Dear Natta 01 : Bertemu Kembali

798 19 5
                                    

Titik yang paling rendah adalah ketika jatuh cinta kepada seseorang, tapi bukan lagi tentang ingin memiliki, tetapi memohon agar hatinya dilapangkan untuk lebih bisa mengikhlaskan.

—000—

Seperti yang sering dirasakannya, quotes diatas selalu mengambarkan bagaimana kondisi perasaannya saat ini. Jika ada kejuaraan tunggu-menunggu, sepertinya ia akan mendapat peringkat pertama.
Natt, come on boy lo pasti bisa. Sebentar lagi. Begitulah kalimat penenang yang sering dikatakannya, ketika hati dan pikirannya mulai terbesit kata 'menyerah'.

Dia Natta. Natta Pramuadjie Pernata. Tidak perlu dibahas jika namanya cukup sulit untuk dilafalkan, salahkan saja kedua orang tuanya yang memberi nama panjang itu ke dia. Gak deng ini bercanda. Natta adalah salah satu siswa kelas XI yang mengambil jurusan IPA di SMA Cendekia Nusantara Bandung.

Kebetulan yang langka, Sekolah tersebut ada di bawah pengawasan atau milik Ayah Natta sendiri. Jadi, lumayan segala keperluan Natta selama di Sekolah sedikit di permudah oleh Ayah dan rekan-rekannya. Walaupun Natta sendiri tidak pernah meminta bantuan apapun yang bersifat urgent, tapi tanpa terkecuali.

“Natt, ayo buruan. Lo udah ditungguin sama Pak Wilma di ruangannya.” ucap Rayhan teman sebangku Natta.

Cowok berperawakan tinggi itu hanya menjawab dengan anggukkan kepala, matanya menatap kosong kearah teman sebangkunya.

Sialan. Lagi-lagi gue mikirin dia. Gadis cantik gue,- rutuk Natta dalam hati.

Natta melamun di kelas sampai lupa perintah Guru Kimia, yang galaknya ngalahin si Wikly- Anjing jenis Siberian husky peliharaan Billy- teman dekatnya juga.

“Eh maneh malah ngelamun lagi, burukeun atuh! Sama aja cari mati kalo kayak gitu mah.” Timpal Billy, yang sering menggunakan Bahasa Sunda dengan fasih. Billy asli Bandung. Mantan Jajaka Bandung periode 2019.

“Pasti si monyet lagi mikirin cewek dimasa lalunya itu, lagi.”Kata Deva yang disetujui anggukan kepala dari Rayhan dan Billy.

Dengan sigap Natta bangkit dari bangku barisan kedua dari belakang. Sempat Natta melihat wajah-wajah rese ketiga teman-temannya, mereka cengengesan sembari memberi intruksi dan menyemangati dengan mengangkat tangan persis orang merapalkan do'a 'jangan lupa berdo'a bro' sebelum Natta berlari menuju ruangan Guru Kimia itu.
Sir, i'm coming!

Huh!

Deru nafasnya berpacu sangat cepat saat ini, mungkin karena sudah berlari dari lantai 2 sampai lantai dasar. Natta berhenti sejenak di dekat ruang kepala Sekolah yang disampingnya tepat ruangan semua Guru. 

Lorong panjang jurusan IPA terlihat sepi, karena jam pembelajaran sedang berlangsung. Natta sempat bersembunyi di tiang-tiang bangunan Sekolah, karena melihat Pak Akhsan- Om sekaligus kepala Sekolahnya sedang mengantar siswi dengan orang tuanya dari dalam ruang kerjanya.

Mereka terlihat tengah berpamitan kepada Pak Akhsan. Kayaknya murid baru- tebak Natta. Karena Natta melihat seragam yang dikenakan oleh cewek itu berbeda dengan seragam yang sedang dipakainya saat ini.

Cowok jangkung itu sedikit memfokuskan penglihatannya, karena melihat cewek baru itu. Dia terlihat sedang mengamati bangunan Sekolah sembari menunggu kedua orang tuanya selesai berbincang.

DEAR NATTA : The First & True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang