- Parents : Lee Jeno -

388 68 2
                                    

Jangan terlalu menyalah kepribadian kita saat sudah jauh dari kata baik. Pembrontakkan yang kita lakukan, semata-mata untuk memberi tahu jika kita lelah. Dipaksa untuk selalu menjadi nomor 1 demi sebuah gengsi. Persetan dengan semua itu, karena nyatanya mendapat sanjungan adalah cara paling ampuh untuk membunuh kita secara perlahan.

- Hi, Loser!! -

H-3 mendekati hari ujian, kamar megah seorang lelaki jutru diisi dengan keributan yang keluar dari sebuah video game. Dia tidak terlihat fokus sedang belajar, berlatih beberapa soal untuk menghadapi ujian semester yang tinggal menghitung hari.

Sebotol wine yang dia curi dari ruang penyimpanan dirumahnya pun turut menemani, bersamaan dengan beberapa camilan ringan dari kulkas. Wine itu hanya tinggal sisa setengah botol, jangan tanyakan kemana perginya setengah botol lagi.. karena lelaki itu yang meminum.

Lee Jeno.

Bermain dengan sangat ambisius, meluapkan segala isi hati yang dia tahan sendiri. Menembaki musuh dalam video game dengan brutal seakan itu nyata.

You Loser!

Brak!

Suara pukulan keras pada keyboard PC-nya, jelas sudah menjelaskan jika dia kalah. Dan tentu Jeno benci itu!

Dia benci dikalahkan.
Dia benci jadi pecundang.

"Ck. Game sialan!" Gerutu si lelaki kembali meneguk wine dalam gelas.

"Lee Jeno, ada apa?" Suara dingin seorang wanita terdengar.

Ketukan dari sepatu heals nya terdengar jelas ditengah suana sepi yang menyelimuti, wanita berusia sekitar 27 tahun itu adalah Lee Seulgi. Ibu tiri Jeno.

"Bukan urusan lo!" Sarkas Jeno mendudukkan tubuh secara kasar di atas sofa, kembali berkutik dengan ponsel dengan meminun segelas wine dan camilannya.

Seulgi nampak melipat kedua tangan didepan dada, menatap sang anak tiri dengan bingas. "Apa kau tidak belajar?" Dinginnya.

Si lelaki menggeleng kuat. "Buat apa? Toh, pake uang papa juga gue bisa jadi peringkat 1!" Sarkas Jeno.

"Semudah itu kah? Bukannya kau selalu belajar untuk meraih peringkat itu?" Seulgi kembali bertanya.

"Gue terpaksa! Gue baru inget kalo papa gue itu CEO, dia bisa lakuin apa aja buat gue. Termasuk ngebeli peringkat!"

"Jangan habis kan uang papa mu hanya untuk membeli peringkat Jeno."

Mereka tak saling menatap, namun dari nada bicara mereka terdengar seperti akan saling membunuh. Jeno membenci Seulgi, jelas.. karena ibu tirinya ini telah menyebabkan ibunda tercinta meninggal 4 tahun lalu.

Namun ujaran Lee Seulgi terakhir membuat si lelaki menatap tajam. "Bukannya lo yang yang hobi ngabisin uang papa?" Sarkasnya.

"Dasar cewek matre!"

Brak!

Kaki yang menggunakan heals sepanjang 11cm itu menendang bebas CPU komputer anak tirinya. Wajah cantik itu nampak merah padam menahan kekesalan, tapi masih ada secarik senyum mengerikan terlukis dibibir merahnya.

[✔] Hi Loser! - Lee Nakyung (ft.00L)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang