Prolog

2.7K 135 9
                                    

Seorang gadis dengan tanda pengenal di dadanya sedang sangat serius melatih kemampuan dancenya sekarang. Meskipun keringat mebasahi seluruh tubuhnya, dia tak peduli. Dia hanya ingin mewujudkan mimpinya untuk debut dan membanggakan kedua orang tuanya.

"Dubu, kau sudah siap?" tanya seorang gadis yang sama-sama menggunakan tanda pengenal 'Minatozaki Sana' itu. Gadis itu langsung saja menghentikan aktivitasnya dan duduk di samping Sana.

"Tentu saja, hanya tinggal beberapa langkah lagi dan kita akan debut bersama," jelasnya dengan penuh percaya diri meskipun jauh dalam hati kecilnya, dia benar-benar gugup. Apalagi karena posisinya yang lumayan terendah pada evaluasi sebelumnya. Namun dia punya tekad yang kuat untuk dapat debut dalam girlgroup DayDream.

Kim Dahyun. Gadis yang mengikuti ajang pembentukan girlgroup dengan berjuta harapan dia bisa lolos dan menjadi member dari DayDream. Dia sebenarnya sudah menjadi trainee hampir 5 tahun. Itulah sebabnya dia ingin sekali cepat debut. Apalagi agensi yang menaunginya adalah penyelenggara dari survival show itu.

"Aku dengar babak final nanti kita akan di make-up oleh make-up artist spesial,"

"Jinjja?"

"Aku tidak sengaja mendengarnya saat aku melewati beberapa staf. Aku heran karena mereka tidak berhati-hati soal itu," jelas Sana yang kemudian membuat Dahyun mengangguk.

"Aku harus pergi keluar dulu sebentar,"

Dahyun saat ini berjalan menyusuri lorong agensi yang menaunginya itu. Namun saat seseorang merangkul pundaknya, Dahyun langsung saja menginjak kakinya dan tertawa puas.

"Apa oppa tidak bisa jika tidak mengagetkanku seperti tadi?" kesalnya yang hanya membuat pria itu tersenyum kemudian mengacak rambutnya.

"Aku harap kau menang,"

"Tapi tidak perlu menunjukan perhatian lebih padaku di depan semua orang atau karirmu nanti yang akan hancur,"

Pria itu hanya terdiam dan meletakan jarinya di atas bibir pura-pura berpikir. "Tenang saja, penggemarku tidak akan ada yang cemburu padamu karena kau itu tidak terlalu cantik," lanjutnya yang kemudian kembali mengacak rambut Dahyun dan sukses membuatnya kesal kali ini.

"Yak! Kim Taehyung, apa yang kau lakukan disini?" tanya seorang wanita yang merupakan managernya. Dia kemudian menjewer telinganya dan membuatnya mengaduh kesakitan.

"Aku harus pergi sekarang," jelas Dahyun yang kemudian berjalan meninggalkan mereka berdua.

Kim Taehyung. Idol solo serba bisa itu merupakan artist dibawah naungan agensi yang sama dengan Dahyun. Sebenarnya mereka berdua sudah bersahabat sejak masa trainee namun Taehyunglah yang lebih dulu debut dibanding Dahyun.

"Apa aku memang pantas menginjakkan kakiku di babak final?" gumam Dahyun yang saat ini mengompres kakinya yang terasa sangat sakit.

"Kau memaksakan dirimu lagi? aku sudah bilang berkali-kali jangan lakukan hal seperti ini," omel Taehyung yang sepertinya mengikutinya tadi.

"Tak ada pilihan lain selain memaksakan diriku sendiri, kau tahu 'kan? aku sudah menjalani masa trainee selama hampir 5 tahun? aku tidak ingin usahaku selama ini sia-sia, apalagi kemampuan menari dan menyanyiku benar-benar dibawah rata-rata,"

"Kau memang harus bekerja keras, tapi kau tidak boleh memaksakan dirimu seperti ini," jelas Taehyung yang kemudian merogoh sesuatu dari sakunya. Setelah itu dia menggulung kaki Dahyun sampai lutut dan menempelkan koyo itu di betis Dahyun.

"Gomawo,"

"Lain kali jangan paksakan dirimu lagi, arasseo? kau bukannya membuat orang lain bangga, kau hanya akan membuat mereka khawatir," jelas Taehyung yang kemudian tersenyum dan mengusap pelan pucuk kepala Dahyun. "Sejauh ini kau sudah melakukan yang terbaik, aku benar-benar bangga padamu,"

Sementara di belahan dunia lainnya, seorang pria sedang sangat sibuk dengan kuas dan beberapa alat make-up. Dia tersenyum saat mendapati hasil make-upnya itu.

"Woah, ini benar-benar bagus, terimakasih,"

"Sama-sama," dia kemudian melirik jam yang melingkar di tangannya. Tepat setengah jam lagi dia harus pergi ke bandara dan bersiap untuk kembali ke negara asalnya, Korea. Ya, setelah selesai menimba ilmu mengenai make-up di Amerika, dia sudah sangat sering keliling Eropa dan Asia untuk melakukan kolaborasi dengan perancang busana untuk peragaan busana mereka.

Park Jimin. Pria yang sudah 5 tahun merintis karir make-upnya itu, sudah berhasil membangun salon kecantikan yang cukup terkenal yaitu Park beauty. Salon itu memang warisan dari keluarganya, tapi beruntunglah karena dia masih meneruskan usaha keluarganya itu.













Next or No?

Touch!✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang