#enjoy to read my new story.
Seorang gadis tengah duduk di bangkunya sembari memainkan sebuah benda berbentuk pipih. Gadis itu terlihat serius dengan ponselnya nya.
Sesekali ia melirik jam arloji berwarna pink yang melingkar di tangannya.
Jam menunjukan pukul 06.40, kelas nya masi terlihat sepi hanya ada ia dan dua orang berjenis kelamin perempuan sedang menyapu.
"Naya sama Maura kemana ya? tumben jam segini belum datang" Gadis itu bertanya pada dirinya sendiri.
Gadis itu sedang bermain game online di ponselnya. Tiba tiba, gadis itu merasakan seperti ada seseorang yang berjalan menujunya.
"Gue tau lo ada di belakang gue." Ucap gadis itu tanpa melirik ke belakangnya. Gadis itu masi tetap berkutat dengan ponsel nya.
"Yah ketauan deh" Ucap seorang pria dengan tubuh Atletis seraya berjalan menuju ke bangku kosong di sebelah gadis itu.
"Mau apa lo." ketus gadis itu.
"Eh sheren yang cantik, lemah lembut, baik hati, dan tidak sombong, serta rajin menabung." ucap pria itu.
"Gak usah muji muji segala, gue tau lo mau minta tolong ke gue buat kerjain pr matematika kan?"
"Hehehe kok lo tau?"
"Ya ampun Nathaniel Stefanus Dirgantara gue tu udah hafal bangett kelakuan lo."
"Cie di hafalin." goda Nathan sembari mencolek dagu sheren namun segera di tepis kasar oleh sheren.
"Apaan sih Nath."
"Ya udah nih buku nya kerjain ya" Ucap Nathan sambil menyondorkan buku nya dan di terima oleh sheren. Setelah itu Nathan pergi menuju meja di pojok yang sudah terdapat teman temannya, entah sedang melakukan apa.
"Kebiasaan." ucap sheren.
Sheren pun segera mengerjakannya dengan tenang. Ya, sheren menduduki peringkat pertama di kelasnya. Karena ke pinteran sheren, nathan memanfaatkannya untuk mengerjakan pr nya. Tidak semua, hanya saat pelajaran hitung menghitung seperti matematika dan fisika.
Selepas mengerjakan tugas tersebut, Sheren merenggangkan otot-otot nya. Namun, suara nyaring perempuan menyeruak ke pendengarannya yang membuat Sheren hampir saja terjungkal. "Dorrr!"
"Ehh demi paus bertelur." Pekik Sheren latah karena terkejut, saking terkejutnya ia hampir saja terjumpalit ke belakang.
"Ish ngagetin aja, untung gue gak punya penyakit jantung." Omel Sheren kepada kedua sahabatnya itu.
"Eh tapi kata mami gue kalo yang tangannya sering basah itu tandanya punya jantung." celetuk naya.
"Nah, si Mika kan tangannya sering basah, nah berarti dia punya jantung." Lanjutnya lagi.
Maura segera menjitak kepala naya. "Heh, semua orang juga punya jantung astagfirullah" Jengah Maura.
"Hehehe iya sih." kata naya sambil mengusap usap kepalanya yang di jitak oleh Maura.
"Tapi, maksud gue itu penyakit jantung hehe, typo dikit gak apa apa kali" Lanjutnya sembari menggaruk garuk tengkuknya yang tak gatal itu.
****
Motor vespa itu membelah jalan raya yang cukup padat. Dibelahnya jalanan kota kembang itu dengan langit yang cerah.
Selepas pulang sekolah Sheren dan Nathan mampir ke salah satu kedai ice cream di Bandung. Sesuai mood Sheren, untuk kali ini ia ingin icecream, jarang jarang ia memakan icecream.
KAMU SEDANG MEMBACA
óleyst saga
Teen Fiction"Ck, simpel. Gue gak mau masa depan gue dimiliki sama orang lain." Sheren mengernyit bingung, "Maksudnya?" Nathan melirik ke arah Sheren, ia membenarkan duduknya agar lebih nyaman, ia menatap Sheren lekat seraya tersenyum manis. Memancarkan ketulu...