Seluruh perasaan yang kamu rasakan setiap harinya, adalah tanggung jawab kamu sendiri. Baik atau buruk, itu konsekuensinya.
—000—
Pria yang yang merupakan anak bungsu dari pemilik Yayasan, memarkirkan motor hitamnya ditempat biasa. Bergerak turun, kemudian membuka helm yang menutupi hampir seluruh wajah tampannya.
Tidak lama, datang dua motor besar yang mana dikendarai oleh Rayhan dan Deva yang membonceng Billy dibelakangnya. Ray dan Deva, memarkirkan motornya tepat disamping motor milik Natta.
“Nyubuh amat lo, nyet.” sapa Billy kepada Natta, sembari ber-tos ria ala mereka dan disusul Ray dengan Deva.
“Si Natta kan emang selalu datang jam segini, lo aja yang pengen siangan mulu. Makannya gue yang jemput jadi kebawa-bawa, gara-gara harus nungguin lo yang dandannya udah ngalahih cewek. Ngeri banget gue sama lo, Bill.” Timpal Deva membalas perkataan Billy, air mukanya meringis sambil menggedikkan bahunya keatas.
Billy memutar bola matanya malas. Rekasi Deva terlalu berlebihan pikirnya, “Gue kan harus kelihatan rapi, wangi dan ganteng di Sekolah. Emak gue gak suka ya, kalo gue gak sesuai dengan SNI ketampanannya.” Billy membalas, mulutnya tertawa keras disepanjang lorong menuju kelas.
“Emang dasar ya lo, playboy cap badak!”
“Sirik aja lo sama gue! Makannya cari cewek dong, jangan ikut-ikutan Ray sama Natta. Ganteng, tajir sesuai SNI tapi gak laku-laku, kayak gue dong. Patut untuk dijadikan guru besar.” ujar Billy, membanggakan dirinya sendiri. Kedua alisnya terangkat keatas, menggerakannya berulang kali.
Cukup banyak perempuan yang udah dijadikan korban ke-playboy-an Billy, secara tampang Billy memang termasuk ke list siswa most wanted di Sekolah ini. Tapi tetap, peringkat pertama masih dimiliki oleh si manusia es, Natta.
Natta, Ray dan Deva meninggalkan Billy yang masih sibuk membanggakan dirinya. Ditambah lagi sepanjang perjalanan jika ada kumpulan para cewek yang tengah nongkrong didepan kelasnya, pasti kena rayu dulu oleh Billy.
“Temen lo tuh, Dev.” kode Natta ke Deva, Rayhan yang mengerti ucapannya langsung tertawa. Sedangkan Deva berpikir keras oleh ucapan Natta, setelah cukup lama dan hampir sampai di kelas mereka Deva berucap yang membuat Natta dan Ray lagi-lagi tertawa.
“Najis, malu-maluin. Ngerepotin mulu gitu, hihhh..” ucap Deva, yang langsung mendudukan dirinya di bangku biasa. Natta dan Rayhan duduk dibarisan ketiga, tepat didepan bangku milik Deva dengan Billy.
“Hari ini, lo mau bolos?” kata Ray bertanya, duduk tepat disamping Natta yang tengah sibuk memainkan ponselnya.
Natta berpikir sejenak, kemudian mengangkat bahunya acuh “Gak tau, liat ntar.” Rayhan hanya menganggukkan kepalanya mengerti.
“Assalamualaikum gais-gais, Billy Sayudha murid paling ganteng is caminggg.”
Seluruh murid yang sudah ada didalam kelas, melihat aneh kearah Billy. Yang tengah ditatap menundukan kepalanya malu, menampilkan cengiran khasnya. Kemudian meminta maaf dan segera duduk di bangku miliknya, disamping kursi Deva.
“Huuuuuu...” sorak keras, semua murid kepada Billy.
“Sedap. Mampus lo ya, masih pagi!” ucap Deva, ikut memojokan.
“Bukan temen gue!” Natta menimpali.
“Jangan bareng sama kita lagi ya Bill, malu.” pinta Ray, menambahkan.
Billy yang kesal, berteriak lantang. “Berisik woy!” menatap ketiga sahabatnya secara bergantian.
“Anying lo pada.” ketiganya yang mendengar perkataan Billy langsung tertawa ngakak, menertawakan Billy.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR NATTA : The First & True Love
Teen Fiction[April 2020] Pahamilah perubahan sifatnya, layaknya cuaca yang mudah berubah-ubah. Sebab, dirinya pernah jatuh dan patah hati dalam kurun waktu yang bersamaan. - Dear Natta 2020 ☔