[09] Foto Hitam Putih

1.1K 224 141
                                    


"Aku suka kamu."

(Y/n) melebarkan manik matanya. Jantungnya seakan berhenti berdetak sejenak. Kalimat itu membuat seluruh kesedihan yang merobek dalam hatinya lenyap seketika.

Gadis itu mengerjapkan matanya. Berusaha meredam segala emosinya dulu sebelum Tsukasa menjelaskan kata yang sudah benar-benar jelas itu padanya.

Melihat (y/n) yang terdiam membuat Tsukasa paham, bahwa gadis itu perlu ulangan kata yang kedua. Oke, pemuda itu akan mengucapkannya lagi.

"Aku suka kamu. Sudah lama. Sering liatin kamu juga kalau sama Amane." Tsukasa meredupkan binar cahaya di manik kuningnya.

"Tapi, kayaknya kamu suka Amane ya?"

Manik kuning cerah itu menatap penuh makna wajah gadis di hadapannya. Gadis yang sedari dulu jadi incaran hatinya.

Jantung (y/n) dibuat berdentum nyaring saat atensinya mendapati Tsukasa mulai berlutut dihadapannya. Maniknya terpejam erat, namun senyuman hangat yang selalu (y/n) sukai itu tak pudar dari wajahnya.

"Lupakan Amane. Lihatlah," Manik kuning itu terbuka, mendangak menatap wajah penuh rona gadis di depannya. "Aku disini. Aku ada buat (y/n) chan."

Senja mulai termakan gelap. Air laut pun semakin mendebur buas, meninggi menyapu pasir putih di tepian. Di kala senja pulang sekolah, di tepian pantai ini, dia menghentikan rontokan keping terakhir hati (y/n).

Dengan sigap (y/n) mendekapnya. Erat. Menumpahkan seluruh isi dalam matanya. Menangis ia. Begitu deras hingga membasahi seragam di punggung Tsukasa.

Hanya sesaat, Tsukasa menatap (y/n) sebelum kemudian mendekap tubuhnya lagi, "Jadi pacar aku ya?" Tanyanya singkat.

(Y/n) mengangkat kepala mendengar pertanyaan Tsukasa. Dengan perasaan yang tak bisa didefinisikan ia mengangguk penuh makna, tersenyum dengan derai air mata yang tak kunjung mereda dari hulu matanya.

Jika bisa, dari pada saling menyakiti perasaan, (y/n) merasa lebih baik memutuskan untuk berhenti dan berpaling. Amane, pemuda itu mungkin akan senang mengetahui gadis yang selalu membebaninya kini sudah menyerah padanya.

Itu hal yang pasti bukan?

🌹🌹

(Y/n) melangkah pelan di koridor sekolahnya yang sepi. Karena pagi tadi ia terlalu cepat untuk bangun, maka mau tak mau ia harus berangkat lebih pagi dari biasanya.

Kejadian kemarin malam sukses menganggu jadwal tidurnya.

Matanya hampir semalaman terjaga sebab otaknya dengan nakal memutar kembali memori kejadian malam itu. Menanyangkan kembali wajah cerah Tsukasa. Senyumannya. Tawanya yang terdengar lembut. Lalu hangat tangannya menggenggam.

Lantas ia bertanya,

'Kadar gulaku nanti naik gak ya pacaran sama Tsukasa?'

Dan pada akhirnya ia terlelap meskipun harus terbangun lebih pagi, melenceng jauh dari jadwal hariannya.

Pagi ini akan menjadi pagi yang cerah.

Seharusnya.

Tapi kala netranya menangkap suatu eksistensi di bangku mejanya, Tsukasa dan seluruh harapan indahnya jadi tersingkir jauh.

(Y/n) tak salah lihat.

Itu Tsuchigomori san.

Lantas mengapa ia harus mondar-mandir di depan bangku kelasnya?

Dengan mengesampingkan ketakutan dan was-was hatinya (y/n) melangkah mendekat, menyesuaikan dengan keras ekspresi wajahnya agar terlihat seperti biasanya.

Cherish ✿ Yugi AmaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang