Jatuh cinta adalah kondisi di mana kebahagiaan orang lain menjadi teramat penting bagi kebahagiaanmu.
—000—
Di dalam mobil menuju jalan pulang, Revitta tak henti-hetinya memandangi Sang adik yang semakin lama semakin mengalami banyak perubahan. Postur tubuh menjulang tinggi melebihi tinggi tubuh miliknya, dan yang paling penting adiknya memiliki tampang yang tidak bisa di katakan lumayan.
Natta ganteng banget, pokoknya!
Sang adik, Natta mengguncang tubuh kakaknya yang sedari tadi diam memandangi dirinya. Sejak acara di rumah Anka mulai hingga mereka memutuskan untuk izin pulang terlebih dulu, Revitta masih diam. Benar-benar diam.
“Kak, lo gapapa?”
Revitta mengerjap, “Eh, dimana nih gue?”
Natta memutar bola matanya bingung, kedua orang tuanya melirik melalui kaca spion kecil.
“Lo ngelamun? Kita lagi di jalan pulang ke rumah.” jelas Natta kepada kakaknya, Revitta seperti orang linglung sekarang.
“Teteh kenapa?” Dinda yang duduk di jok depan bertanya kepada anaknya yang sulung.
Revitta menggaruk tengkuknya, yang di yakini Natta sama sekali tidak gatal.
“Iya, Bu? Teteh gapapa. Cuma terpukau aja liat muka Natta, gak nyangka. Kalo Vitta bukan kakaknya Natta, udah Vitta sikat nih si adek kecil ganteng.”
Natta menatap horror kearah Sang kakak, Revitta beserta Ayah dan Ibunya tertawa santai.
“Kalo Teteh tau, tiap hari di rumah Ibu sama Ayah pasti kewalahan.” Restu memulai topik pembicaraan, tatapannya masih fokus menatap kearah jalanan.
“Lah, kewalahan kenapa Yah?” Revitta bertanya bingung.
Sang Ayah melirik melalui spion lagi, “Banyak banget perempuan yang datang ke rumah, cuma buat cari tau keberadaan si adek.” jelas Restu, menjawab kebingungan anak perempuan pertamanya.
Revitta menatap tidak percaya kearah Natta, “Serius lo, Dek?”
Natta kembali mengaktifkan mode cuek yang sudah mendarah daging dengan hidupnya, dia bangkit dari posisi duduknya dan memajukan badan kearah depan. Mengambil headset putih yang tersimpan rapi di dalam dashboard mobil, miliknya yang selalu di pinjam oleh Sang Ayah.
“Adek, jawab gue dong! Gue penasaran, nih!” Revitta membujuk Natta untuk menjawab pertanyaannya.
Alih menjawab, Natta sibuk memasang alat tersebut ke dalam kedua telinganya.
Revitta mendelik heboh, “Yah, Bu? Selama hampir enam semester Vitta di Jeman, sifatnya masih kayak gini, gak berubah sama sekali?” dia mengajukan pertanyaan kepada kedua orang tuanya.
Dinda dan Restu saling pandang sebentar, lantas mengangkat bahu secara bersamaan. Gerakan bahu yang terangkat keatas sukses membuat Revitta yang di rundung penasaran tingkat dewa menggeplak keningnya sendiri.
“What the hell...”
“Gue kira lo udah berubah, Natt! Jadi gak terlalu cuek, eh yang ada sekarang malah makin menjadi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR NATTA : The First & True Love
Ficção Adolescente[April 2020] Pahamilah perubahan sifatnya, layaknya cuaca yang mudah berubah-ubah. Sebab, dirinya pernah jatuh dan patah hati dalam kurun waktu yang bersamaan. - Dear Natta 2020 ☔