Kita dekat, seperti indahnya senja yang begitu pekat.
Dulu kita saling sapa, sebelum kita mengenal duka
Kau yang pernah menghafal nama,
Menaruh tangan diatas kepala,
Kita bercanda bersama,
Sangat nyaman rasanya.Lalu kudengar berita duka
Tak ku sangka hatimu sudah milik lainnya
Buat apa kukenang 'duka', jika ini memang nyata adanyaKau bilang menunggu itu menyakitkan?
Kau bilang dirimu patah sekarang?
Apa kabar 'duka'ku dulu 'kawan'?Kau selalu saja menerka
Setidaknya libatkanlah sedikit logika didalamnya
Agar kau tahu, aku tak pernah mendamba siapun kecuali dirimu.
Jadi, jangan asal salah paham dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak-sajak Abstrak
Poetry◌ ◟°ˊ Tempat persembunyian, dari hiruk-pikuk nya dunia. ◌ ◟°ˊ fyi ⤵ Sajak ini abstrak. Maka jangan membacanya dari bab 1. Resapi dulu bab ke-89. Karena disitulah tempat semua penjelasan dari ketidakjelasan bait-bait sebelumnya. Awal dibuat: 18/08/19