Jangan lupa tekan ⭐
Warning typo bertebaran.
Di multimedia ada foto Sheren lho.Kalau ada typo mohon tandai ya:)
#enjoy to read my story.
Sheren membuka gerbang rumahnya, ia berjalan dengan langkah lesu. Sungguh hari ini sangat menguras tenaganya.
Bayangkan saja, Nathan mengajak Sheren pulang sekolah dengan berjalan kaki padahal jarak dari sekolah Sheren menuju rumahnya sangatlah jauh, dan yang lebih parahnya saat di perjalanan Nathan malah mengganggu anjing yang sedang tidur, anjing tersebut merasa terganggu, lantas anjing itu mengejar Sheren dan Nathan, alhasil mereka berlari sekencang mungkin agar terhindar dari amukan hewan itu.
Sheren membuka pintu rumahnya, "Assalamu'alaikum, Sheren pulang." salamnya dengan nada yang agak kencang.
"Aduh sayang, jangan teriak teriak dong, nanti kuping mama rusak." sahut Vina seraya berjalan mendekati Sheren.
"Hehehe maaf ma, lagian rumah sepi amat kayak hati Sheren, berdebu." sahut Sheren.
"Makannya jangan sok jual mahal, noh si Nathan. Kalian kan udah bersahabat sedari kecil, masa sih gak menyimpan perasaan satu sama lain." ucap Vina.
"Apa sih ma, jangan ngomong yang aneh aneh deh. Sheren sama Nathan juga udah janji kok bakal sahabatan selamanya." sahut Sheren.
Flashback on.
Sheren kecil berlari ke sana ke mari seraya membawa sebuah benda berbentuk kubus dengan pita kuning di tengahnya.
"Sheren jangan lari lari dong, Nathan kan mau liat isi dari kotak itu." rengek Nathan.
Sheren menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Nathan. "Gak mau, Sheren malu." jawabnya seraya mengembangkan pipinya.
"Emm, coba deh Sheren lihat pitanya, lucu kan?" tanya Nathan seraya melirik pita kuning tersebut.
Lantas Sheren menoleh pada benda yang dimaksud oleh Nathan, hal ini tidak disia-siakan oleh Nathan. Ia segera merebut kotak tersebut dari tangan Sheren. Ia menjulurkan lidahnya pada Sheren. "Wlee." Lantas Nathan berlari terbirit-birit.
"Ihh, Nathan ngeselin, huaa." rengek Sheren, cairan bening lolos begitu saja dari kelopak matanya, Sheren menangis.
Nathan yang mendengar isakan tangis Sheren segera menoleh ke arah Sheren, ia berlari kecil menghampiri Sheren. Nathan memeluk Sheren. "Kamu jangan nangis, kan aku udah bilang, kamu gak boleh nangis, jangan cengeng. Nathan gak bakal buka kotaknya kok, asal Sheren berhenti nangis ya?"
Sheren mengangguk setelah itu Nathan melepas pelukannya, ia menyodorkan kotak tersebut pada Sheren. "Nih kotaknya, jangan nangis lagi ya, kalau nangis nanti Nathan dimarahin sama kak Audrey."
Sheren terkekeh. "Kita buka barsama ya, tapi Nathan gak boleh ketawa." sahut Sheren.
"Boleh?" tanya Nathan ragu ragu, ia takut jika nanti Sheren malah menangis kembali.
Sheren tersenyum manis. "Boleh kok, sini aku yang buka." Sheren mengambil kotak tersebut dari tangan Nathan.
Ia membuka kotak tersebut. Ternyata di dalam kotak tersebut terdapat sepasang gantungan mini berbentuk kupu-kupu, yang satu berwarna ungu kebiru'an dan yang satu berwarna kemerahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
óleyst saga
Teen Fiction"Ck, simpel. Gue gak mau masa depan gue dimiliki sama orang lain." Sheren mengernyit bingung, "Maksudnya?" Nathan melirik ke arah Sheren, ia membenarkan duduknya agar lebih nyaman, ia menatap Sheren lekat seraya tersenyum manis. Memancarkan ketulu...