Jangan lupa tekan ⭐
Warning typo dimana mana.
#enjoy to read my story.
Sheren turun dari motor sport Raka dengan susah payah lagi, ia mendengus kasar. Ia berjanji bahwa ini adalah pertama dan terakhir kalinya ia menaiki motor sport seperti ini.
"Mau mampir?" Tanya Sheren.
Raka menggeleng, "Gak usah, nanti aja mampirnya bareng bonyok gue."
"Hah? Ngapain?" Tanya Sheren yang belum tersadar.
Sheren berfikir sesaat atas apa yang dimaksud dengan ucapan Raka. Sheren yang sudah menyadarinya segera menggeleng cepat, ia segera memukul lengan Raka, "Ish apaan si."
Raka meringis kesakitan, "Iya iya maaf cuman bercanda, baperan amat si."
"Tau ah kesel, udah sana sana pulang." Usir Sheren.
"Lo ngusir gue?" Tanya Raka polos.
"Menurut lo?"
"Iya."
"Ya udah sana." Ketus Sheren.
"Oh lo beneran ngusir gue, kirain cuman berjanda."
Sontak Sheren melotot ke arah Raka seraya beracak pinggang, "Oh lo do'ain gue jadi janda?" Tanya Sheren tak santai.
"Eh bukan gitu, maksud gue bercanda." Koreksi Raka.
"Tau ah rese, udah sana pulang." Usir Sheren lagi.
"Ya udah ini mau pulang kok." Sahut Raka seraya menyalakan mesin motornya.
Sebelum benar benar pergi dari hadapan Sheren, Raka sempat menoel pipi Sheren yang sudah memerah menahan amarah, "Duh jadi gemes,jadi pengen langgar peraturan deh." Monolog nya. Namun masih bisa di dengar oleh Sheren walau itu samar samar.
Belum sempat Sheren bertanya maksud dari ucapan Raka, Raka sudah melesat pergi menjauh dari hadapan Sheren.
****
Di tempat lain, nafas Nathan menderu cepat, bercak bercak darah sudah memenuhi wajah tampannya. Ia melirik sekilas ke sekitarnya, the Ghoza kembali dengan kekalahan nya, walau anggota the ghoza bertambah lebih banyak dari Mayora, tak mampu menyurutkan nyali anggota Mayora. Walau mereka sesekali kewalahan saat menghajar nya.
Bau hanyir darah menyeruak ke indra penciuman nya, the Ghoza sudah tumbang, terlihat anggota the Ghoza tergeletak di aspal seraya menahan sakit yang menjulur ke seluruh tubuhnya.
Nathan menampilkan senyum smirk nya, ia menatap seluruh anggota Mayora sebelum sebelum pandangannya memburam dan--.
Brukkk
Nathan pingsan tak sadarkan diri, seluruh anggota Mayora yang melihatnya segera berlari menolong nya. Lantas mereka segera membawa tubuh sang kapten menuju rumah sakit.
Di ruangan serba putih, Nathan mengerjapkan matanya beberapa kali, bau obat obatan menyeruak ke indra penciumnya, ia mengedarkan pandangannya.
"Gimana?" Tanya David yang tersadar akan Nathan yang mulai sadar dari pingsannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
óleyst saga
Teen Fiction"Ck, simpel. Gue gak mau masa depan gue dimiliki sama orang lain." Sheren mengernyit bingung, "Maksudnya?" Nathan melirik ke arah Sheren, ia membenarkan duduknya agar lebih nyaman, ia menatap Sheren lekat seraya tersenyum manis. Memancarkan ketulu...