Chapter 3

87 6 0
                                    

Sudah beberapa jam kamu bermain dengan Pangeran.


Kamu melihatnya berusaha tetap membuka mata kecilnya tapi selalu gagal. Kamu terkekeh geli, ketika melihatnya mengucek matanya lembut sebelum dia menguap dengan lucu.


Akhirnya dia langsung tertidur lelap setelah kamu meletakkannya di tempat tidur.


Salah satu pelayan masuk ke dalam kamar dan mengatakan kalau ibumu menunggu di pintu depan, karena sudah waktunya untuk pulang ke rumah.


Kamu bersorak dalam hati dan langsung berlari melewatinya untuk bertemu dengan ibumu dan sang Ratu di pintu depan.


Ratu memberikan ibumu pelukan yang panjang, seolah-olah akan menghilang kalau mereka saling melepaskan pelukan itu.


"Kunjungi kami lagi, okay?" Ratu bergurau dengan memukul bahu ibumu, yang dimana direspon dengan kekehan oleh ibumu "Telepon ya".


Ratu tersenyum, sebelum memberimu pelukan juga "Pastikan untuk mengunjungi kami lagi yah sayang? Aku punya perasaan kalau kookie mau ketemu kamu lagi".


Dengan segan kau mengangguk sebagai respon, dan setelah waktu berlalu, kau sudah berada di rumah, didalam kamarmu, tempat yang paling kau ingin berada saat itu.


Besoknya


Sekolah sudah selesai, dan disinilah kau sekarang, sedang berjalan keluar dari bangunan yang tinggi sambil mengobrol dengan teman sekelasmu.


Masih sibuk dengan percakapan kecilmu, kau tidak memperhatikan sosok kecil yang dengan gembira menapakkan kakinya keluar dari limosin, tiba-tiba mengagetkanmu saat lengan kecilnya memeluk kakimu.


Matamu melebar, menyadari kalau itu adalah si Pangeran muda.


Tentu saja profil keluarga kerajaan diketahui oleh seluruh Busan dan seterusnya, hal ini membuat teman sekelasmu manatap dengan takjub, dan bingung kenapa pangeran bisa muncul di tempat seperti ini.


Kamu memalingkan kepalamu dari bocah itu ke arah teman di sampingmu, membuat ekspresi yang berkata 'Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi'.


Sebelum kamu mengeluarkan satu katapun, tangan kecil itu memegang tanganmu dan menuntunmu ke arah limosin itu "Noona, ayo".


Sebuah tangan kecil memegang erat tali ranselmu, kamu menyaksikan pintu besar ke istana, terbuka, memperkenankan kamu masuk dengan bocah yang menuntunmu itu.


"Noona" dia memalingkan wajahnya padamu dan memberimu senyuman. Kamu juga mengakui kalau senyumannya sangat lucu.


Kau hanya mendengung sebagai balasan, masih penasaran dengan kenapa dia membawamu kesini.


Apa Ratu tahu aku ada disini?


Tentu saja dia tahu. Maksudnya, kalau tidak, dia tidak akan menyuruh para pria dengan jas hitam itu mengikuti dibelakang limosin, membuatnya lebih jelas kalau seorang VIP sedang di perjalanan.

Noona, I hate you! •Jeon Jungkook Royal AU • [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang