Malam itu...
"Amane Amane!! (y/n)!! Gadis itu!! Kenalkan padakuu~"
Amane yang tengah duduk santai di ruang tengah tersedak donat dalam kunyahannya. Dengan terburu-buru ia menenggak segelas air sebelum atensinya beralih menatap heran ke arah Tsukasa yang baru saja turun dari tangga.
"Ha? Maksudmu?" Tanya Amane.
"Iyaa, cewek di kelas mu yang manis itu." Jawabnya.
"Serius kamu?"
"Serius Amane!!" Ujar Tsukasa. Kakinya melangkah mendekat untuk ikut serta bersantai, menghempaskan dirinya di sofa kosong sebelah Amane.
"Dia cantik banget." Tangan Tsukasa di letakannya di atas dahi. Terpejam matanya, membiarkan kepingan memori tadi sore membawa pikiranya berlabuh dalam indah sosoknya. Sosok gadis yang berhasil mencuri atensinya dalam sekejap.
Meski atensi secerah mentarinya hanya bersitatap sejenak dengan manik cantik miliknya, itu sudah lebih dari cukup untuk menaikkan frekuensi debaran jantungnya.
Angannya masih membawanya terbang dalam kegelapan.
Ia ingat. Kala bibir ranum itu mengurva, memperjelas rona kemerahan di kedua sisi pipinya. Ia tau jika gadis itu tersenyum bukan untuknya. Dan bukan untuk siapa-siapa pula.
Hanya sekadar tersenyum mendengar canda gurau dari teman perempuannya, Mirai.
Aduh, mana Tsukasa tau jika teman gebetannya bisa secantik itu.
Tak lama maniknya terbuka, menarik kembali kedua sudut bibirnya yang sempat mengurva, memutuskan untuk menyudahinya saja, menghindari otaknya berhalusinasi lebih jauh lagi.
Ia menilik sejenak ke atap-atap rumah, berpikir. Ia harus punya alasan yang jelas untuk membujuk Amane. Tak mungkin hanya dengan kata penasaran akan meruntuhkan tembok gengsi dalam hatinya. Tapi apa?
Apa Tsukasa harus melibatkan kata-kata berlumuran madu dalam alasannya?
Coba saja.
"Dia anak baik bukan? Aku ingin mengenalnya. Siapa tau kebaikan dia bisa nular ke aku juga,"
Tsukasa menjeda ucapannya, menarik napas.
"Ya, siapa tau aku bisa berubah nantinya."
Yeah, bualan manis pun tak terelakkan.
Alis Amane bertaut. Kalimat itu berhasil mengubah seluruh mimik wajahnya.
Otot disekitar rahangnya melemas, terbuka mulutnya. Maniknya mendelik. Memandang heran campur tak percaya, diumpamakan kini ia tengah menatap komet Neowise atau C/2020 F3 yang langka, yang hanya melintas 6.800 tahun sekali. Di depan matanya. Di pelupuk manik kuning cerahnya.
Ha? Yang benar saja. Ini Tsukasa si Playboy bak serigala berbulu domba berkata ia akan berubah?
Huh.
Mana mungkin Amane akan percaya.
Hampir saja Amane menolak, sebelum akhirnya sebuah pertanyaan terlintas cepat di kepalanya. Amane melirik sekotak donat di atas meja, mulai menelisik,
Bagaimana kalau dia serius?
"Memang dianya mau sama kamu?" Amane berkata ringan, tangannya kembali memasukkan sebuah donat ke mulutnya, menggigitnya dan beralih menatap Tsukasa.
"Kalian aja beda kelas." Lanjutnya.
"Ya itu! Kan ada Amane!!" Tangan Tsukasa dengan cepat merebut donat bekas gigitan Amane ke mulutnya, "Deketin dong~" Ucapnya dengan mulut penuh gula donat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherish ✿ Yugi Amane
Fantasiೃ༄❥ Yugi Amane x Readers [COMPLETED] | Jangan nyesel ketawa/meninggal/sakit/kejangkejang nanti kalau bacanya | - @LAYLENXY - | Move on dari "Cinta Pandangan Pertama" itu susah dan enggak semudah yang dibayangkan | - @jahenyajaha - | Amane dan Tsukas...