Dear Natta 04 : Buntu

122 6 0
                                    

Terimakasih sudah mengambil alih seluruh fokusku menjadi kamu sepenuhnya. - Natta

—000—

Hingga jam yang menunjukan waktu istirahat, cowok itu masih belum menemukan Fradylla. Selesai jam pelajaran pertama, Natta langsung pergi ke rooftop bolos di mata pelajaran kedua. Niatnya untuk menenangkan diri, dari kebodohan yang telah diperbuat oleh dirinya sendiri.

Tidak lama Natta berdiam diri sendirian, ketiga temannya ikut menyusul. Orang-orang yang selalu mengikuti kemanapun Natta pergi.

Ketiganya merasa heran karena melihat kelakuan Natta yang berbeda dari hari-hari biasanya. Tapi, mereka masih enggan untuk bertanya lebih lanjut. Cowok yang tengah mendudukan dirinya diatas kursi kayu itu, menghembuskan nafas panjang sembari bersender ke sandaran kursi yang biasanya ia duduki disini.

Ray, Deva dan Billy melirik kearah Natta. Sebelumnya mereka saling pandang terlebih dulu untuk memastikan siapa yang akan bertanya lebih lanjut. 

Pasti mereka nungguin gue buat cerita- pikir Natta, sambil melirik ketiganya.

Yang tengah ditatap, langsung menatap kesegala arah. Bersikap seolah biasa saja. Padahal Natta sudah mengetahuinya, pertemanan mereka sudah berjalan cukup lama. Jadi, sudah saling mengenal dengan sifat masing-masing.

Mungkin karena terlalu lama, tiba-tiba Rayhan menginterupsi dengan memberikan pertanyaan yang memberondong kepada cowok itu. “Natt lo kenapa, sih? Sakit lo? Hari ini kayaknya jadi hari terberat buat lo?! Gak seperti biasanya, lo diem kayak gini. Udah mirip cewek PMS aja lo.” ucapan yang Rayhan lontarkan, otomatis mendapat dua anggukan kepala dari Billy dan Deva. Yang membenarkan kondisi Natta saat ini.

Lagi-lagi, Natta mencoba menghembuskan nafasnya. Berat.

“Gue udah ketemu sama cewek dimasa lalu gue. Dia sekolah disini.” jelas Natta. Ray, Deva dan Billy yang menerima kabar tersebut. Menatap tidak percaya kepada Natta, Sang pemberi informasi. Ketiganya memberikan beberapa ekspresi terkejut.

“DEMI APA LO?”

“SERIUSAN LO NYET?”

“GILA YA Natt. Akhirnya tuh cewek ketemu juga, anjir!”

Natta meringis setelah mendengar teman-temannya bertanya tantang kebenaran ceritanya. Mereka masih menampakkan keterkejutannya, matanya fokus melihat kearah Natta. Menunggu informasi yang lebih mendetail.

"Kemarin gue ketemu sama dia. Secara gak sengaja. Ketika gue mau bertemu sama Pak Wilma. Kayaknya, dia jadi siswi baru disini." kata Natta menjelaskan, “Dia sempat melihat kearah gue.” Cowok itu menghirup udara dengan rakus.

“Yang gue khawatirkan sekarang, gue gak tau dia masih ingat atau enggak sama gue. Gue sendiri ngerasa takut, kalo udah mati-matian mencari dan nungguin dia hingga lima tahun lamanya sia-sia. Hanya karena dia lupa siapa gue.” lanjut Natta dengan gusar.

Sepertinya mereka mulai memahami arah pembicaraan yang sudah Natta mulai, terlihat dari ketiganya yang sedang berpikir keras untuk menjawab keluhan-keluhan yang Natta khawatirkan.

“Coba dulu Natt, lo temuin dia. Ajak ngobrol dulu. Jangan buat prasangka-prasangka buruk, yang buat lo down kayak gini.” kata Rayhan, bijak menasihati Natta.

DEAR NATTA : The First & True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang