- Epilog -

501 53 12
                                    

Setelah operasi yang Nakyung lakukan, sekarang dia koma sudah hampir sebulan dan selama waktu itu pula Hyunjin setia menemani. Terkadang juga, Jeno ikut menjenguk sama halnya dengan Renjun yang datang bersama Eunbin dan Han.

Bagaimana dengan nasib Kim dan Saeron?

Mereka awalnya memang diperiksa di kepolisian, tapi tidak bisa di tahan karena masih dibawah umur pada saat itu. Mereka berdua dikembalikan ke orang tua, tentu Suho sang ayah sangat marah.. beliau bahkan sampai mengurung Kim dan Saeron di kamar yang berbeda.

Kenapa?

Karena setelah kejadian itu, kondisi mental Kim Hyunjin jadi memburuk apalagi Tuan Kim yang kala itu memukuli sang anak saking kesal dan kecewanya, sudah cukum Kim membuat keluarga ini malu. Saeron masih waras, dia kini sudah berubah jauh lebih baik walaupun kadang dia kerap menangis saat mendengar Kim merintih dan berteriak sendiri yang tidur tepat di sebelah kamarnya.

Ting.. tong..

Bell dari sebuah rumah besar berbunyi, tak lama benda berbentuk persegi panjang itu terbuka menampilkan seorang gadis disana. Beruntung rumah ini sepi, karena tuan dan nyonyanya sedang pergi bekerja.

"Kim Hyunjin?"

Si gadis segera memeluk tamu lelaki yang datang seraya menangis dengan tersendu-sendu, dia ingin sekali menuangkan rasa sedihnya, rasa sakitnya namun entah pada siapa. Dan sekarang Hyunjin datang, dia jadi lega. "Kim keadaannya gak baik Hyunjin."

"Saeron, apa maksud lo?" Hyunjin bertanya heran.

Kim Saeron menghapus air matanya kasar, lalu menarik nafasnya dalam. "Mending kita ngobrol di dalem aja deh, atau di kamar gue.. biar lo paham apa yang terjadi sama Kim."

Lelaki itu mengangguk mengiyakan ajakan Saeron. Melangkah memasuki rumah besar bernuansa putih, menaiki tangga sampai ke sebuah kamar dilantai dua.

Di dalam kamar, Hyunjin masih tak mengerti apa yang Saeron maksud. Karena kamar itu ya hanya kamar, tidak ada yang spesial sampai bisa menjelaskan semuanya. Namun tak berapa lama, ada suara orang lain.. suara seorang gadis yang tengah tertawa dan berbicara sendiri seraya memanggil nama si lelaki.

"Saeron, bukannya itu suara Kim?" Kening Hyunjin berkerut dalam.

Gadis Kim mengangguk lemah. "Metal Kim dalam keadaan gak baik Jin, semenjak kejadian itu. Makanya kamar kita di pisah kayak gini." Dia kembali terisak sambil menunduk.

"Maksud lo? Kim Hyunjin gila?"

Sekali lagi, Saeron mengangguk. Dia menangis secara terang terangan di hadapan temannya. "Iya Jin, Kim gila semenjak ayah mukulin dia waktu tau semua kejadian itu.. Kim dikurung."

Benar di luar dugaan, Hyunjin tidak menyangka kalau hal itu sampai membuat Kim gila. Biar bagaimanapun, dulu Kim pernah menjadi orang yang paling dekat dengan Hyunjin. Kenangan dimana dulu dia selalu digoda anak-anak sekelas karena nama mereka sama, duduk di bangku taman belakang sekolah seraya mengerjakan tugas dan makan es krim. Hyunjin masih ingat semua itu.

"Hyunjin... Hyunjin... gue sayang sama lo." Suara rintihan itu terdengar, menyayat hati lelaki Hwang. Dia menyesal dulu pernah membuat Kim jatuh cinta padanya, tapi hati tidak bisa di paksa kan?

Crak!!

Tak berapa lama setelah suara Kim terdengar, suara pecahan kaca pun terdengar. Hyunjin terkejut bukan main. "Saeron?! Apa Kim gak kenapa-napa?" Dia khawatir kalau-kalau Kim akan terluka.

Saeron menggeleng kecil. "Dia gak kenapa-napa, dia emang sering lemparin barang kayak gitu." Ucapnya menatap nanar keluar jendela yang menghembuskan angin penanda hujan akan turun, bau tanah pun sudah tercium.

[✔] Hi Loser! - Lee Nakyung (ft.00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang