Tuan lembayung senja
Penikmat kopi jinggaCinta tak harus berkata
Cukup dengan dirasa
Tuan mungkin menyerah
Padaku yang terlalu fanaMaaf buatmu resah
Sungguh aku hanya bersandiwara
Tersadar jika pembuktianmu itu nyata
Tapi maaf, aku terlambatTerimakasih tuan
Atas rasa yang tak pernah temaram
Aku ingin memanggilmu
Namun sayang kau terlanjur hilang-rasa yang terlalu bersandiwara, menyesal setelah mengilang tak bersuara-
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak-sajak Abstrak
Poetry◌ ◟°ˊ Tempat persembunyian, dari hiruk-pikuk nya dunia. ◌ ◟°ˊ fyi ⤵ Sajak ini abstrak. Maka jangan membacanya dari bab 1. Resapi dulu bab ke-89. Karena disitulah tempat semua penjelasan dari ketidakjelasan bait-bait sebelumnya. Awal dibuat: 18/08/19