Party

3.6K 230 147
                                        

"Sayang" panggil Seungcheol.

Jeonghan yang lagi ngetik sesuatu di laptop langsung noleh.

"Apa?"

"Masih banyak nggak tugasnya?"

"Tinggal dikit sih, abis itu diedit terus udah. Kenapa?"

Grep.

Seungcheol meluk Jeonghan dari belakang terus mukanya ngusel-ngusel di cerukan leher Jeonghan.

"Laper ya?" tanya Jeonghan, tangan kirinya terulur keatas buat usak-usak rambut Seungcheol.

"Laper, pengen makan kamu" kata Seungcheol kemudian kecup-kecup tengkuk Jeonghan.

Jeonghan senyum.

"Nanti yaa.. Aku kelarin tugas dulu" jawab Jeonghan, tangannya elus-elus lengan Seungcheol yang melingkar diperutnya.

"Setengah jam kelar nggak?" tanya Seungcheol lagi. Dia sekarang lagi ngendus-ngendus bahu Jeonghan, entah apa motivasinya.

"Kelar kok... Asal, mas nggak gangguin"

"Sun dulu tapi..."

Jeonghan senyum terus noleh kesamping, dia ngasih kecupan di kedua pipi Seungcheol terus dikasih satu bonus dibibir.

"Dah, sana. Semakin kamu nggak gangguin, semakin cepet aku kelarin tugas"

Akhirnya Seungcheol dengan nggak rela lepasin pelukannya dipinggang Jeonghan, terus duduk anteng di belakang Jeonghan. Beneran duduk doang, nggak ngapa-ngapain. Dia cuma merhatiin Jeonghan yang lagi nugas dari belakang.

"Maka kami menyimpulkan..." Jeonghan ngetik sambil menggumam apa yang lagi diketik. Dia tuh sebenernya grogi karena tau Seungcheol lagi merhatiin dari belakang.

Padahal udah sering diliatin Seungcheol, tapi tetep aja malu. Kaya ada deg-degannya gitu loh.

Jeonghan noleh kebelakang setelah tugasnya kelar dan matiin laptopnya.

"Mas... Loh, tidur?" ternyata Seungcheol masih nungguin sampe ketiduran. Posisi tidurnya duduk, kepalanya ditaro diatas lipetan tangan yang bertumpu di lutut.

"Mas, Bangun dulu... Tidurnya yang bener.." Jeonghan guncang-guncang pelan bahu Seungcheol.

"Hnggg" Seungcheol ngangkat kepalanya terus noleh kiri kanan, tapi matanya masih merem. "Jam berapa sekarang yang?"

"Kamu baru tidur setengah jam kok, mau tidur lagi apa makan?"

"Laper..." kata Seungcheol sambil jalan keluar kamar, tapi matanya masih merem juga.

Jeonghan ngikutin di belakangnya.

"Cuci muka sama sikat gigi dulu ih"

"Hmmm" Seungcheol malah duduk terus kepalanya disenderin di meja makan.

Jeonghan liat itu geleng-geleng, terus buka kulkas. Liat apa yang kira-kira bisa dia masak, karena Jeonghan kan nggak jago masak. Bahkan Seungcheol aja lebih jago masak dibanding Jeonghan. Tapi gapapa... Nikah kan patokannya bukan cuma perempuan udah bisa masak apa belum.

"Telur dadar ya mas?" tanya Jeonghan sambil ngambil dua butir telur sama beberapa sosis.

Nggak ada jawaban, kayaknya Seungcheol tidur lagi.

Jeonghan mecahin telur, motong-motong sosis, sampe goreng telur sambil nyanyi-nyanyi kecil. Dia mah suaranya bagus, alus banget kaya sentuhan Seungcheol di malam itu.

Kan kata ibu, makanan bisa enak kalo masaknya dengan tulus dan bahagia, jadi telor dadar ini bakal enak karena Jeonghan masaknya dengan tulus dan bahagia sambil nyanyi-nyanyi.

L O V E (Seventeen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang