bilang ke geeran, alysa segera memastikan apakah benar yang baru saja cowo ini katakan padanya atau hanya alysa saja yang salah dengar "pulang bareng?"
"I-iya" Jawabnya kikuk. Entah apa yang terjadi padanya mengapa bisa seperti ini, yang pasti dirinya pun juga tidak tahu.
"Ac gue kenapa tiba-tiba mati ya, jadi panas"
pengalihan perhatian dani berpindah dalam hitungan detik kala sebuah suara yang berasal tepat di hadapannya ini tiba-tiba saja mengecohkannya. Tanpa aba dani nampak melihat ke arah ac yang berada di atas kepala faiz, dan nampak melihat ac yang di matikan secara sengaja.
Memang ada-ada saja kelakuan temannya ini, untung hanya satu.
---
"Ya anak-anak kita sudah sampai sekolah lagi. Berhubung waktu sudah semakin malam, kalian cepat-cepat langsung pulang ya. Dan untuk besok kalian semua di liburkan terlebih dahulu" kalimat terpanjang yang rizky keluarkan hari ini nyatanya dapat di mengerti oleh semua murid yang berada di dalam bus X1.1.Regan yang notabennya adalah anak baru, merasa kurang mengerti dengan apa yang di katakan guru di hadapannya ini "berapa hari liburnya pak?"
"Tiga bulan"
suara yang di yakini datang dari arah belakang regan. Ia pun segera memutar kepalanya dan mendapati dwi dengan wajah datarnya.
"Serius tiga bulan?" Tanyanya menatap arah lawan bicaranya
Sontak satu bus mentertawainya, merasa heran mengapa dirinya tiba-tiba saja ditertawai ia pun segera bertanya lagi "kok pada ketawa?"
"Ya lo bego, di boongin mau aja" Teriak lia dari tempatnya
Sekali lagi,semuanya tertawa kembali tetapi bedanya kali ini lebih kencang sehingga membuat para guru yang berada dalam satu bus bersama mereka mulai jengah atas kelakuan murid-muridnya.
"sudah-sudah" Rizky memperingati dan memberi jeda "liburnya hanya satu hari untuk kalian istirahat di rumah"
---
"langsung pulang?, gak ke markas dulu?" Jeje bertanya kepada kelima teman-nyaUntuk saat ini mereka sedang berada di warung bu ani, mereka berkumpul hanya sekedar merencanakan acara nanti malam sekaligus mengambil motornya masing-masing tentunya.
"Gue langsung pulang" Pamitnya tiba-tiba yang segera mendapat tatapan mencurigakan dari kelima teman-nya "kenapa?" Tanyanya merasa heran dengan kelakuan teman-nya terhadap dirinya
"Tumben" Jeje bersuara sembari memicingkan matanya takut kalau teman-nya yang satu ini menyembunyikan sesuatu.
"Gue udah ditungguin alysa, gue duluan" Setelah berpamitan kepada kelima teman-nya, dani segera menemui alysa yang sedari tadi sudah menunggu dekat para bus-bus berkumpul.
"aneh"
---
Setelah 15 menit menduduki motor, kini alysa telah sampai di depan rumah tantenya itu lebih tepatnya rumah siksaan baginya karena terus menerus mendapat siksaan dari sepupu-sepupunya yang terus menerus menyiksanya. Entah itu dari fisik maupun perkataan, yang alysa bisa lakukan hanyalah bersabar dan tetap melanjutkan impian ibunya yang menginginkan dirinya menjadi seorang dokter agar bisa mengobati orang-orang dan tetap melanjutkan perkerjaan ibunya yang dulu.
---eummm..
Cuma mau bilang maaf ya baru up lagi WKWKWK
Karena ya baru ada niatnya sekarang🙈
Oiya satu lagi, warung bu ani sm markas detroit itu beda ya, gasama.*Jangan lupa votmen guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
~ALTRA~
Teen Fictionpembullyan yang dialami alysa belum seberapa dibandingkan kisah hidup kelamnya. mempunyai sifat yang ceria dan baik hati, membuat alysa tidak mempunyai teman. aneh bukan?