Bu Sandra?

108 45 12
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Warning typo dimana mana.

#enjoy to read my story.

"Sheren!" Pekik seorang pria dari arah belakang sambil berlari kecil mendekat ke arah Sheren.

Sheren yang sedang berjalan di lorong sekolah pun lantas menoleh ke belakang, lebih tepatnya menoleh kepada seorang pria yang tadi memanggil nya.

Sheren mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa?"

"Gue tuh tau banget lo emang seneng banget sama dunia modeling." Ucap Nathan.

Sekedar info Sheren memang sudah memasuki dunia modeling sejak kecil, lebih tepatnya saat menduduki bangku dasar kelas tiga SD. Bahkan ia pernah melakukan pemotretan untuk sampul majalah anak pada jaman nya.

"Terus?"

Nathan menyondorkan selembar brosur pada Sheren, "Nih."

Sheren mengambil brosur yang di beri Nathan, lalu ia menelisik brosur tersebut. "Seriously?" Pekik Sheren tak percaya setelah membaca apa isi brosur itu.

Nathan mengangguk semangat.

Sheren yang merasa bahagia bercampur kaget tak percaya, dengan refleks Sheren memeluk erat Nathan.

Baru saja Nathan ingin membalasnya, Sheren sudah terlebih dahulu melepaskan pelukannya.

Sheren tersenyum kikuk, "Sorry gak sengaja, tiba tiba aja gitu." Lirih Sheren.

"Gak apa apa, setiap hari juga gak apa apa kok." Goda Nathan.

"Ish, mau lo." Ketus Sheren lalu berlalu meninggalkan Nathan.

Hal tersebut tak luput dengan tatapan mengintimidasi para siswi yang sedang berlalu lalang menuju kelasnya masing masing.

Di tempat lain, ada seorang gadis sedang memperhatikan gerak gerik Sheren dan Nathan, ia menampilkan senyum liciknya, "Awas aja lo, Sheren."

****

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi beberapa detik yang lalu. Kini Sheren sedang membereskan buku buku nya.

"Sher lo piket hari ini?" Tanya Maura, yang di jawab anggukan oleh Sheren.

"Ya udah gue duluan ya Sher, soalnya ada acara keluarga, gue buru buru banget, tu Najwan juga udah nungguin gue." Ucap Maura sambil menujuk ke arah pintu.

Benar saja di sana sudah berada Najwan yang sedang bertengger di pintu, tak luput ia tersenyum kepada Sheren dan melambaikan tangannya.

Sheren hanya mengangguk sebagai jawabannya. "Sory banget ya sher, bye." Ucap Maura lalu pergi berlalu.

"Kemana tu si Maura?" Tanya Naya yang baru saja mengantarkan buku buku ke perpustakaan atas suruhan Pak Bima selaku guru Bahasa.

"Pulang lah."

"Tapi kok kayak buru buru banget ya?"

Sheren hanya mengangkat kedua bahu nya sebagai jawaban.

"Sher gue duluan ya soalnya adek gue sakit, kasian di rumah gak ada yang jaga bokap nyokap gue lagi keluar kota." Kata Naya.

Sheren hanya mengangguk mengiyakan, "Iya."

óleyst sagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang