s i x

379 90 11
                                    

"What are you looking at?" tanya Adit yang menoleh ke belakang melihat siapa yang membuat seorang Bram tertegun.

"Oh, that two girls?" tanya Adit menyeringai.

"U-um, what?" ucap Bram mencoba untuk mengalihkan perhatiannya.

"You're intrested at one of them?" tanya Adit kembali menyeringai.

"A-apaan sih lo, gak kok," ucap Bram terbata-bata.

"Now I get it. The reason why you're here is because of a girl. Which one, Dude?" tanya Adit kembali menggoda temannya.

"Apanya yang siapa? Bukan siapa-siapa kok," bela Bram.

"Hahaha, relax, Dude," ucap Adit lalu tertawa.

Bram hanya membalas dengan dengusan rasa kesal.

-----

"Siang semua," ucap Bram saat membuka pintu ruang meeting, disusul oleh Adit.

"Siang, Pak," ucap semua karyawan Divisi Pemasaran sambil berdiri.

"Duduk saja, tidak usah sungkan pada kita berdua. Ya sudah, kita mulai saja meetingnya." Bram segera duduk dan meneliti seluruh penjuru ruangan, mencari Aileen.

Saat menemukan perempuan itu, matanya seolah terkunci oleh pesona yang dimiliki perempuan itu.

Adit tiba-tiba menepuk bahu Bram lalu berbisik, "Focus, Dude. Stop staring at that girl. Aileen, huh?"

Sial! Adit sudah tahu perempuan yang mana.

"Sekarang, setiap karyawan akan mempresentasikan laporan bulanan mereka. Dimulai dengan Aileen Aloysius." Suara ricuh tepuk tangan mulai menggema sesaat nama Aileen dipanggil. Tak salah lagi, Aileen ada berlian divisi itu.

"Selamat siang semuanya, Bapak Bramasta Wijaya, dan Bapak Adhitya Altezza. Hari ini saya akan menyampaikan laporan bulanan saya yang akan dimulai dengan strategi marketing yang saya utarakan beberapa hari yang lalu," ujar Aileen panjang lebar.

Tak lupa, ia menggunakan power-point untuk menggambarkan tentang apa yang ia jelaskan.

Bram salah. Ia bukan berlian, melainkan emas divisi itu.

Setelah Aileen selesai, karyawan lainnya memulai untuk melaporkan hasil kerja mereka sampai semua karyawan selesai.

"Impressive! Aku suka cara kalian mengadakan rapat. Rapat divisi ini adalah salah satu rapat terbaik yang pernah saya kunjungi. Give a tap to your shoulder, everyone!" ucap Bram dengan senyuman yang bisa kapan saja melelehkan kaum hawa.

"Kalian boleh pergi," ucap Adit saat semuanya selesai membereskan dokumen ataupun kertas-kertas lainnya.

Selepas semuanya pergi kecuali Adit dan Bram, Adit mulai bertanya, "You didn't enjoy the meeting just because of her, right?"

"What? I'm professional enough to differenciate which one is which," ucap Bram dengan mata sinis.

Tiba-tiba Adit tertawa lepas seraya berkata, "You're fooled, Dude. Chill out!"

-----
To Be Continue

Author's Note
Halloo lagi!
Padahal baru kemaren ngeup chapter baru tp tiba2 kepengen aja lagi. Tapi jujur, agak kurang semangat karna votes sama commentnya menurun drastis huaa, sedih banget 😭 Apa karna karyaku kualitasnya menurun kah? Kasih saran dong :(

Yowes, tanpa basa-basi, jangan lupa vote dan comment yaa! Lop youu guys!

-Ladya

EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang