"..mungkin hanya Mas yang terlalu berharap dengan hubungan kita."

24 0 0
                                    

Fix.
Ini keputusanku. Sekuat hati dan fisik, aku akan menjauh. Aku tidak mau mentasbihkan diriku sendiri sebagai pelakor dalam kehidupan rumah tangga Mas Reno dan Kiara.

Tapi rasanya ketekadanku untuk menjauhinya, ditentang langsung oleh sang empunya.

Beberapa kali bahkan aku harus mencari alasan, sampai berbohong pula.

Pagi hari, Lobby kantor

“woey.. Nglamun..”
Lolly mengagetkanku yang memang sedang melamun di meja kerjanya. Aku mendengus kesal.

“sewot amat pagi ini, buk? Masih dalam misi iniiih?”

“misi apa?”
deg.. Suara itu.

Dan ketika aku mengangkat kepala, Mas Reno tengah berdiri dengan tatapan mata tajamnya. Dibelakangnya, Mr. Gilian seperti biasa mendampingi.

Seketika aku berdiri, menunduk sopan menyapa mereka.

“eh.. Morning Sir. Reno, Mr. Gilian”
Sapa Lolly ramah. Mas Reno mengangguk, Mr. Gilian menunduk sopan juga. Aku diam saja, menunduk.

“Misi apa Miss. Lolly?”
“eh...”
lolly tampak bingung harus menjawab apa, seketika dia mencubiti pinggangku minta pertolongan.

Tak ingin larut dengan suasana seperti ini, aku pamit pergi.

“Maaf.. Saya duluan Sir. Reno, Mr. Gilian, Lolly..”
aku hendak secepatnya pergi dari situ, tetapi..

“tunggu... Fia.”

Shit. Kenapa harus manggil sih.
Aku membalikkan badan.

“Ada yang bisa saya bantu Sir. Reno?”
tanyaku sopan

“jam 9 nanti tolong ke ruangan saya.”

Deg. Untuk apa?

Aku harus berpikir. Tidak. Aku tidak boleh mengiyakan.

“mohon maaf dengan hormat Sir. Nanti jam 9 kebetulan saya harus mendampingi Sir Brean meeting dengan Compress Ex di kantor mereka. Kalau ada pekerjaan yang harus saya bantu, mungkin Sir Reno bisa menyampaikannya lewat Mr. Gilian. Baik. Saya permisi dulu Sir.”
Aku menunduk lagi dan secepat kilat melangkah meninggalkan mereka.

Menjelang Makan Siang, Ruangan Brean

“masuk...”
kata Brean dengan masih sibuk menandatangani dokumen yang ku bawa.

“Permisi, Sir Brean..”

Mr. Gilian.. Ada apa ya? Batinku.

Mendengar Mr. Gilian yang datang Brean menghentikan kegiatannya sebentar.

“Masuk Mr. Gilian, apa Sir. Reno membutuhkan sesuatu?”
tanya Brean

“maaf, Sir. Mr. Reno ada didepan pintu hendak menemui Anda.”
seketika aku dan Brean kaget. Secepat kilat Brean berdiri dan menghampiri pintu.

“Kenapa tidak langsung disuruh masuk?”
tanyanya sedikit kesal pada Mr. Gilian sambil membukakan pintu dengan tangannya sendiri.

“maaf Sir Reno. Saya tidak tahu Anda akan ke ruangan saya, silahkan masuk. Apa ada sesuatu yang bisa saya bantu.”
Kulihat Mas Reno hanya menantapku tajam tanpa menoleh sedikit pun pada Brean.

Dia hanya tetap berdiri menyandar pada meja kerjaku yang ada di luar pintu dengan tangannya yang bersedekap di dada.

“sorry.. Brean. Bukan maksud mengganggu. Saya hanya mencari seseorang yang bekerja di meja ini.”
Brean menganga sambil melirikku. Aku hanya menunduk.

A Mistake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang