Bohong part 2

3.3K 235 83
                                        

"Bang Seungcheooolll... Baanggg..."

Malam sudah makin larut, bau anyir dan gosong bercampur jadi satu. Tapi Huru-hara masih terus berlanjut, beberapa orang sudah tergeletak nggak sadar, tapi masih ada juga yang teriak-teriak 'hancurkan, lempar teros, mundur! mundur!' walaupun nggak sedikit juga yang teriak minta tolong.

Mingyu nangis.

Mingyu sudah kehilangan jejak semua teman-temannya. Tapi yang terus dia cari cuma Seungcheol, dia yakin semua temannya yang lain masih sempat menyelamatkan diri. Kecuali Seungcheol, ah dia bisa keluar dari kericuhan walaupun dengan merangkak aja rasanya udah syukur. Ya gimana enggak, belasan orang dewasa tanpa sengaja injak-injak badannya.

"Gyu!"

Saat Mingyu mau maju lebih dekat ke arah kerumunan Polisi, seseorang tiba-tiba narik dia. Dia dibawa mundur jauh, ke arah deretan pertokoan yang sudah tutup. Mingyu bingung, dia nggak tau siapa yang narik dia. Suara tangis yang dari dia tahan akhirnya mulai keluar juga.

Orang yang narik dia langsung kaget, orang itu sampe ngelepasin gitu aja pundak Mingyu yang dari tadi dia rangkul.

"Gyu! Lu nangis?"

"Lah! Bang Baekho?!"

"Iya lah! Lu kira siapa?"

"Bangsaaatt... Gua kira gua mau digebokin polisi"

"HAHAHAHA goblok lah, Tau gitu gua kerjain dulu tadi lu!"

"Bangke lu, temen lagi ketakutan malah mau dikerjain"

Mingyu bete, dia jadi jalan duluan di depan. Nggak tau kemana, pokoknya dia mau nyusurin gang sempit ini aja, soalnya ini satu-satunya jalan. Kalau balik arah artinya dia akan sampai di tempat huru-hara tadi, tempat dimana Seungcheol berada. Entah gimana keadaan dia.

Gang sempit ini belok ke arah kanan, ke arah belakang jajaran pertokoan yang tadi dia lewatin. Ternyata semua temen-temennya sudah ada disana, kecuali Seungcheol pastinya.

"Gyu, gapapa lu?" Soonyoung, sobat seperbucinannya yang pertama kali menyambut kedatangan Mingyu, dia langsung meluk Mingyu. Ada beberapa leban di muka dan tangan Soonyoung, jidatnya diplester, tangan kanannya juga diperban.

Temannya yang lain keadaannya nggak jauh beda, Aaron yang pelipisnya sudah ditempel kasa, dengan susah payah bantu pasang perban di telapak tangan Taehyung yang kulitnya mengelupas. JR paling parah, dari Mingyu dateng, anak itu cuma tiduran diatas papan kayu.

Kemudian Mingyu liat keadaan dirinya sendiri, bibirnya memang dari tadi kerasa perih, tapi nggak dia rasain banget. Ternyata jas almamaternya juga sobek lumayan panjang di bagian lengan, waktu jasnya dibuka, ternya sobekan itu sampai ke dalem. Lengannya tersayat lumayan panjang, untung lukanya nggak terlalu dalem.

Baekho dengan cekatan bantuin Mingyu bersihin lukanya pakai alkohol. Dari mana mereka bisa dapet kotak p3k secepet itu? Ah Mingyu nggak peduli, yang penting lukanya ditutup dulu, nanyanya nanti aja kalau udah beres.

"Gimana? Lukanya udah diobatin semua?"

Hanbin dateng, sekarang Mingyu tau dari mana mereka dapet kotak p3k tadi.

"Je, beneran nggak mau dibawa kesana aja? Biar diperiksa dokter dulu"

"Nggak, nggak wes. Aku gakpopo, cuma masih pusing sitik"

Hanbin cuma ngangguk, terus gantian nyamperin Taehyung.

"Iso mlaku pak? Ayo tak jak goleki Seungcheol, diewangi cah-cahku"

Taehyung ngangguk, dia jatuhin puntung rokoknya ke tanah kemudian diinjek pake sepatu.

"Aku melu, tak nyusul bar iki yo"

L O V E (Seventeen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang