Janji (end)

200 23 12
                                    

Gaza berhenti di ujung lorong, tepat ketika bahunya dicekal dan ditahan.

Gaza tidak tahu apa salahnya, namun ia yang sedang terburu-buru itu, lantas menoleh.

Gaza mengernyit. Kalau tidak salah cowok ini yang selalu menatap tidak suka ke arahnya dan Selika tiap di kelas. Gaza tahu sih, dia terlalu tampan, makanya banyak yang iri padanya. Tapi selama mereka diam, ya Gaza juga akan diam. Tapi cowok ini sekarang malah secara langsung menghalangi jalannya, menatapnya dengan tidak suka begitu.

"Sorry, Bro. Ini apa maksudnya ya?"

Gaza melepaskan cengkraman Ali dari bahunya, menaikkan sebelah alisnya.

"Gak usah sok bodoh gitu."

"Hey, kenapa sih?" Gaza masih berpura-pura bodoh.

Gaza yakin, cowok ini pasti salah satu yang cemburu karena dia dekat dengan Selika. Nyaris bersama tiap hari malah.

"Aku gak suka liat kamu deket-deket sama Lika."

"So?"

"Jadi, jauhin dia."

Alis Gaza bertaut, kemudian ia tertawa hampa. Menatap lorong-lorong yang sepi karena sudah jam belajar, kemudian menatap Ali lagi dengan datar.

"Lo siapa? Bapaknya? Abangnya? Atau pacarnya." Gaza berdecih, melihat Ali yang hanya bungkam dengan tatapan nyalang. "Kalau lo bukan siapa-siapanya, gak usah sok ngatur-ngatur."

"Kamu-" rahang Ali bergemeletuk. Dia sudah memakai cara baik-baik tadi, tapi sepertinya Gaza bukan orang yang mudah dipengaruhi. "Kamu cuma anak baru yang baru sebulan di sini, gak usah sok-sokan gitu. Kamu belum tahu siapa aku? Jangan sampai nyesel karena udah ngebantah."

"Maaf, gue gak kenal dan gak mau kenal sama pecundang kayak lo." Gaza menyeringai, kemudian berbalik dan berjalan lagi. Lalu beberapa detik kemudian dia berhenti, dan berbalik, menatap Ali merendahkan, "Mungkin gue anak baru, tapi seenggaknya gue lebih dikenal sama Selika," kemudian berjalan lagi.

"BANGSAT!" Ali tersulut, kemudian menghampiri Gaza, menarik bahunya dan meninju wajah cowok itu kuat. Ali terus meninju perut Gaza kuat dengan tatapan berapi-api.

Gaza terhuyung ke belakang setelah berhasil meninju Ali dan Ali terpental ke belakang juga.

Menyeka bibirnya yang berdarah. Balas menatap Ali nyalang. "Sialan," desisnya pelan.

"HABIS KAU!" Ali menyerang Gaza lagi, masih dengan emosi yang meledak-ledak.

Tapi kali ini, Gaza bisa mempertahankan diri. Gaza juga ikut tersulut, dan akhirnya membalas pukulan dan tendangan Ali.

***

Selika yang baru berjalan dari kamar mandi, ikut tersita perhatiaannya ketika melihat kerumunan dan beberapa anak cewek yang berteriak.

Selika mendekat, menyelip di antara kerumunan, dan sampailah kepalanya melongo ke tengah kerumunan. Mata Selika membelalak melihat apa yang terjadi.

Di depan sana, Gaza dan Ali yang sudah babak belur dan sama-sama tidak karuan bentuknya, sedang bergumul, sementara beberapa anak laki-laki berusaha memisahkan mereka. Namun sulit, manusia berdua itu sudah kalap, dan menyerang siapa pun yang mencoba menghalangi.

"GAZA! ALI! UDAH!"

Selika refleks langsung mendorong siapa pun yang menghalangi tubuhnya, menerobos begitu saja dan menarik pundak Gaza.

Selika [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang