Dear Natta 22 : Peran Sahabat I

38 5 0
                                    


Sahabat, jika salah satunya merasa bersalah akan meminta maaf untuk kembali memperbaiki semua seperti semula.

-000-

Natta, si cowok jangkung memarkirkan motor hitam besarnya tepat di depan garasi rumah mewahnya. Dengan dua motor besar ikut memarkirkan motornya tepat disamping motor miliknya. Rayhan serta Deva yang selalu membonceng Billy.

Keempatnya berencana untuk kumpul sembari nebeng makan dirumah milik Natta.

"Ayok Natt, buruan. Gue udah laper banget." ujar Billy, tidak sabaran.

Natta hanya meliriknya sebentar, manusia ini!

"Gak tau malu banget sih, lo. Tadi disekolah Natta yang teraktir, sekarang dirumahnya, lo minta makan juga."

"Bill bokap lo tajir banget anjir, tapi lo lebih seperti pengemis!" kata Deva, mengingatkan.

Si Devano kalo udah ngomong pedes banget.

Billy mendengus kesal, "Yang tajir kan orang tua gue! Gue mah gak punya apa-apa."

"Apalagi bokap gue, percuma tajir tapi berengsek sama istrinya sendiri, nyokap gue." ucapnya sembari menghela nafas kasar.

Kita semua merasa prihatin dengan keadaan orang tua Billy, rumah tangganya berantakan karena adanya 'orang ketiga.' Ayahnya, sangat jarang untuk pulang ke rumah bisa terbilang hanya satu tahun sekali.

Sehingga tidak bisa memberi perhatian penuh kepada anaknya sendiri yang mulai beranjak dewasa. Selama ini, Billy hanya tinggal berdua bersama ibunya yang selalu memberikan kasih sayang baik sebagai seorang Ibu atau Ayah untuknya.

Billy bersyukur disaat seperti ini, selalu ada support dari Ibu beserta sahabat-sahabatnya yang terkadang menyebalkan. Tapi Billy cukup maklum, karena orang-orang seperti mereka lebih baik untuknya. Mereka berkata jujur walau menyakitkan tapi tersampir sebuah pelajaran untuknya, daripada pura-pura baik tapi dibelakang ikut menjelekkan dirinya.

Billy akan lebih bersyukur jika Ayahnya berubah seperti dulu, menyayangi dirinya dan Ibunya. Tidak seperti sekarang. Meskipun Ayahnya tidak lupa dengan kewajibannya sebagai seorang Ayah, beliau masih memberi nafkah untuk keluarganya dan memberi semua barang-barang mewah yang diperlukan oleh Billy.

Namun, sayangnya Billy tidak pernah mau memakainya. Itu sebabnya ia selalu bersama Deva kemanapun mereka pergi. Meskipun dirinya memiliki kendaraan baik itu roda dua ataupun roda empat sekaligus.

Yang di perlukan oleh Billy adalah kasih sayang Ayahnya, ketimbang semua barang-barang yang selalu Ayahnya kirim hampir setiap bulannya. Dia lebih menginginkan hidup sederhana tapi kedua orang tuanya baik-baik saja, daripada hidup sangat berkecukupan tapi Ayahnya tidak ada bersamanya.

Sebrengsek apapun Ayahnya, beliau tetap akan menjadi Ayah yang selalu Billy harapkan akan kembali seperti dulu.

Dibalik sikap humornya selama ini, Billy begitu menderita. Tapi, lelaki itu dengan sangat baik menutupinya. Merasa seolah semuanya baik-baik saja.

Dia tidak suka jika orang lain tahu permasalahan dirinya. Karena baginya, semua orang sudah banyak memiliki masalahnya masing-masing, dengan ia bercerita kepada orang banyak itu sama saja seperti menambah beban masalah untuk orang lain. Dia lebih memilih diam dan berperilaku konyol untuk membuat orang-orang disekitarnya tertawa.

Prinsipnya, biarkan gue sendiri yang merasa sedih. Orang lain mah jangan sampe, deh.

Natta bangkit dari atas motornya, kemudian berjalan kearah Billy yang tengah duduk di kursi taman disekitar taman rumahnya. Menepuk bahunya dengan pelan, seolah memberi semangat untuk terus menjalani hidup.

DEAR NATTA : The First & True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang