7; Seven

9.4K 863 11
                                    

HA¶¶Y READING!
Don't forget to vote and coment!
Follow my account!

my brother —2O2O
©xxrsdk

s t a r t

• ────── ✾ ────── •

JIMIN duduk berhadapan dengan Jungkook di sofa ruang tamu. Ia dengan tas yang berada di samping nya seolah-olah ingin menguliti Jungkook dengan tatapan yang ia beri.

Namun, hal itu malah tidak sama sekali digubris oleh si penerima. Jungkook kan tidak perduli.

"Haiss, kau membuat ku gila eoh, setidaknya balas salah satu pesan ku, agar aku tau kau baik-baik saja. Aku mengkhawatirkan mu dan kau baik-baik saja di rumah bermain dengan anak ini."

Jimin memandang Jungkook lelah, masih sedikit kesal dengan Jungkook yang sebelum nya telah menceritakan mengapa ia tidak ke kampus tanpa kabar.

"Kau berlebihan." Jungkook sama sekali tidak memberikan atensi nya pada Jimin. Ia tengah berpusat memainkan rambut Taehyung yang akan dipotong itu.

Mulut Jimin terbuka lebar. Si Jeon ini sejak kapan dapat berpusat pada suatu hal selain buku-buku nya?

Jimin berdecak, "Hais! Aku tidak akan perduli pada mu lagi Jeon sialan!" Ia mengeluarkan ponsel nya dan terfokus pada benda itu.

"Jeon ... Sialan?" Taehyung bergumam, menatap takut ke wajah Jungkook yang ada di atasnya karna dia berada di pangkuan Jungkook.

Sebenarnya ia sangat penasaran dengan kata 'Jeon' di telinga nya, kalimat itu jika disandang kan dengan Jungkook terlihat lebih keren.

Dan dia menyukai Hyung nya yang keren.

Tapi tidak diperbolehkan oleh Jungkook.

Jungkook mendengar gumaman Taehyung. Hanya melirik Taehyung sekilas, kemudian mengambil remot Tv di sebelah nya dan melempar benda berbentuk persegi panjang itu ke kepala Jimin.

Bug!

Tepat sasaran.

"Yak Jeon sialan! Mengapa kau melempar nya padaku?! Itu remot kau tahu?! Remot! Kau kira dia bantal?! Hais, kepalaku,.... "

"Dilarang mengumpat saat bersama Taehyung. Dan sudah kubilang, berhenti memanggilku Jeon." Jungkook memberikan muka datar andalan nya.

"Dan ayo temani aku, ini sudah waktunya kita pergi." Jungkook beranjak bangun. Menggendong Taehyung gaya koala dan pergi ke kamar nya.

Meninggalkan Jimin yang cengo dengan mulut terbuka lebar.

"Dia bahkan tidak memberitahuku kemana dia akan pergi. Sialan." Jimin menyandarkan bahu nya lelah. Kembali bermain ponsel untuk melupakan kekesalan nya dengan Jungkook.

• ────── ✾ ────── •

Pemuda itu turun dari mobil dan menutup pintu mobil nya disusul oleh Jimin. Ia berjalan ke sisi lain mobil berniat untuk membuka kan pintu untuk Taehyung.

Saat ia membuka pintu mobil yang seharusnya berada di samping Taehyung, ia tak melihat Taehyung duduk di tempat nya.

Lalu matanya beralih ke arah kursi kemudi, melihat Taehyung dengan rambut seperti air mancur mengintip lewat kaca mobil dengan gelisah.

Jungkook mengernyit kan dahi, "Taehyung? Kemari, sedang apa di sana eoh?" Ia menunduk, merentangkan tangan berniat mengajak Taehyung itu tuk kembali ia gendong.

Taehyung berbalik secepat kilat, matanya berkaca-kaca, kegelisahan kentara sekali terlihat dari bola mata nya.

"Hyung! Huwaa, Taehyung-ie takutt! Jungkook-ie Hyung meninggalkan Taehyung-ie huwee!"

Taehyung secepat kilat berpindah dari yang awalnya di tempat duduk Jungkook sekarang sudah berada di pelukan hangat si pemuda Jeon.

Taehyung menangis meraung-raung, mata dan hidung nya sudah memerah. Jungkook tak mengerti, ia membawa keluar Taehyung dari mobil dan menutup pintu nya cepat.

Jimin yang melihat Taehyung menangis tak bisa berbuat apa-apa, sungguh, jika berkaitan dengan anak kecil, dia akan tambah menyusahkan.

Jadi dia angkat tangan saja.

"Hyung di sini, tak meninggalkan Taehyung-ie. Tenang saja, tenang,.... " Jungkook berupaya menenangkan Taehyung. Dan, berhasil.

Tangis Taehyung lama-lama berhenti menyisakan isakan kecil dan hidung yang memerah, mata yang sedikit bengkak dan mulut nya yang mengerucut lucu.

Jungkook sebenarnya tak tega, tapi ayolah! Taehyung terlihat lebih imut dengan wajah nya.

"Jungkook-ie Hyung pelgi meninggalkan Taehyung! Tatut,.... " Suaranya melemah di akhir kalimat.

"Hyung tak melakukan nya, ayo pergi. Nanti Hyung belikan ice cream oke?" Jungkook melewati Jimin yang hanya cengengesan tak jelas. Mungkin merasa sedikit bersalah karna tak bisa melakukan apa-apa.

Skip

Kini Taehyung dengan rambut nya yang sudah terpotong rapi sedang duduk di depan kedai ice cream, tempat nya ramai tapi tenang, damai sekali.

Mereka juga sempat ke pusat perbelanjaan untuk membeli semua kebutuhan Taehyung, alhasil di bawah kaki Taehyung kini bertumpuk

Jungkook hanya melihat Taehyung yang sedang lahap memakan ice cream nya, Jimin di sebelah Taehyung juga tak lain. Jimin tetap saja belepotan ketika memakan ice cream, dari kecil sudah seperti itu.

"Taehyung-ie ayo pulang, ini sudah hampir malam." Jungkook mengusap rambut halus Taehyung.

"Emm!" Taehyung hanya bergumam, masih asik dengan ice cream nya.

Jimin berhenti dari kegiatan nya, kemudian menatap Jungkook, "Eoh Jeon?! Kau tak mengajak ku?! Tega sekali eoh,...."

Jungkook hanya menatap malas, kembali memusatkan atensi nya ke arah Taehyung.

"Taehyung-ie ayo pulang, sungguh, ini sudah hampir malam. Eomma akan memarahi mu kau tahu?" Jungkook berbicara dengan lembut.

Taehyung mendongak kan kepalanya menatap ke arah Jungkook dengan tatapan yang tajam- menurutnya, dengan mulut yang sudah penuh dengan ceceran ice cream.

"Sebental lagi, Taehyung masih makan!" Taehyung mencebik lucu.

Jungkook terdiam, perlahan tapi pasti muka nya memerah, ayolaah ... Siapa yang tahan dengan wajah imut itu?!

Jungkook menutup wajah nya dengan kedua tangan nya, menyembunyikan wajah yang sudah seperti kepiting rebus itu di telapak tangan nya yang besar.

Jimin merotasi kan matanya malas. Sepertinya ia akan bosan melihat pemandangan seperti ini untuk kedepan nya.

tbc.

aku bahagia banget kalian nungguin gitu, kaya,

i still alive with your comments guys :'(

[1] MY BROTHER | JJKTH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang