Dahyun memilih merapatkan coat yang dia gunakan. Dia merasa jika udara pagi ini sungguh menusuk tulangnya. Dia berharap bisa naik bus ataupun taksi untuk menuju Park beauty. Tapi sayangnya dia tak memiliki cukup uang untuk itu. Jangankan untuk naik bus, dia bahkan tak yakin uangnya akan cukup untuk bulan ini.
"Berjalan kaki mungkin akan lebih baik," gumamnya yang kemudian tersenyum. Namun saat dia menyeberang jalan, dia terkejut dengan suara klakson dari salah satu mobil yang dia lewati. Tunggu, dia mengenal mobil tersebut. Tapi dia berpikir mobil itu pasti ada ribuan di muka bumi ini. Jadi dia berpikir itu mobil orang lain. Tapi pikirannya itu langsung berubah saat seorang pria keluar dari mobil tersebut dan melambaikan tangannya sambil tersenyum.
"Aish, kenapa dia malah nekad?" gumam Dahyun yang dengan cepat berjalan menghampiri mobil itu. Yap, itu adalah mobil yang biasa digunakan oleh Taehyung kemanapun. Itulah kenapa Dahyun sedikitnya mengenal mobil tersebut.
"Kenapa kau keluar dari mobil? kau bisa mengundang banyak penggemarmu nanti."
"Dahyun-ah, sepertinya kau harus memarahi dia. Aku sudah lelah memarahinya," jelas Yuri yang membuat Dahyun memberikan tatapan tajamnya pada Taehyung.
"Aku akan ke Park beauty jadi tidak ada salahnya untuk pergi bersama, bukan?"
"Tapi kau akan membuat fanmeeting dadakan jika seperti tadi. Ingat! jangan lakukan itu lagi, arachi?"
"Ne, Kim Dahyun-ssi."
Yuri hanya tersenyum mendengar percakapan Taehyung dan Dahyun. Dia malah merasa jika hatinya benar-benar senang saat Taehyung mau mendengarkan Dahyun. Setidaknya dia punya senjata untuk melawan Taehyung yang keras kepala. Tapi satu hal yang dia takutkan. Taehyung hanya akan jatuh cinta sendirian. Ya, selama ini yang dia tahu perasaan Taehyung pada wanita manapun hanya sekedar main-main. Bahkan saat berkencan dengan Sana pun, Taehyung lebih terkesan seperti pihak yang merugi karena hubungan itu. Berbeda saat Taehyung bersama dengan Dahyun. Dia pasti akan tertawa dan mengungkapkan semua keluhannya.
Aku harap kau tidak akan merasakan sakit hati.
"Cha, kita sudah sampai," jelas Yuri yang membuat Dahyun serta Taehyung melepas seatbeltnya.
"Eonni, aku benar-benar berterimakasih karena tumpangan hari ini."
"Tidak masalah."
Seketika pandangan tertuju pada Dahyun saat dia baru saja tiba. Yap, saat ini Park beauty masih belum buka. Itu sebabnya hampir semua pegawai masih berada diluar.
"Tidak perlu mempedulikan mereka," bisik Taehyung yang kini berdiri disampingnya sambil memasukan kedua tangannya di saku coat miliknya.
"Ara."
Dahyun bisa mendengar bisikan-bisikan para pegawai itu. Terutama pegawai-pegawai baru. Jangan lupakan juga soal tatapan tak suka mereka karena Dahyun kini berdiri disamping aktor papan atas.
"Kau kekasihnya?" tanya salah satu pegawai saat Dahyun lewat di depan mereka, "Pantas kau didepak oleh agensimu sendiri waktu itu."
"Maaf, apa itu merupakan urusanmu?" tanya Taehyung yang kemudian menggenggam tangan Dahyun dan membawanya pergi dari sana.
"Heol, lihatlah. Aku tak mengerti apa yang Taehyung lihat dari dirinya hingga melakukan hal seperti itu."
Taehyung hanya mengepalkan tangannya kuat-kuat agar dia tak terbawa emosi. Lagipula yang bicara itu seorang wanita dan sangat tidak mungkin jika dia membalasnya.
"Gwaenchana?" tanya Taehyung yang langsung mendapat anggukan dari Dahyun. Sebenarnya Dahyun merasa sangat down sekarang. Tapi apa salahnya jika dia berteman dengan Taehyung? apa itu ada sangkut pautnya dengan kasusnya? tidak, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch!✔️
Fanfiction"Aku tidak tahu sentuhanmu bisa merubah takdirku" Terinspirasi dari drakor dengan judul yang sama