Dua Puluh Sembilan

1.6K 154 587
                                    

Lo minta gue menjauh, gue turuti
Kenapa?
Karena gue tahu diri


-Dimasta Bagaskara-


Dimas sadboy huhu:v



Selamat Membaca🍭
.
.
.
.
.


Kakeknya Keynan terkekeh malu, karena tak mau kalah ia pun membalas ucapan Sang isteri, "Hey bukan hanya kakek aja yang kelakuannya kaya anak zaman sekarang, tapi si nenek juga. Dia nonton drakor sampai tengah malem terus nangis bombay kaya anak ABG yang baru diputusin sama pacarnya."

PLAK!

Neneknya Keynan memukul pundak Sang suami.

"Ih kakek, nenek gak sampai nangis. Kakek suka mengada-ngada, huh!"

"Ngaku aja nek, kakek pernah liat!"

Hingga terjadi beberapa perdebatan antara keduanya.

Kelakuan nenek dan kakeknya Keynan seperti anak muda saja, bahkan kadang masalah makanan saja mereka masih sering berebut.

"Nenek sama kakek lucu banget sih," ucap Bintang.

"Si kakeknya ngeselin, Bintang. Nenek sampai kesel banget sama dia."

"Kok kakek sih? Nenek juga!"

Mendengar itu, Bulan, Bintang, dan Kejora tertawa.

"Udah-udah, kakek sama nenek jangan debat terus. Kek, kakek ngalah dong sama nenek. Kodratnya cowok tuh memang harus ngalah," ujar Keynan.

"Betul! Cowok memang harus ngalah sama cewek!" Ujar Bulan dan Bintang bersamaan. Padahal, mereka berdua tidak janjian untuk mengucapkan ucapan yang sama, wk.

"Okelah, cewek selalu benar," ucap kakeknya Keynan pasrah.

Neneknya Keynan tertawa pelan, "Apaan sih jadi bahas kodrat cewek sama cowok gini. Tujuan nenek undang Keynan kesini tuh mau ngomongin ultah nenek."

"Nek, gimana kalo kita rayain ultah nenek sekaligus ultahnya Keynan juga. Kakek pengen rayain ultah Keynan, coba aja dua minggu yang lalu kamu nurut sama ucapan nenek buat rayain ultah kamu, lah ini kamu malah gak mau," saran kakeknya Keynan.

Memang, walaupun mamanya Keynan tidak terlalu memperhatikan Keynan. Tapi ada nenek dan kakeknya yang senantiasa menyayanginya dengan penuh hati. Bahkan waktu Keynan ulang tahun dua minggu yang lalu saja, nenek dan kakeknya Keynan sudah ingin membuatkan pesta ulang tahun. Hanya saja, Keynan menolak.

"Nenek setuju banget kek, walahh senengnya bisa rayain ulang tahun sama cucu kesayangan nenek."

"Gak mau ah kek, nek. Lagian ulang tahun Keynan udah lama banget. Udah, rayain ulang tahun nenek aja, Keynan gak usah," tolak Keynan yang tidak menyetujui usul kakek dan neneknya.

"Ya gak masalah udah lama juga, pokoknya kakek dan nenek gak terima penolakan!" Kakeknya Keynan memaksa.

"Key, turutin aja maunya kakek sama nenek kamu. Biar mereka seneng," kata Bintang.

"Tau sih Key, Ayo ih mau!" ujar Bulan.

"Iya kak Keynan, rayain aja. Kejora aja pengen banget rayain ultah, lah kakak malah nolak."

Keynan diam sejenak, lalu tak lama kemudian ia menganggukkan kepalanya mengiyakan. "Ya udah, aku mau."

"Nah, ini baru cucu nenek. Sekalian ada hal penting yang mau nenek ungkapin nanti."

Bulan atau Bintang [Telah Terbit✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang