8. Di permainkan?

117 14 2
                                    

Selama pelajaran berlangsung gadis itu sama sekali tidak menyimak pelajaran.

Tubuh dan matanya memang menatap papan tulis, tapi otak dan pikirannya melayang entah kemana.

Sedari tadi Pinky hanya menatap kosong ke arah papan tulis, untung saja pak Burhan tidak menyadari hal itu. Gadis itu bingung harus menjawab apa, ketika Obil mengajaknya untuk melanjutkan rencanannya membuat kejutan yang romantis untuk Garren.

Ah sudahlah biarkan gadis itu terus berlarut pada pikirannya sendiri.

***

Di lain tempat Obil tengah mempersiapkan semua yang ia perlukan untuk menyatakan perasaannya kepada Garren.

Ya, kebetulan sekali kelas Obil hari ini jamkos, jadi ia bisa bebas mempersiapkan ini itu tanpa harus ketahuan guru.

"Rick...Erick lo bisa kan batuin gue masang ni petasan", ucap Obil setengah berteriak karena Erick sedang memakai headset di telinganya.

"WOYY ERICK...", kali ini Obil benar-benar berteriak.

"Apansi, lo gak liat gue lagi maen PUBG? Ganggu lo", ujar Erick yang agak kesal karena kesenangannya di ganggu.

"Yaelah bantuin gue napa, bentar doang nih cuma masangin ni petasan ellah, please bantu gue yah", kata Obil memohon.

"Huh yaudah iya, lagian lo ngapain si pake acara masang-masang petasan segala? Emang buat apaan si?", Tanya Erick malas.

Ya, Obil belum memberitahu Erick jika ia ingin menyatakan perasaannya kepada seorang gadis, karena menurut Obil, Erick akan mengerti sendiri dengan apa yang ia siapkan dari tadi.

"Caellah kemana aja lo? Masa lo gak tau si.... gue kan pengen nembak Garren", jawab Obil antusias.

"Mmm Garren? Kek pernah denger tuh nama tapi dimana yah?" Tanya Erick pada dirinya sendiri.

"What?! lo beneran gak tau? Dasar pikun, Garren yang waktu itu lo lempar bola kepalanya".

"Oh yang itu, eh enak aja gue gak ngelempar yah, itu gak sengaja", balas Erick tak terima.

"Iyedah serah lo, yaudah sekarang bantu gue gc keburu istirahat nih", perintah Obil.

"Yaudah, ini di pasang dimana? Sebelah sini?",tanya Erick malas.

"Iyah agak keatasan dikit biar pas", jawab Obil tak kalah malas.

***

Di kelas

" Itu caranya udah bapak tulis, tinggal di catat saja, yaudah bapak keluar dulu, kalian jangan berisik", kata pak Burhan yang langsung melenggang pergi dari kelas.

"Okeee pak", ujar para murid.

Setelah pak Burhan meninggalkan kelas, Rasya dan Garren langsung menghadap Pinky.

Jadi, bangku Rasya dan Garren itu ada di depan bangku Pinky, sedangkan Pinky duduk sendiri, ya karena ada anak murid di kelas ini yang mengundurkan diri sebab beasiswanya di cabut, ntah karena apa.

"Woyy pink hellow?" Ucap Rasya yang melambai-lambai kan tangganya di depan muka Pinky.

Pinky yang sedang melamun di buat terkejut oleh tingkah sahabatnya itu.

"Eh..i..iya? Kenapa Ras?".

"Ngelamunin apaan lo?".

E.G.OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang