Jangan itung-itungan jadi orang
Emang lo udah jago matematika gitu?-Rendy Vernan Argadinama-
--------Selamat membaca🍭
.
.
.
.
Malam yang sunyi sudah berganti menjadi pagi hari yang cerah secerah suasana hati gadis cantik nan imut ini, Bintang.Bintang dan Dimas sedang menunggu Pak Budiman di luar perpustakaan. Bintang dan Dimas sama-sama yakin dan semangat bahwa semua usahanya akan berbuah hasil yang maksimal.
"Ngapa sih lo? Senyum-senyum gitu, Gila?" tanya Dimas pada Bintang yang sedang tersenyum sembari memainkan handphonenya.
Bintang menatap sinis ke arah Dimas, "Ih Dimas sembarangan kalo ngomong."
"Eh iyaiya maaf."
Bintang cemberut, huh apa-apaan Dimas mengatainya gila, yang ada Dimas malah yang harus dibilang gila, awokawok.
"By the way, lo sayang banget ya Bin sama si Keynan?"
"Iya lah Dim aku sayang dia, kalo gak sayang ngapain aku bertahan sampai sejauh ini."
Dimas tersenyum dengan tulus, "Gue selalu doain yang terbaik buat lo berdua."
"Makasih Dimas."
"Yoi. Eh iya tadi gue liat si Chaca sama Bombom lagi berduaan deket kelas IPA 3. Gue kagetin mereka berdua sampai mereka loncat kek gitu Bin, sumpah dunia serasa bergetar saat mereka loncat kaya gitu." Dimas bercerita yang membuat Bintang tertawa ngakak.
"Ih kamu jahil banget sih, kasian tau."
Bintang memang mempunyai humor yah receh, Dimas baru saja bercerita seperti itu Bintang sudah tertawa ngakak.
Dimas senang bisa manjadi alasan Bintang tertawa, dia berpikir ternyata ke gesrekannya ini berguna buat Bintang.
Dimas menatap wajah Bintang yang sedang tertawa. Tanpa disadari ia tersenyum.
"Ekhemmm..." Deheman seseorang dan itu adalah Keynan.
"Belum berangkat ke tempat olimpiadenya?" Tanya Keynan dengan nada bicara yang sulit diartikan, intinya tidak sama dengan biasanya.
"Belum."
"Oh."
Pak Budiman datang, "Ayo berangkat, bapak sudah siap."
"Iya pak."
"Aku duluan ya," pamit Bintang pada Keynan dan ia pun pergi bersama Dimas dan pak Budiman.
Keynan menatap punggung Bintang yang mulai menjauh dengan tatapan aneh.
"Kamu kenapa sih Bin? Kenapa sikap kamu berubah? Ini pasti karena Dimas!" Keynan mengepalkan kedua tangannya kesal.
Padahal pagi ini ia sengaja datang lebih pagi dari biasanya karena ingin mengucapkan semangat pada Bintang dan ia pun mengharapkan ucapan selamat ulang tahun dari Bintang. Namun, Bintang malah pergi begitu saja tanpa mengatakan sesuatu untuknya.
Keynan berjalan menuju kelasnya, ia yakin semua temannya pasti belum datang karena sekarang baru saja pukul 06. 30. Keynan sudah tahu teman sekelasnya itu memang selalu ngaret.
Saat tiba di depan kelas, pintunya tertutup. Keynan pun membuka perlahan pintu kelasnya.
Saat pintu terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan atau Bintang [Telah Terbit✔]
Teen Fiction"Kalau aku kasih pilihan, Keynan mau milih Bulan atau Bintang?" Namanya Keynan Firnando Ghirama, seorang lelaki yang ketampanannya diatas rata-rata. Anak satu-satunya dari pemilik perusahaan ternama di Indonesia. Tapi sayang, ayahnya sudah meninggal...