Kelomang

140 16 0
                                    

Selika lagi-lagi mengayuh sepedanya lagi pagi ini. Ia akan pergi sekolah seperti biasa.

Tas beruangnya sudah diletakkan di keranjang depan, dan Selika sudah menuju sekolahnya.

Selika bersenandung kecil, menyanyikan soundtrack Rainbow Rubby, salah satu kartun kesukaannya sambil terus mengayuh.

"Hai."

Selika menoleh ke samping.

Gaza juga sedang mengayuh sepeda di sampingnya sambil tersenyum lebar. Bedanya Gaza tidak mengenakan seragam sekolah.

Lupakan insiden kencan kemarin, karena salah Gaza juga sih menanyakan hal seperti itu pada Selika yang notabenenya teman bermainnya cuma mencakup anak sembilan tahun ke bawah.

Jadilah Gaza gelagapan dan mengiyakan saja ketika Selika menyebutkan kelomang cantik dengan mata yang berbinar-binar begitu. Mana bisa Gaza menolak wajah polos penuh harapan seperti itu.

"Hai." Selika balas tersenyum, kemudian kembali fokus ke depan.

"Kamu gak sekolah?" tanya Selika ketika sadar Gaza tidak memakai seragam.

"Aku libur," jawab Gaza sekenanya.

Selika mengernyit. "Loh, kok udah libur? Perasaan ujian masih lama deh."

Gaza cuma tersenyum saja kemudian mengendikkan bahu. Tidak mungkin juga kan, dia bilang kalau dia sedang membolos. Bisa-bisa imej Gaza jelek di mata Selika. Sorry, tidak akan kubiarkan mamank.

"Sel, sore nanti temenin aku jalan-jalan ya?"

"Ke mana?"

"Ya gak tau, ke tempat yang biasanya sering dijadiin tempat wisata sama penduduk sini gitu."

Selika terdiam kemudian menggerakkan mulutnya ke kiri dan ke kanan, berfikir keras. Ke mana ya? Soalnya Selika tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang ramai seperti itu. Dia kan cuma main di sekitar rumahnya saja, sama Bibi, Cacha, Lili, dan teman-teman yang lain.

"Gak tau tuh. Nanti aku tanyain ke temenku dulu deh." Akhirnya Selika menyerah berfikir. Serius, Selika tidak tahu tempat-tempat yang bagus buat dikunjungi. Tanya Nessi aja deh nanti.

"Jadi, bisa dong nemeninnya kalau udah kamu tanyain ke temen kamu?"

Gaza menatap Selika penuh harap, sambil sesekali melirik ke depan agar tidak jatuh atau menabrak lubang.

"Enggak bisa deh kayaknya. Heheh." Selika memasang cengiran lebar, menatap Gaza dengan raut bersalah.

"Aku udah janji sama temen-temen mau main balap ban nanti sore di lapangan," jelas Selika lagi.

Teman-teman di sini maksudnya tentu saja tidak lain dan tidak bukan temen anak-anaknya.

Gaza menghela nafas pelan. "Yaudah deh," lirihnya pasrah.

Tidak mungkin juga kan, Gaza memaksa. Nanti kesannya annoying lagi.

"Sel, kamu pernah gak, pergi main selain sama anak-anak itu?"

"Pernah, sama Nessi," jawab Selika seadanya.

Gaza merotasikan matanya. Siapa sih Nessi?

"Cewek apa cowok?"

"Cewek."

Sukur deh.

Selika [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang