"Kalau sudah sarapan jangan lupa matikan kompornya! Aku berangkat."
"Eh, eh tunggu!!"
(Y/n) yang hendak menutup pintu tertahan kala melihat sosok Tsukasa sedang berlari mendekat ke arahnya.
Ia lantas hanya berdiri mematung dihadapannya, tak melakukan apapun, terdiam seraya menatap wajah gadisnya dengan hangat.(Y/n) yang melihat itu setengah heran setengah salah tingkah. Hati gadis mana pula yang tak luluh kala ditatap dengan maniknya. Manik kuning cerah nan bulatnya.
Senyuman yang mengembang, menghangatkan dada. Rona-rona tipis di pipinya.
Dan sepasang gigi taring mini yang mencuat di sudut bibir yang mengurva.
"A-apa?" (Y/n) berusaha mengontrol nada bicaranya. Berusaha terlihat baik-baik saja padahal hatinya sudah porak poranda. Bahkan pembuluh darah di hidungnya siap pecah kapan saja.
Tsukasa masih tersenyum hangat, bedanya kali ini ia merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Mengisyaratkan sesuatu yang sudah jelas sebenarnya tapi (y/n) berpura-pura tak mengetahuinya.
"Apa? Es krim nya ada di kulkas. Oh! Atau kau ingin menggendongku sampai sekolah?" Goda sang gadis dengan senyuman licik.
"Ish." Kedua tangannya ditarik kembali, terlipat kini di dada bidangnya. Ia memajukan bibirnya sambil memandang ke sisi lain. Lihatlah! Terlihat lucu dan imut. Seperti balita yang merajuk, tak dibelikan mainan di pasar malam.
"Apa yang kau inginkan Tsukasa?" (Y/n) memutuskan untuk berhenti menggoda, sebelum Tsukasa berbuat lebih jauh lagi dengan kadar gulanya.
Kalimat itu berhasil membuat Tsukasa kembali menatapnya. Tertawa. Sebelum akhirnya, tanpa persetujuan darinya, Tsukasa mendekap lembut tubuhnya.
Sejujurnya (y/n) ingin sekali melawan sebab takut kegiatan ini akan terlihat oleh tetangganya. Namun, perlakuan ini sungguh membuatnya nyaman. Terlebih saat tangannya dengan lembut mengusap punggung dan surai (h/c) nya yang tergerai.
Ia tak ingin lepas. Sungguh biarkan begini saja.
"Semangat belajarnya ya." Tsukasa berkata lembut.
(Y/n) memejamkan lensanya, menghirup lebih dalam aroma tubuh Tsukasa yang mirip dengan bubblegum. Kegiatan ini membuainya. Membawanya berlabuh jauh dalam kenyamanan. Begitu menyenangkan.
"Ya udah aku bolos aja hari ini." Celetuk (y/n) dalam dekapan.
"Heh!" Tsukasa menyentak disertai sentilan pelan yang ia daratkan tepat di dahi gadisnya.
Kali ini ekspresinya berubah. Tidak ada balita meminta mainan tadi, terganti dengan raut muka ibu rumah tangga yang mengetahui anaknya belum mengerjakan PR musim panas.
Garang. Namun tak tega menatap wajah memelas anak bungsunya.
"Aduh, kan cuma bercanda." Jarinya terangkat mengusap dahi.
"Iya tau, aku bercanda juga." Entah apa yang dipikirkan oleh Tsukasa, sampai-sampai tangannya juga ikut-ikutan mengusap dahi milik (y/n).
Jarinya mendominasi untuk beberapa saat. Hingga pada akhirnya ia menyingkirkan jari mungil (y/n), menggenggam nya, mengambil alih sepenuhnya dahi milik gadisnya.
Wajah Tsukasa mendekat, lebih spesifiknya bukan wajah, tetapi bibirnya. (Y/n) yang tak ingin kegiatan ini menjadi omongan tetangga pun berusaha mendorongnya. Namun apa daya. Tubuh mungilnya tak kuasa.
(Y/n) spontan memejamkan mata kala merasa angin hangat berhembus di dahinya. Menerbangkan helaian poni yang sudah ditatanya rapi-rapi.
"Wush~ sakit pergilah jauh-jauh~" Tsukasa berceloteh ria, masih sibuk meniup-niup dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherish ✿ Yugi Amane
Fantasyೃ༄❥ Yugi Amane x Readers [COMPLETED] | Jangan nyesel ketawa/meninggal/sakit/kejangkejang nanti kalau bacanya | - @LAYLENXY - | Move on dari "Cinta Pandangan Pertama" itu susah dan enggak semudah yang dibayangkan | - @jahenyajaha - | Amane dan Tsukas...