Jangan dibaca! 🔞

10.2K 280 94
                                    

"Nikah yuk?"

"Hah?!" Jeonghan kaget, sampe nggak jadi naro essencenya di rak.

"Kita udah pacaran lama, orang tua udah saling kenal, tetangga udah pada tau, nggak enak kalo jadi omongan" Seungcheol naro essence yang dari tadi di genggam Jeonghan, kemudian tangannya genggam kedua tangan Jeonghan. Dia sedikit nunduk untuk nyari tatap mata Jeonghan.

Jeonghannya hanya diem cukup lama, dia ngamatin muka Seungcheol terus narik nafas dalam-dalam.

"Mas, kita ini masih muda, masa depan kita masih panjang" Jeonghan tarik nafas lagi, kemudian ngasih senyum terbaiknya ke Seungcheol.

"Nikah itu bukan sesuatu yang gampang, buka sekedar meresmikan hubungan apa lagi menghindari omongan tetangga. Nikah itu tentang menyatukan banyak hal dari dua orang yang berbeda jadi satu."

"Jadi?"

"Jadi, sekarang udah malem, saatnya kita tidur dan besok bangun pagi untuk memulai hari dan mengejar cita-cita~" Jeonghan bangkit dari meja riasnya dengan riang, ninggalin Seungcheol yang masih duduk termangu di depan cermin. Sebenernya Jeonghan juga kaget dan deg-degan, tapi dia milih untuk nggak ambil pusing karena dia yakin sekarang belum saatnya.

"Aku tidur sini ya?" Seungcheol bangkit, ngikutin Jeonghan yang udah rebahan di kasur, terus sedetik kemudian lemparin badannya ke kasur ikutan tidur.

"Aduuhhh... Pelan-pelan dong! Nggak nyadar apa badan kamu segede apa" Jeonghan narik tangannya, kemudian elus-elus bagian lengan yang tadi ketimpa sama badan Seungcheol.

"Uluh uluhh~ mana sini yang sakit?" Dengan nada yang di buat-buat Seungcheol raih lengan Jeonghan terus di kecup bagian yang sakit. Modus aja kerja kau nak!

"Hungg~" Jeonghan ngerengek sambil perhatiin muka Seungcheol yang sekarang lagi kecupin tangan dia.

Tapi ya namanya juga Choi Seungcheol, sekarang jadi ngelunjak ciumin tangan kiri Jeonghan sampe ke bahu. Terus lama-lama jadi ke leher.

"Mass udahh" Jeonghan dorong kepala Seungcheol, suaranya sedikit kaya desahan.

"Heum?" Seungcheol masih betah sama aksi cium-cium bahu sama lehernya Jeonghan.

"Udah ih!" Jeonghan dorong kepalanya Seungcheol makin keras. Tapi tangannya di tahan sama tangan kiri Seungcheol, sekarang malah Seungcheol udah ada di atas badan dia.

"Kangen kamu han, boleh ya?" tanpa nunggu jawaban dari Jeonghan, Seungcheol langsung nunduk dan ciumin leher Jeonghan lagi, beberapa kali juga dia jilat bawah telinga Jeonghan. Jeonghannya gigit bibir nahan desahan, meskipun dia juga pengen, tapi dia masih berharap permainan mereka nggak sampai berlanjut.

Seungcheol malah semakin tertantang, dia  ciumin leher Jeonghan sampe le dada, kedua tangannya udah masuk ke balik kaos Jeonghan nyari mainan favoritnya. Kemudian begitu dia nemuin yang di cari, dia beralih nyium bibir Jeonghan sembari kedua tangannya pilin-pilin pelan nipple Jeonghan di balik kaos tanpa branya.

"Ahh" satu desahan akhirnya lolos dari mulut Jeonghan di sela ciuman mereka. Seungcheol jadi semakin intens mainin kedua tangannya di nipple Jeonghan.

"Sshhh mmhh" Jeonghan merem nikmatin permainan Seungcheol di dadanya, tangannya remes tangan Seungcheol minta dia melakukan lebih. Seungcheol dengan berani cubit-cubit nipple Jeonghan yang udah sangat keras, bikin Jeonghan jadi bergerak gelisah keenakan.

Jeonghan semakin panas, dia duduk, kemudian secepat kilat buka kaosnya sendiri, bikin Seungcheol terpesona beberapa detik begitu liat dada Jeonghan.

"Makin gede ya yang" Seungcheol raba pelan-pelan dada Jeonghan dari luar, terus semakin lama semakin ke tengah bikin Jeonghan merinding. Begitu sampe tengah, Seungcheol puterin kuku jarinya di pinggir nipple Jeonghan tanpa nyentuh nipplenya, Jeonghan jadi semakin terrangsang.

L O V E (Seventeen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang