Drap.. drap.. drap.."Siall! Aku terlambat!"
Seorang gadis sedang berlari tergesa-gesa melewati pagar sekolahnya. Jam ditangannya tepat menunjukkan waktu 7 lebih 5 menit. Itu sudah teramat siang untuknya datang kesekolah.
Manik (e/c) nya terpejam sambil membayangkan ocehan panjang lebar dari guru IPA yang mengajar pada jam pelajaran pertamanya.
"Tidak bisakah kau berlari lebih kencang lagi wahai kakiku yang cantikkk!!!"
Rambutnya kusut dengan seragam yang tak rapi, bahkan kaos kaki yang dikenakannya pun berbeda ukuran. Wajah manisnya belepotan terkena remahan roti yang dimakannya dijalan.
BRAK!!
"Se, se, selamat Pagi!!!"
Dia tanpa sengaja mendobrak pintu kelasnya, membuat seluruh pasang mata terfokus pada gadis bersurai (h/c) kusut itu.
"Pagi (y/n)! Pak guru belum datang kok." Ucap seorang gadis manis bermanik ungu dengan rambut yang putih bak salju di musim dingin. Dia melambaikan tangan ramah menyambut kedatangan sahabat akrabnya.
"Syukurlaahhh! Meski mepet aku masih selamat!" Gadis bernama (y/n) itu terduduk dilantai dengan keringat yang terus bercucuran didahinya.
"Haha! Jangan duduk dilantai seperti itu (y/n)... bajumu bisa kotor lho."
Seorang lelaki seusianya berjalan mendekat, maniknya yang kuning lebar terlihat menyipit karena tersenyum. Wajahnya yang tembem dengan perban dipipi kirinya itu segera menjulurkan tangannya.
"Selamat pagi (y/n)."
Senyuman itu sangat memiliki arti. Polos namun tulus. Terlihat sangat indah.
"Selamat pagi! Amane!"
Ucap (y/n) sambil membalas uluran tangannya.
"Siapa yang memintamu membalas uluran tangan ku?" Lelaki itu mulai berulah lagi.
'Tunggu!? Apa?!'
"Kembalikan buku tugas IPA yang sudah ku pinjamkan padamu." Balasnya singkat seraya terus tersenyum bahagia.
Senyuman manis di wajah (y/n) sirna seketika.
"Tch. Bentar-bentar." Dengan kesal (y/n) merogoh tas mungilnya seraya mengangkat satu per satu buku tulis yang telah ia bawa.
"Awas sampai gak bawa." Amane mengancam dengan wajahnya yang sumringah.
(Y/n) mulai panik. Satu per satu buku di keluarkannya ke lantai, namun tak ada buku tulis yang bernamakan "Yugi Amane" di tasnya.
" (y/n)?" Suara Amane mengagetkannya.
"Hah iya!? Hehe ini ini ini ada ni sana dah duduk ya adek manis." (Y/n) secara asal menyodorkan buku IPA bersampul ungu miliknya kepada Amane.
"Tunggu?! Sejak kapan bukuku sam-"
Perkataan Amane terpotong oleh sapaan guru yang mulai memasuki kelas.
"Selamat pagi."
"DUDUK OE DUDUK DUDUK PAK GURU OEE"
GUBRAK GUSRAK GRUSUK
"Selamat Pagi pak!" Sahut mereka dengan kompaknya.
Manik guru paruh baya itu tertuju kepada buku tulis sampul ungu yang berada di pelukan Amane.
"Oiya! Kemarin saya beri kalian PR kan? Oke kumpulan semua disini! 1, 2.." Guru itu berucap selagi menepuk-nepuk pelan meja didepannya.
Para murid segera berlari pontang-panting sambil membawa buku tulis tugas Fisika mereka. Buku-buku itu terlihat berwarna-warni diatas meja.
"PAK!" Suara Amane memecah keributan anak-anak sekelasnya.
" (y/n) tidak membawa buku tulisnya!"
'Wait!?-a-apaaa?!'
"Siapa?! (Y/n)!" Suara guru itu terdengar mengerikan sekarang.
"A-ah saya Pak!" Karena ia sudah merasa tak akan ada hidayah yang mampu menolongnya maka mau tak mau ia segera mengacungkan tangannya.
"Siapa disini yang tidak membawa buku tulis lagi?" Nada guru itu terdengar semakin menggarang.
Sunyi sejenak. Seluruh anak saling melontarkan pandangannya satu sama lain. Tiba-tiba..
"Saya pak!" Tangan Amane kini ikut melayang diudara.
(Y/n) menganga, terkejut akan penuturannya. Sepertinya ada yang salah pada sambungan otaknya. Bahkan tak seorang pun mampu menalar mengapa Amane melakukan tindakan bodoh seperti itu.
"Keluar kalian semua! Jangan berani-berani kalian masuk pada jam pelajaran saya!" Jari telunjuk guru itu mengarah tepat ke depan pintu yang terbuka lebar. Ia mengusir mereka dengan penuh amarah.
Amane dengan sigap menggenggam tangan (y/n) dan membawanya keluar dari kelas mereka. Diluar kelas sangat sepi, yang terdengar hanya beberapa kicauan burung gereja saja.
"Itu bukan buku tulis IPA bodoh" Suara Amane kini memenuhi rongga telinganya.
"Hah?! Maksudmu?" (Y/n) terkejut akan penuturan yang baru saja Amane katakan. Perasaan (y/n) itu benar buku IPA."Itu buku IPA mu kelas sebelumnya. Mengapa kau bawa juga? Dikasih ke aku pula." Pipi Amane mengembung menandakan betapa kesalnya ia pada gadis di depannya itu.
"Pftt-- Huwahahahah.. aku lupaa." Tawa (y/n) terdengar menggelar di lorong yang sepi. Manik (e/c) nya menyipit sambil terus menepuk-nepuk kecil pundak Amane. Merasa geli akan ekspresi yang ia lontarkan barusan.
"Jangan tertawa! Matamu semakin hilang." Ejek Amane sambil menepuk-nepuk kepala (y/n) dengan geramnya.
"Mau kekantin?" Ajak Amane dan dijawab anggukan cepat oleh (y/n).
"Jelas aku mau!"______________________________________
Maafkan author kalau chapter ini sedikit membosankan 😭😭
Yeay! Chapter 2 nya di publish lebih cepatt!!
Terima kasih yang sudah mau membaca sampai sejauh ini! ❤️Sincerely, Ten🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherish ✿ Yugi Amane
Fantasyೃ༄❥ Yugi Amane x Readers [COMPLETED] | Jangan nyesel ketawa/meninggal/sakit/kejangkejang nanti kalau bacanya | - @LAYLENXY - | Move on dari "Cinta Pandangan Pertama" itu susah dan enggak semudah yang dibayangkan | - @jahenyajaha - | Amane dan Tsukas...